Siklus perencanaan meliputi hal-hal di bawah ini kecuali ...
a.
identifikasi
b. refleksi
c. telusuri
d. benahi
Jawaban: c. telusuri
Konsep
perencanaan pendidikan mengacu pada serangkaian langkah yang disusun untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun
panjang. UNESCO dalam laporan Education for All Global Monitoring Report
menegaskan bahwa perencanaan pendidikan adalah mekanisme utama mengintegrasikan
kesenjangan antara kebijakan dan praktik pendidikan.
Siklus
perencanaan pendidikan pada umumnya terdiri dari beberapa tahap yang saling
terkait. Pertama adalah identifikasi, yakni proses menemukan dan merumuskan
masalah, kebutuhan, serta potensi pendidikan yang ada. Kedua adalah refleksi
untuk mengevaluasi kembali capaian sebelumnya, mengkaji kendala, serta
menyesuaikan kebijakan yang dijalankan. Ketiga adalah benahi, yaitu upaya
memperbaiki, menyesuaikan, dan merancang strategi yang lebih efektif agar
tujuan pendidikan dapat tercapai.
Memahami Tahapan Identifikasi, Refleksi, dan Benahi
Identifikasi: Menentukan Arah Perencanaan
Identifikasi
berfungsi sebagai acuan dari seluruh proses perencanaan. Data mengenai jumlah
peserta didik, kualitas guru, sarana dan prasarana, hingga tren kebutuhan
tenaga kerja menjadi basis analisis. Misalnya, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) setiap tahun melakukan
pemetaan melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Dari basis data pemerintah
dapat mengetahui daerah mana yang kekurangan guru, sekolah mana yang belum
terjangkau teknologi, serta bagaimana distribusi anggaran perlu diarahkan.
Refleksi: Mencermati Capaian dan Kesenjangan
Refleksi
menuntut keterbukaan terhadap realitas. Tahap ini melibatkan evaluasi kinerja
pendidikan, baik di tingkat sekolah maupun nasional. Laporan PISA (Programme
for International Student Assessment) yang dirilis oleh OECD telah dijadikan
contoh untuk merefleksikan kualitas pembelajaran di Indonesia. Hasil PISA juga
menunjukkan bahwa literasi membaca siswa Indonesia berada di peringkat 74 dari
79 negara. Sehingga menjadi bahan refleksi yang penting untuk memperkuat
kurikulum, metode pengajaran, serta pelatihan guru.
Benahi: Mengubah Strategi Menjadi Aksi
Setelah
identifikasi dan refleksi dilakukan, langkah berikutnya adalah memperbaiki atau
membenahi. Tahapan ini bukan hanya soal penyesuaian, melainkan menuntut
perubahan dalam kebijakan maupun praktik. Contohnya adalah lahirnya Kurikulum
Merdeka yang dicanangkan pada 2022. Kurikulum merdeka sebagai hasil pembenahan
dari refleksi panjang atas beban belajar yang terlalu padat, ketidaktepatan
materi, serta rendahnya kompetensi literasi dan numerasi siswa.
Mengapa “Telusuri” Tidak Termasuk dalam Siklus Perencanaan Pendidikan
Berbeda
dengan tiga tahapan di atas, istilah telusuri bukan bagian dari perencanaan
pendidikan yang baku. “Telusuri” lebih tepat dimaknai sebagai metode atau
teknik untuk mencari informasi, bukan bagian dari siklus perencanaan. Dalam
literatur akademik maupun praktik kebijakan, tidak ditemukan adanya tahap resmi
bernama telusuri dalam siklus perencanaan pendidikan.
Ketiadaan
istilah ini dalam kerangka formal menegaskan bahwa perencanaan pendidikan lebih
menekankan proses analisis (identifikasi), kontemplasi (refleksi), dan
rekonstruksi (benahi). Dengan kata lain, telusuri hanya bisa ditempatkan
sebagai bagian dari kegiatan pendukung, seperti penelusuran data atau
literatur, tetapi tidak termasuk bagian dari siklus tersebut.
Pentingnya Menjaga Ketepatan Terminologi
Kesalahan
dalam memahami istilah perencanaan pendidikan dapat menimbulkan dampak serius.
Pertama, kebingungan bisa mengaburkan arah kebijakan. Kedua, penggunaan istilah
yang tidak tepat dapat menimbulkan bias dalam proses evaluasi maupun penelitian
pendidikan. Ketiga, pengambil kebijakan maupun praktisi pendidikan bisa
terjebak dalam aktivitas yang tidak tepat.
Karena itu,
menjaga konsistensi istilah adalah hal mendasar. World Bank dalam laporan
Education Strategy menekankan pentingnya clarity in planning framework, yakni
kejelasan dalam kerangka perencanaan agar setiap pemangku kepentingan memahami
peran dan langkah yang harus dijalankan.
Siklus
perencanaan pendidikan merupakan rangkaian yang saling berkesinambungan,
dimulai dari identifikasi, berlanjut ke refleksi, lalu diakhiri dengan benahi
sebagai bentuk perbaikan. Ketiga tahap membentuk siklus yang terus berulang,
memungkinkan pendidikan untuk berkembang sesuai kebutuhan masyarakat dan
tuntutan zaman. Selain itu, istilah seperti telusuri bukan bagian dari siklus,
melainkan hanya aktivitas teknis yang mendukung pengumpulan informasi.
Dengan
memahami perbedaan ini, dunia pendidikan dapat bergerak lebih terarah,
kebijakan menjadi lebih akurat, dan tujuan besar pendidikan nasional yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dicapai secara lebih terukur.