Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam menyusun asesmen adalah . . . .
A.
Menentukan apa bukti-bukti yang dapat menunjukan pemahaman peserta didik
B.
Menentukan indikator pencapaian kompetensi
C.
Menentukan alat ukur yang tepat
D.
Menentukan lembar asesmen yang akan digunakan
Jawaban: B. Menentukan indikator pencapaian kompetensi
Tidak semua
orang tahu bahwa menyusun asesmen yang efektif bukan hanya membuat soal dan
menilainya. Di balik prosesnya, ada langkah sistematis yang harus dilalui agar
asesmen bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Sayangnya, ada pendidik atau
pembuat materi yang masih salah pada langkah awal. Sebagai pengajar langsung
terburu-buru membuat soal, padahal ada tahap mendasar yang menentukan seluruh
arah asesmen.
Mengapa Langkah menyusun asesmen Awal Begitu Penting ?
Asesmen pada
dasarnya adalah proses pengumpulan dan analisis data untuk memahami sejauh mana
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Data yang dihasilkan bisa
jadi tidak sesuai. Itulah mengapa langkah pertama dalam menyusun asesmen adalah
menentukan indikator pencapaian kompetensi.
Indikator
pencapaian kompetensi, yang disebut juga sebagai indikator pembelajaran, adalah
penanda yang menunjukkan bahwa peserta didik telah menguasai suatu kompetensi
dasar. Contohnya, jika kompetensi dasarnya adalah "Memahami konsep dasar
fisika," indikatornya bisa lebih spesifik, seperti "Menganalisis
hubungan antara gaya, massa, dan percepatan."
Perbandingan dengan Pilihan Jawaban Lain: Mengapa B. Adalah yang Paling Tepat?
Untuk
memahami mengapa Menentukan indikator pencapaian kompetensi adalah langkah
pertama yang paling tepat, berikut penjelasan pilihan jawaban lainnya.
A. Menentukan apa bukti-bukti yang dapat menunjukkan pemahaman peserta didik
Langkah ini
memang penting, tetapi posisinya datang setelah indikator ditetapkan. Bukti
adalah wujud dari indikator. Jika indikatornya adalah "Menganalisis
hubungan antara gaya, massa, dan percepatan," maka bukti yang bisa dicari
adalah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal tentang Hukum
Newton II atau membuat laporan hasil eksperimen. Tanpa indikator yang jelas,
pendidik akan kesulitan menentukan bukti apa yang sesuai dan valid. Jadi,
langkah A adalah kelanjutan logis dari langkah B.
C. Menentukan alat ukur yang tepat
Alat ukur,
seperti tes pilihan ganda, esai, atau penelitian, adalah instrumen untuk
mengumpulkan bukti. Menentukan alat ukur tanpa terlebih dahulu mengetahui apa
yang ingin diukur (indikator) adalah tindakan yang sia-sia. Misal ketika ingin
mengukur kedalaman air, tetapi yang Anda pegang adalah termometer. Alatnya
tidak sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu, menentukan alat ukur adalah
langkah yang datang setelah indikator dan jenis bukti telah ditetapkan.
D. Menentukan lembar asesmen yang akan digunakan
Lembar
asesmen adalah bentuk fisik dari alat ukur (misalnya, lembar soal, lembar
kerja, atau rubrik penilaian). Lembar asesmen adalah langkah teknis dan detail,
yang hanya bisa dilakukan setelah semua langkah sebelumnya tuntas. Lembar
asesmen adalah produk akhir dari serangkaian keputusan strategis yang dimulai
dari penentuan indikator. Tanpa indikator yang jelas, lembar asesmen yang
dibuat bisa jadi tidak terarah dan tidak mampu mengukur kompetensi yang
sebenarnya.
Singkatnya,
menentukan indikator pencapaian kompetensi bukan hanya formalitas, melainkan
langkah strategis yang sesuai validitas, reliabilitas, dan efektivitas seluruh
proses asesmen. Dengan memulai dari indikator, bisa memastikan bahwa setiap
soal, setiap tugas, dan setiap instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang
paling penting yaitu pemahaman dan penguasaan kompetensi peserta didik.