Historiografi tradisional mulai berkembang pada masa ...

 

Historiografi tradisional mulai berkembang pada masa

Historiografi tradisional mulai berkembang pada masa ...

 

a. Kolonial

b. Hindu-Budha sampai dengan Islam

c. Pendudukan Jepang

d. Penjajahan Belanda

e. Kemerdekaan

 

Jawaban: b. Hindu-Budha sampai dengan Islam

 

Historiografi tradisional mulai berkembang pada masa Hindu-Buddha dan terus berlanjut pada masa Islam. Pada periode ini, karya-karya sejarah telah dipengaruhi oleh pandangan keagamaan, kepercayaan, serta kepentingan politik dan budaya kerajaan-kerajaan yang berkuasa.

 

 

Pengertian Historiografi Tradisional

Secara umum, historiografi tradisional adalah bentuk penulisan sejarah yang berorientasi pada cerita atau kisah masa lalu yang disusun dengan gaya sastra dan tidak selalu berdasarkan fakta sejarah yang objektif. 


Penulis sejarah pada masa itu bukan hanya bertujuan mencatat kejadian masa lalu, tetapi juga untuk mengagungkan tokoh-tokoh raja, pahlawan, atau leluhur yang dianggap memiliki kekuatan spiritual dan karisma besar.

 

Historiografi tradisional tidak menggunakan metode penelitian sejarah seperti dalam historiografi modern. Unsur mitos, legenda, dan simbol keagamaan masih  terdapat dalam peristiwa sejarah, sehingga kebenaran sulit diverifikasi secara ilmiah. 


Namun demikian, karya-karya tersebut tetap penting karena menjadi sumber pengetahuan tentang kehidupan sosial, budaya, dan politik masyarakat pada masa itu.

 

 

Masa Perkembangan

Perkembangan historiografi tradisional di Indonesia dapat dilihat pada dua masa besar, yaitu:

 

a. Masa Hindu-Buddha

Pada masa ini, penulisan sejarah dilakukan oleh para pujangga kerajaan. Tujuannya yaitu untuk memuliakan raja dan kerajaan yang berkuasa. Bentuk karya sejarah berupa kakawin, prasasti, dan kitab sejarah.

Contoh terkenal dari masa ini antara lain:

  • Negarakertagama karya Mpu Prapanca, yang menceritakan kejayaan Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk.
  • Pararaton, yang berisi kisah raja-raja Singhasari dan Majapahit, termasuk legenda Ken Arok.
  • Berbagai prasasti seperti Prasasti Canggal dan Prasasti Kalasan yang berfungsi sebagai catatan resmi kerajaan.

 

b. Masa Islam

Ketika Islam mulai berkembang di Nusantara, tradisi penulisan sejarah juga mengalami perubahan. Penulisan menggunakan bahasa Melayu dan Arab Melayu, serta dipengaruhi oleh ajaran Islam. Karya sejarah dari masa ini disebut babad atau hikayat.

Contoh karya historiografi masa Islam:

  • Babad Tanah Jawi, yang menceritakan asal-usul raja-raja Jawa.
  • Sejarah Melayu, yang mengisahkan asal-usul dan kejayaan kerajaan-kerajaan Melayu.
  • Hikayat Raja-raja Pasai, yang menggambarkan awal masuknya Islam ke Nusantara.

 

 

Ciri-ciri Historiografi Tradisional

Beberapa ciri khas dari historiografi tradisional antara lain:

  • Subjektif: penulis memihak kepada penguasa atau tokoh yang ditulis.
  • Terdapat unsur mitos dan legenda: kisah sejarah disertai dengan hal-hal gaib atau mukjizat.
  • Berfungsi sebagai legitimasi kekuasaan: ditulis untuk memperkuat kedudukan raja atau kerajaan.
  • Bersifat religius dan moralistis: mengandung pesan-pesan keagamaan dan etika hidup.
  • Tidak kronologis secara ketat: urutan waktu tidak selalu jelas dan logis.

 

 

Nilai dan Fungsi Historiografi Tradisional

Meskipun tidak memenuhi standar sejarah ilmiah, historiografi tradisional memiliki nilai penting bagi bangsa Indonesia. Di antaranya:

  • Menjadi sumber informasi sejarah awal tentang kerajaan-kerajaan di Nusantara.
  • Mencerminkan pandangan hidup, kepercayaan, dan budaya masyarakat pada masa lampau.
  • Berfungsi sebagai media pendidikan moral dan spiritual bagi generasi penerus.
  • Menumbuhkan rasa kebanggaan dan identitas nasional melalui kisah kejayaan leluhur.

 

 

Historiografi tradisional Indonesia adalah warisan intelektual yang menggambarkan cara masyarakat masa lalu memahami dan menuliskan sejarah. Dari masa Hindu-Buddha hingga Islam, penulisan sejarah tradisional menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah lama memiliki kesadaran sejarah, meskipun dengan pendekatan yang berbeda dari historiografi modern.

 

Dengan demikian, historiografi tradisional mulai berkembang pada masa Hindu-Buddha sampai dengan Islam, karena pada masa itu masyarakat mulai mencatat dan menuliskan kisah-kisah sejarah kerajaan, tokoh, dan peristiwa penting yang terjadi di Nusantara.

LihatTutupKomentar