Kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah

 

Kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah

Kata tanya yang digunakan dalam perumusan masalah karya ilmiah yaitu ...

 

A. siapa, kapan

B. siapa, dimana

C. apa, bagaimana

D. kapan, bagaimana

E. mengapa, bagaimana

 

Jawaban: E. mengapa, bagaimana

 

Penyusunan karya ilmiah bukan hanya aktivitas menulis, tetapi merupakan proses sistematis yang bermula dari pengamatan kritis terhadap sebuah fenomena, dilanjutkan dengan perumusan masalah yang menjadi dasar arah penelitian. Dan itulah pentingnya pemilihan kata tanya yang tepat. Kata tanya bukan hanya simbol bahasa, tetapi mampu menggiring cara berpikir ilmiah dan keluasan interpretasi.

 

Di antara berbagai kata tanya dalam bahasa Indonesia yaitu apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, tidak semua bisa digunakan dalam konteks perumusan masalah ilmiah. Dalam praktik penelitian dan metodologis, dua kata tanya yang dijadikan panduan utama adalah mengapa dan bagaimana. Jawaban yang tepat adalah E. mengapa, bagaimana.

 

Perumusan Masalah dalam Konteks Ilmiah

Seperti yang dijelaskan dalam Creswell dan Sugiyono, suatu masalah penelitian seharusnya tidak hanya menanyakan apa yang terjadi, melainkan juga mengapa hal itu terjadi dan bagaimana proses, dampak, atau solusinya dapat dijelaskan. Oleh karena itu, fokus bukan hanya identifikasi fakta, tetapi penalaran terhadap sebab-akibat dan mekanisme yang melatarbelakangi.

 

Misalnya, dalam sebuah karya ilmiah yang meneliti penurunan minat baca siswa sekolah dasar, pertanyaan yang sesuai adalah:

 

Mengapa minat baca siswa mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir ?

Bagaimana strategi berbasis teknologi dapat meningkatkan minat baca para siswa ?

 

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mencerminkan pendekatan ilmiah yang mendalam, bukan hanya mendeskripsikan gejala, tetapi juga mencari penyebab dan kemungkinan solusi.

 

 

Perbandingan Pilihan Jawaban Lain:

Untuk memahami mengapa pilihan E yang paling tepat, berikut perbandingan pilihan jawaban yang diberikan:

 

A. siapa, kapan

Kedua kata tanya ini cenderung digunakan dalam konteks deskriptif, bukan analitis. Siapa hanya menunjuk pada subjek, dan kapan pada waktu terjadinya peristiwa. Keduanya penting dalam laporan kejadian atau studi sejarah, namun tidak menjelaskan permasalahan ilmiah.

 

B. siapa, di mana

Sama halnya, siapa dan di mana hanya menjawab “pelaku” dan “lokasi”, yang penting dalam deskripsi awal, tetapi tidak cukup kuat untuk digunakan dalam rumusan masalah. Misalnya, menanyakan “Siapa pelaku utama deforestasi di Kalimantan?” atau “Di mana konflik lahan terjadi?” tidak memberi arah analisis terhadap sebab dan akibat.

 

C. apa, bagaimana

Ini adalah kombinasi yang ditemukan dalam penelitian awal, terutama dalam studi eksploratif. Apa menanyakan definisi atau fenomena, sedangkan bagaimana mulai memasuki ranah proses. Namun, tanpa pertanyaan mengapa, studi menjadi lemah dalam aspek analisis sebab-akibat. Penelitian yang hanya menjawab “apa itu hoaks?” dan “bagaimana hoaks menyebar?” belum sampai sosial dan psikologis penyebab penyebaran hoaks.

 

D. kapan, bagaimana

Ini juga kurang sesuai. Kapan berkaitan dengan (waktu), yang memang penting dalam studi longitudinal, tetapi tidak dapat mengetahui sebab-musabab atau alasan dari suatu gejala. Kombinasi ini lebih cocok untuk kronologi atau studi sejarah, bukan untuk perumusan masalah ilmiah yang bersifat analitis.

 

 

Mengapa dan Bagaimana ?

Kedua kata tanya ini memiliki bobot epistemologis dalam ranah penelitian. Mengapa mengarah pada pencarian kausalitas sebuah komponen dalam penelitian eksplanatori maupun interpretatif. Sementara bagaimana membuka ruang untuk analisis proses, mekanisme, dinamika sosial, dan konsekuensi. Keduanya tidak hanya membantu peneliti menentukan arah kajian, tetapi juga menunjukkan keseriusan akademik dalam menjawab persoalan.

 

Dalam publikasi Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches oleh John W. Creswell, disebutkan bahwa rumusan masalah yang baik setidaknya harus mengandung logical flow dari alasan (mengapa), proses (bagaimana), dan dampak. Tanpa “mengapa” dan “bagaimana”.

 

 

Kualitas pertanyaan menentukan kualitas jawaban. Dalam perumusan masalah karya ilmiah, kata tanya yang digunakan bukan sembarang kata, melainkan mengapa dan bagaimana.

 

Maka pilihan yang paling tepat dan dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis adalah E. mengapa, bagaimana. ​

LihatTutupKomentar