Urutan yang benar dalam tahapan 3R adalah ...
A.
rehat-rencana-refleksi
B.
rehat-refleksi-rencana
C.
refleksi-rencana-rehat
D.
rencana-refleksi-rehat
Jawaban: B. rehat-refleksi-rencana
Di
Indonesia, istilah 3R dipakai dalam metode refleksi pembelajaran, yakni
Rehat–Refleksi–Rencana. Tiga tahapan tersebut bukan hanya urutan kata,
melainkan sebuah alur yang menentukan kualitas proses belajar mengajar.
Jika dipahami lebih lanjut, beberapa guru masih mengabaikan aspek sederhana seperti rehat, lalu terburu-buru masuk ke tahap refleksi atau langsung menyusun rencana pembelajaran berikutnya.
Padahal, dalam berbagai penelitian pendidikan yang
dikemukakan oleh Kemendikbudristek dan laporan OECD Education, aspek jeda atau
break terbukti memengaruhi kualitas berpikir dan pengambilan keputusan.
Tahap Pertama: Rehat sebagai Pemulihan Energi
Proses
belajar tidak pernah netral dari kondisi tubuh dan psikis manusia. Tahap
pertama dalam siklus 3R adalah rehat, yakni memberi waktu jeda setelah kegiatan
belajar atau mengajar selesai dilakukan. Rehat bukan berhenti dari aktivitas,
melainkan sebuah upaya sadar untuk menenangkan pikiran, mengurangi ketegangan,
dan mengembalikan keseimbangan emosional.
Dalam riset
John Sweller mengenai Cognitive Load Theory, dijelaskan bahwa otak manusia
memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi. Jika terus dipaksa tanpa jeda,
maka informasi yang masuk akan sulit terproses dengan baik. Rehat berfungsi
menurunkan beban berpikir, sehingga memori kerja dapat “mengendapkan”
pengalaman belajar.
Ketika
pembelajaran, rehat bisa berupa hening selama beberapa menit, aktivitas ringan,
atau memberi kesempatan siswa istirahat sebelum berpindah ke tahap berikutnya.
Guru yang bijak memahami bahwa produktivitas bukan soal seberapa banyak materi
disampaikan, melainkan seberapa efektif murid memahami pengetahuan.
Tahap Kedua: Refleksi sebagai Proses Mengurai Makna
Setelah jeda
yang memulihkan energi, tahap berikutnya adalah refleksi. Proses berpikir
dilakukan dengan mengingat kembali apa yang telah terjadi, menganalisis
pengalaman, dan menemukan tujuan dari proses pembelajaran.
John Dewey,
filsuf pendidikan Amerika, pernah menegaskan bahwa “We do not learn from
experience... we learn from reflecting on experience.” Pernyataan tersebut
menegaskan bahwa pengalaman saja tidak cukup, refleksi harus dilakukan agar
pengalaman menjadi pengetahuan yang berguna.
Dalam
praktiknya, refleksi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti menulis
jurnal singkat, diskusi kelompok, atau pertanyaan terbuka dari guru yang
mengajak siswa melihat ulang proses belajar. Tahap ini juga penting bagi guru,
karena melakukan refleksi dapat menilai efektivitas strategi mengajar,
menimbang respon siswa, serta memperbaiki metode untuk pertemuan selanjutnya.
Tahap Ketiga: Rencana sebagai Langkah ke Depan
Tahap
terakhir adalah rencana. Rencana dalam hal ini tidak hanya daftar tugas,
melainkan langkah strategis berdasarkan hasil refleksi.
Misalnya,
seorang siswa yang menyadari kelemahan dalam memahami rumus matematika setelah
refleksi, akan merencanakan belajar tambahan atau berdiskusi dengan teman.
Sementara itu, guru yang menemukan bahwa metode pengajaran kurang efektif dapat
merencanakan penggunaan media pembelajaran interaktif pada pertemuan
selanjutnya.
Mengapa Urutannya Harus Rehat–Refleksi–Rencana ?
Misalnya,
jika refleksi dilakukan tanpa rehat, maka proses berpikir akan cenderung
terburu-buru dan dangkal. Jika rencana dibuat sebelum refleksi, maka rencana
bisa tidak sesuai dengan pengalaman belajar. Tiga hal ini saling terkait dalam
membentuk siklus belajar yang berkesinambungan.
Dalam
pandangan Kemendikbudristek, 3R merupakan bagian dari strategi guru untuk
menerapkan praktik Merdeka Belajar. Pendidikan tidak hanya tentang
menyelesaikan kurikulum, melainkan juga memberi guru dan murid untuk berhenti
sejenak, merenung, dan merancang langkah ke depan.
Dengan
demikian, jawaban yang tepat untuk urutan 3R adalah B. Rehat–Refleksi–Rencana.