Di bawah ini yang bukan prinsip pola pikir bertumbuh adalah ...
a. Umpan
balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar
b.
Kecerdasan dan bakat bersifat tetap juga bawaan dari lahir
c. Setiap
orang mempunyai peta jalan yang berbeda
d. Adanya
kesalahan, kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi
Jawaban: b. Kecerdasan dan bakat bersifat tetap juga bawaan dari lahir
Pola pikir
bertumbuh atau growth mindset konsep yang dipopulerkan oleh psikolog dari
Universitas Stanford, Carol S. Dweck, menentang pandangan bahwa kecerdasan dan
bakat adalah sesuatu yang statis, bawaan sejak lahir, dan tidak dapat
diubah.
Dweck, dalam
bukunya yang terkenal, Mindset: The New Psychology of Success, memaparkan hasil
penelitian selama puluhan tahun yang menunjukkan bahwa pola pikir seseorang
memiliki dampak terhadap keberhasilan, ketahanan, dan kebahagiaan.
Seseorang
dengan pola pikir tetap meyakini bahwa kualitas dasar, seperti kecerdasan dan
bakat, adalah sifat yang tidak dapat diubah. Dengan melihat kegagalan sebagai
cerminan dari keterbatasan bawaan dan menghindari tantangan karena takut tidak
mampu.
Sehingga
pujian terhadap kecerdasan atau bakat sangatlah penting, karena menjadi
validasi atas identitas diri. Sebaliknya, kritik atau umpan balik yang
membangun dianggap sebagai serangan pribadi.
Prinsip-Prinsip yang Menggerakkan Pola Pikir Bertumbuh
Pola pikir
bertumbuh tidak hanya tentang memiliki optimisme. Tetapi sebuah kerangka
berpikir yang didasarkan pada keyakinan bahwa kemampuan dapat dikembangkan
melalui dedikasi dan kerja keras. Berikut adalah beberapa prinsip pola pikir
bertumbuh:
Umpan Balik yang Tepat Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam pola
pikir bertumbuh, umpan balik tidak dilihat sebagai kritik, melainkan sebagai
informasi untuk perbaikan. Seseorang yang memiliki pola pikir ini menyadari
bahwa umpan balik yang spesifik, konstruktif, dan berfokus pada proses (bukan
hasil) bisa memicu pengembangan diri.
Misalnya,
alih-alih mengatakan, "Kamu pintar sekali," seorang guru atau orang
tua akan lebih efektif dengan mengatakan, "Saya melihat kamu bekerja
sangat keras untuk menyelesaikan tugas. Strategi apa yang kamu gunakan?"
Pendekatan tersebut menggeser fokus dari validasi identitas ke apresiasi
terhadap usaha dan strategi.
Kesalahan adalah Kesempatan untuk Belajar
Salah satu
perbedaan antara kedua pola pikir ini terletak pada bagaimana memandang
kesalahan. Bagi seseorang dengan pola pikir tetap, kesalahan adalah bukti
ketidakmampuan, sehingga harus dihindari. Namun, dalam pola pikir bertumbuh,
kesalahan adalah bagian dari proses belajar.
Dweck
menyebutnya sebagai "jalur menuju penguasaan". Sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam Psychological Science pada tahun 2011 oleh Moser et al.
menggunakan EEG (electroencephalogram) untuk memantau aktivitas otak saat
peserta membuat kesalahan.
Hasilnya
menunjukkan bahwa seseorang dengan pola pikir bertumbuh menunjukkan respons
otak yang lebih kuat dan lebih aktif setelah membuat kesalahan, menandakan
bahwa secara sadar memproses informasi untuk perbaikan.
Setiap Orang Memiliki Peta Jalan yang Berbeda
Pola pikir
bertumbuh menolak gagasan "satu ukuran cocok untuk semua." Karena
setiap seseorang memiliki jalur pengembangan yang berbeda. Kecepatan belajar,
gaya, dan minat setiap orang berbeda.
Pola pikir
ini mendorong seseorang untuk fokus pada kemajuan diri, bukan membandingkan
dengan orang lain. Dengan demikian, persaingan tidak lagi dilihat sebagai
nol-sum game (di mana ada yang menang dan ada yang kalah), melainkan sebagai
kesempatan untuk saling belajar dan menginspirasi.
Mengapa Pola Pikir Tetap Menjadi Hambatan ?
Sebaliknya,
keyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap juga bawaan dari lahir
adalah prinsip dari pola pikir tetap, yang menjadi antitesis dari pola pikir
bertumbuh. Sehingga menjadi alasan mengapa seseorang cenderung menghindari
tantangan, menyerah dengan mudah, dan merasa terancam oleh keberhasilan orang
lain.
Penelitian
Dweck menunjukkan bahwa pola pikir tetap menyebabkan learned helplessness,
kondisi di mana seseorang merasa tidak berdaya dan menyerah dalam menghadapi
kesulitan. Dalam konteks pendidikan, hal ini dapat menyebabkan penurunan
motivasi belajar, penurunan nilai, dan kecenderungan untuk menyontek agar
terlihat kompeten.
Di dunia
kerja, pola pikir ini dapat menghambat inovasi dan kolaborasi, karena setiap
orang terlalu sibuk melindungi ego daripada mengambil risiko yang diperlukan
untuk pertumbuhan.
Pada akhirnya, pola pikir bertumbuh adalah pengakuan atas potensi tak terbatas yang ada di dalam diri seseorang. Menumbuhkan pola pikir bertumbuh bukan hanya mengubah cara berpikir, melainkan mengubah cara menjalani hidup.

