Gak sedikit
orang yang udah punya pekerjaan tetap tapi masih mau bikin usaha sampingan di
rumah. Biasanya orang yang seperti ini punya salah satu dari dua alasan ini
untuk buka usaha sampingan:
- Pengin pemasukan tambahan karena
gaji pekerjaan utama kurang
- Menyalurkan hobi atau passion
yang gak tersalurkan di pekerjaan utama
Misalnya
udah kerja sebagai account executive di sebuah kantor besar. Tapi karena hobi
masak, akhirnya buka warung kecil-kecilan. Atau udah lama bekerja sampai
menjadi kepala bagian perusahaan. Namun tetap nyambi jualan barang-barang
kebutuhan. Usaha sampingan ini sangat bagus dilakukan entah untuk menyalurkan
hobi atau menambah pemasukan. Siapa tahu malah hasil dari usaha sampingan ini
melebihi gaji dari pekerjaan utama?
Tapi, jangan
sampai hanya mikir enaknya. Ada risiko yang harus dihadapi biar usaha
sampinganmu gak gampang bangkrut. Atau malah usaha sampingan itu justru bikin
bangkrut total. Jika memang berniat bikin usaha sampingan, sebaiknya kita
hindari kebiasaan buruk yang bisa bikin bangkrut berikut ini:
1. Malas
Mungkin saat
akan memulai usaha semangatnya menggebu-gebu ala pejuang tahun ’45. Tapi begitu
udah jalan, semangat melorot. Akhirnya malah malas-malasan. Niat bikin usaha
sampingan ini harus datang dari hati, bukan hanya iseng-iseng. Kecuali kita
buka usaha ini tanpa modal sedikit pun alias gratis. Buka usaha perlu biaya,
kan?
2. Curang
Usaha sih
usaha. Tapi kalau dilakukan dengan curang itu sama saja mengundang bencana.
Misalnya buka warung bakso, ya harus pakai daging sapi asli, bukan oplosan.
Intinya, terbuka saja dalam berbisnis. Soalnya, sekali ketahuan curang oleh
pelanggan, udah. Gulung tikar, gerobaknya sekalian.
3. Malu
Ada lho, orang yang punya usaha tapi malu-malu. Malu berpromosi salah satunya. Kalau malu, berarti gak siap maju. Sebisa mungkin hindari perasaan malu, sungkan, semuanya yang menghalangi kemajuan. Gak apa-apa kasih pengumuman ke temen, kerabat, atau siapa pun yang ditemui di jalan bahwa kita punya usaha.
Asal gak
tiap jam disuruh mampir dan beli barang yang kita jual aja, ya. Malah bisa
kabur mereka. Usaha sampingan itu fleksibel kok, asal kamu bisa membagi waktu
dong ya
4. Menutup Diri
Usaha dan
inovasi harus berjalan berdampingan. Meski ini usaha sampingan, bukan berarti
inovasi gak jalan. Sebaiknya kita membuka diri terhadap perkembangan zaman,
bukan malah menutup rapat-rapat. Sifat terbuka ini akan membawa kita ke arah
positif dalam berinovasi. Jika produk yang dijual gitu-gitu aja, alamat
pelanggan bakal bosan.
5. Cepat Puas
Berpuas diri itu harus. Tapi jangan sampai cepat puas. Begitu tahu hasil usaha sampingan melebihi gaji pekerjaan tetap, langsung memutuskan banting setir. Itu wow sekali. Ada baiknya kita lihat dulu, apa hasil usaha sampingan itu stabil. Bisa saja pada bulan ini hasilnya gede, tapi pada bulan berikutnya ambruk.
Kecuali
memang niatnya mau jadi wiraswasta. Sebab dengan kerja sambil nyambi, otomatis
fokus akan terbagi. Bukan tidak mungkin hasil dari keduanya malah gak maksimal
karena kita gak mampu membagi konsentrasi.
6. Gak Teratur
Jika sudah punya usaha sendiri, sebaiknya hasil usaha itu diatur. Duit untuk usaha dipisahkan dengan duit pribadi. Ini untuk mencegah duit pribadi kepakai untuk usaha secara gak sengaja. Iya kalau usahanya sukses. Kalau bangkrut? Duit pribadi jadi ke laut.
Bikin usaha sampingan adalah gagasan yang bagus di tengah
semakin beratnya tuntutan zaman. Gak hanya untuk memuaskan kesenangan, tapi
juga untuk menambah pemasukan. Ide bisnis bisa datang dari mana saja asal jeli
memanfaatkan peluang
Apalagi modal untuk bikin usaha dari pemerintah makin gampang didapat. Contohnya lewat kredit usaha mikro, kecil, dan menengah. Pinjaman usaha biasa dari bank juga banyak.
Tinggal ditambah tabungan sendiri, bisa jalan deh itu usaha. Tapi ingat, hutang itu harus dilunasi, ya. Jadi, pastikan rencana usaha itu matang biar gak gagal bayar utang.

