Gak Punya Dana Darurat? Siap-siap deh Utang Menumpuk



 

 

Dana darurat kerap terabaikan dalam pengelolaan keuangan, padahal keberadaannya sangatlah penting, terutama bagi yang sudah berkeluarga.

 

Contohnya, ketika perusahaan tempat kita bekerja tiba-tiba menghadapi masalah keuangan yang serius. Dampaknya, perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap banyak karyawan.

 

Apesnya, kita termasuk dalam daftar karyawan yang di-PHK. Kejadian yang tidak terduga ini pasti akan membuat keuangan kita menjadi kacau.

 

Biasanya kita mendapatkan penghasilan secara teratur, tetapi sekarang tidak lagi. Selain itu, uang pesangon yang diterima pun tidak seberapa karena masa kerja kita belum terlalu lama.

 

Saat seperti ini, dana darurat sangatlah berguna. Dengan dana tersebut, kita dapat bertahan hidup lebih lama dan kemudian mencari pekerjaan baru.

 

Tanpa adanya dana darurat, kemungkinan besar kita akan menghadapi masalah besar berikutnya: utang. Sebenarnya, utang bukanlah masalah yang besar.

 

Tetapi masalah ini akan berubah menjadi masalah jika pondasi keuangan kita tidak kokoh ketika memutuskan untuk berutang. Orang yang sedang menganggur tentunya memiliki pondasi keuangan yang sangat lemah.

 

Dari mana kita akan mencicil utang jika tidak ada penghasilan? Kita dapat mengandalkan uang pesangon dan tabungan untuk sementara waktu, tetapi sampai kapan?

 

Hal ini juga berlaku untuk kasus-kasus lain, seperti mengalami penyakit parah yang membutuhkan biaya besar. Ya, asuransi dapat menutupi biaya pengobatan, jika kita memiliki asuransi.

 

Tetapi kondisi sakit tersebut masih akan mengganggu kemampuan kita untuk mencari nafkah. Akhirnya, kondisi keuangan kita akan terganggu.

 

Bukan hanya dalam situasi musibah, dana darurat juga sangat berguna. Seperti yang kita tahu, biaya pendidikan terus meningkat setiap tahunnya.

 

Meskipun kita sudah menghitung biaya pendidikan anak di masa depan, bisa saja dana yang disiapkan masih kurang. Nah, disinilah dana darurat dapat membantu.

 

Dana darurat juga penting untuk kesehatan psikologis kita. Dengan memiliki dana cadangan, kita dapat merasa lebih tenang dan santai dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

 

Perlu diingat bahwa besarnya dana darurat berbeda-beda untuk setiap individu, tergantung pada kondisi keuangan dan kebutuhan masing-masing. Sebaiknya, sisihkan setidaknya 10 persen dari gaji per bulan untuk dana darurat.

 

Idealnya, seorang lajang sebaiknya memiliki dana darurat setara dengan 4 kali gaji, sedangkan yang sudah menikah sebaiknya memiliki dana darurat setara dengan 8 kali gaji. Jika sudah memiliki anak, sebaiknya memiliki dana darurat setara dengan 10 kali gaji.

 

Angka tersebut menunjukkan perkiraan berapa bulan kita dan keluarga dapat bertahan hidup menggunakan dana darurat tersebut. Selain itu, disarankan agar dana darurat tidak hanya disimpan di bawah kasur, tetapi juga diinvestasikan atau disimpan dalam bentuk yang dapat dicairkan dengan mudah.

 

Jangan sampai dana darurat kita menjadi tidak berguna karena tidak dapat diakses dengan cepat saat dibutuhkan. Sebagai langkah awal, segera siapkan dana darurat sebelum keadaan darurat datang.

LihatTutupKomentar