Yang bukan kaidah kebahasaan karya ilmiah yaitu ....
A. bahasa
lugas
B. kalimat
pasif
C. kata
konotasi
D. bahasa
reproduktif
E.
menggunakan kata impersonal
Jawaban: C. kata konotasi
Karya ilmiah
tidak hanya dinilai dari keakuratan data dan metodologi, tetapi juga dari
bagaimana pesan disampaikan dalam kaidah bahasa yang benar. Di sinilah muncul
pertanyaan penting yang memerlukan pemahaman cermat, yang bukan termasuk kaidah
kebahasaan karya ilmiah adalah....? Jawaban yang tepat untuk soal tersebut
adalah C. kata konotasi.
Namun
sebelum kita mengafirmasi jawaban tersebut, penting untuk memahami dalam kaidah
kebahasaan, struktur kebahasaan karya ilmiah, serta bagaimana pilihan jawaban
lain kurang tepat bila dipahami dengan cermat. Artikel ini akan menjelaskan
alasan kebahasaan, serta praktik mengenai kaidah kebahasaan dalam penulisan
ilmiah, dengan membandingkan setiap pilihan jawaban.
Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah
Karya ilmiah
ditulis dari struktur bahasa yang bersifat ketegasan dan objektif. Menurut
Badudu dan Kridalaksana, kaidah kebahasaan ilmiah memiliki karakteristik utama
sebagai berikut:
- Bahasa Lugas dan Denotatif – Menghindari majas dan interpretasi ganda.
- Menggunakan Kalimat Pasif – Untuk menunjukkan objek dan menghindari kesan subjektivitas pelaku.
- Kata Impersonal – Seperti “dapat disimpulkan”, “diperoleh data”, untuk menjaga jarak emosional dan opini pribadi.
- Bahasa Reproduktif – Mengedepankan penyampaian kembali informasi atau data dengan struktur yang jelas, tanpa improvisasi pribadi.
Kata
konotatif cenderung bersifat subjektif, mengandung nuansa emosional atau makna
lain di luar makna harfiah (denotatif). Misalnya, kata “dingin” dalam arti
denotatif berarti “rendah suhu”, namun dalam arti konotatif bisa berarti “tidak
ramah” atau “acuh”.
Menurut
Tarigan, penggunaan kata konotatif kurang tepat dalam penulisan karya ilmiah
karena dapat menimbulkan kerancuan dan bias penafsiran. Jadi tidak sesuai
dengan prinsip objektivitas dalam penulisan ilmiah.
Perbandingan Pilihan Jawaban Lain
Untuk
memperkuat argumentasi atas jawaban C. kata konotasi, mari kita bandingkan
dengan pilihan jawaban lain.
A. Bahasa Lugas
Bahasa lugas
adalah bentuk bahasa yang disampaikan secara langsung, tanpa kiasan atau
perumpamaan. Hal itu merupakan salah satu syarat utama dalam karya ilmiah
karena memberikan kejelasan makna. Seperti dijelaskan oleh Gorys Keraf, bahasa
ilmiah harus menghindari pemakaian idiom, metafora, atau bentuk gaya bahasa
yang ambigu. Maka, opsi ini termasuk dalam kaidah kebahasaan karya ilmiah.
B. Kalimat Pasif
Penggunaan
kalimat pasif bisa diadopsi dalam karya ilmiah untuk memfokuskan perhatian pada
tindakan atau hasil, bukan pelaku. Kalimat seperti “Penelitian dilakukan untuk
mengetahui...” lebih netral dibanding “Saya meneliti untuk mengetahui...”.
Menurut Eriyanto, kalimat pasif menyamarkan subjek sehingga memperkuat
objektivitas. Oleh karena itu, opsi ini valid dan termasuk dalam kaidah
kebahasaan ilmiah.
D. Bahasa Reproduktif
Bahasa
reproduktif mengacu pada cara penulis mereproduksi pengetahuan yang telah ada
dalam bentuk sistematis, netral, dan runtut. Penulis tidak “berkreasi” secara
bebas, melainkan menyusun data, teori, dan temuan ilmiah dalam struktur yang
logis dan terikat kaidah akademik. Karena bahasa reproduktif sebagai ciri khas
kebahasaan ilmiah .
E. Menggunakan Kata Impersonal
Kata
impersonal adalah ciri kebahasaan yang menghapus identitas pribadi penulis dari
struktur kalimat. Hal ini penting untuk mempertahankan netralitas dan
menghindari bias pribadi. Kata-kata seperti “diperoleh”, “ditemukan”, atau
“dilakukan” mencerminkan keberjarakan emosional yang dianjurkan dalam penulisan
akademik. Maka jawaban ini sepenuhnya tepat sebagai kaidah kebahasaan ilmiah.
Dengan
demikian, penggunaan kata konotasi tidak hanya tidak dianjurkan, tetapi juga
bertentangan secara mendasar dengan prinsip kebahasaan karya ilmiah. Penggunaan
konotasi tidak hanya berisiko dari sisi kebahasaan, tetapi juga dari sisi etika
ilmiah, karena dapat memanipulasi persepsi pembaca terhadap data yang
disajikan.
Jawaban C.
kata konotasi sebagai yang bukan termasuk kaidah kebahasaan karya ilmiah, tidak
hanya tepat dari sudut pandang kebahasaan, tetapi juga dari sudut pandang
etika, akademik, dan komunikasi ilmiah. Memahami ini tidak hanya membantu
menjawab soal dengan benar, tapi juga membangun kesadaran tentang pentingnya
berbahasa dengan bertanggung jawab dalam penulisan karya ilmiah.