hidup bagai akar lanjutkan peribahasa tersebut ...

 


hidup bagai akar ...

lanjutkan peribahasa tersebut

 

Jawaban: Benalu

 

Peribahasa “hidup bagai akar benalu” secara harfiah menggambarkan akar dari tumbuhan benalu, yakni tumbuhan parasit yang hidup menempel pada pohon lain. Benalu tidak dapat hidup mandiri, namun menyerap air dan sari makanan dari pohon inang yang ditumpanginya. Akibatnya, pohon inang menjadi lemah bahkan bisa mati karena nutrisi yang seharusnya menjadi miliknya diambil oleh benalu.

 

Secara maknawi, peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang hidupnya selalu bergantung pada orang lain dan tidak mau berusaha sendiri. Orang seperti ini hanya mengandalkan tenaga, kerja keras, atau harta orang lain tanpa memberikan kontribusi berarti. Orang seperti itu tidak berupaya untuk mandiri, bahkan kadang merugikan pihak yang menopang kehidupannya.

 

 

Cerminan Perilaku dalam Kehidupan Sehari-hari

Perilaku yang diibaratkan sebagai akar benalu dapat kita temui dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya:

  • Dalam keluarga, seseorang yang sudah dewasa tetapi terus bergantung secara ekonomi kepada orang tua tanpa berusaha mencari pekerjaan dapat dianggap seperti benalu.
  • Dalam dunia kerja, ada karyawan yang tidak produktif namun menikmati hasil kerja rekan-rekannya.
  • Dalam masyarakat, orang yang hanya menerima bantuan sosial tanpa pernah berinisiatif untuk memperbaiki nasibnya juga mencerminkan sifat benalu.

 

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bagaimana sikap ketergantungan yang berlebihan bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga membebani pihak lain.

 

 

Nilai Moral yang Terkandung

Peribahasa “hidup bagai akar benalu” mengandung pesan moral, Di antaranya:

  • Ajakan untuk mandiri: Setiap seseorang hendaknya berusaha memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak hanya mengandalkan bantuan orang lain.
  • Tanggung jawab terhadap diri sendiri: Kemandirian adalah bentuk tanggung jawab terhadap hidup yang dijalani.
  • Menghargai kerja keras orang lain: Mengambil hasil kerja orang lain tanpa kontribusi nyata menunjukkan sikap tidak menghargai usaha orang tersebut.
  • Menumbuhkan semangat berjuang: Hidup mandiri menuntut kerja keras dan ketekunan, yang pada akhirnya akan membentuk karakter yang kuat.

 

 

Relevansi Peribahasa di Era Modern

Meski berasal dari kearifan masa lampau, makna peribahasa “hidup bagai akar benalu” tetap berlaku di era modern saat ini. Di tengah kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi, sikap bergantung sepenuhnya pada orang lain bisa menjadi penghambat kemajuan diri.

 

Sebaliknya, seseorang yang mau belajar, berinovasi, dan berusaha keluar dari zona nyaman akan memiliki daya saing yang tinggi. Dalam konteks ini, peribahasa tersebut berfungsi sebagai peringatan moral agar kita tidak hidup dengan cara yang pasif dan merugikan orang lain.

 

 

Peribahasa “hidup bagai akar benalu” bukan sekadar ungkapan kiasan, tetapi sebuah nasihat yang mengajarkan pentingnya kemandirian, tanggung jawab, dan kerja keras dalam hidup. Dengan mengingatkan kita agar tidak menjadi beban bagi orang lain dan tidak hidup hanya dengan menumpang dari hasil kerja pihak lain.

 

Seperti pohon yang tumbuh subur karena berdiri di atas akarnya sendiri, manusia pun akan tumbuh kuat dan bermakna jika mau berjuang atas usahanya sendiri. Oleh karena itu, mari kita jadikan peribahasa ini sebagai refleksi untuk selalu berupaya mandiri dan berkontribusi bagi kehidupan, bukan menjadi “akar benalu” yang bergantung tanpa memberi arti.

 

LihatTutupKomentar