Sejarah sebagai ilmu karena memiliki ciri-ciri berikut kecuali ...
a. Tujuan
b. Metode
c. Subjektif
d.
Sistematis
e. Rasional
Jawaban: c. Subjektif
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan manusia di masa lalu dengan segala dinamika, perubahan, dan keberlanjutan hingga membentuk peradaban masa kini. Sebagai ilmu, sejarah tidak bisa dipandang kumpulan cerita masa lalu, melainkan hasil penelitian yang dilakukan dengan kaidah ilmiah.
Oleh
sebab itu, sejarah memiliki ciri-ciri sebagaimana ilmu pengetahuan pada
umumnya, yaitu memiliki tujuan, metode, penyusunan yang sistematis, dan
pemikiran rasional. Namun, ada satu hal yang bukan ciri sejarah sebagai ilmu,
yaitu sifat subjektif.
Sejarah Memiliki Tujuan
Setiap
penelitian sejarah dilakukan dengan tujuan yang jelas. Tujuan tersebut antara
lain untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu, memberikan pemahaman tentang
perkembangan masyarakat, serta menjadi sumber pelajaran bagi generasi penerus.
Tanpa tujuan yang jelas, penulisan sejarah hanya akan menjadi cerita naratif
tanpa arah.
Sejarah Memiliki Metode
Sebagai
ilmu, sejarah tidak lepas dari metode penelitian. Metode sejarah mencakup
langkah-langkah ilmiah, yaitu:
- Heuristik, pengumpulan sumber sejarah.
- Kritik sumber, pengujian keaslian dan kebenaran sumber.
- Interpretasi, penafsiran terhadap fakta sejarah.
- Historiografi, penulisan sejarah berdasarkan analisis ilmiah.
Metode
tersebut menjadi bukti bahwa sejarah dibuktikan secara ilmiah, bukan imajinasi
atau mitos.
Sejarah Bersifat Sistematis
Ilmu sejarah
disusun secara runtut dan logis. Fakta sejarah tidak bisa ditulis secara acak,
melainkan harus mengikuti alur kronologis maupun kausalitas (sebab-akibat). Hal
ini menjadikan sejarah lebih mudah dipahami dan dipelajari. Dengan sifat
sistematis, sejarah bisa menjelaskan mengapa sebuah peristiwa terjadi dan apa
dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Sejarah Bersifat Rasional
Pemikiran
rasional dalam sejarah berarti setiap analisis harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis. Sejarah tidak boleh bersifat takhayul atau
penafsiran yang tidak masuk akal. Misalnya, terjadinya perang atau keruntuhan
suatu kerajaan harus dijelaskan melalui sebab-sebab sosial, politik, ekonomi,
atau budaya, bukan dikaitkan dengan kekuatan gaib.
Subjektif Bukan Ciri Ilmu Sejarah
Sifat
subjektif justru menjadi kelemahan dalam penulisan sejarah. Subjektivitas
terjadi ketika seorang sejarawan memasukkan pandangan pribadi, keberpihakan
politik, atau pengaruh ideologi tertentu dalam tulisannya. Hal ini dapat
merusak objektivitas sejarah sebagai ilmu.
Oleh karena
itu, ciri subjektif tidak termasuk dalam karakter sejarah sebagai ilmu. Sejarah
yang benar haruslah objektif, berdasarkan fakta, dan ditulis dengan metode
ilmiah.
Perbandingan dengan Pilihan Jawaban Lain
- Tujuan: termasuk ciri sejarah sebagai ilmu.
- Metode: bagian dari kerja ilmiah dalam sejarah.
- Sistematis: ciri penting agar sejarah runtut dan dapat dipahami.
- Rasional: menunjukkan sejarah menggunakan logika, bukan takhayul.
- Subjektif: bukan ciri sejarah sebagai ilmu, karena sejarah harus objektif.
Sejarah
sebagai ilmu ditandai oleh adanya tujuan, metode, sistematis, dan rasionalitas.
Sebaliknya, subjektif bukan ciri sejarah sebagai ilmu karena dapat menimbulkan
bias dan mengaburkan kebenaran. Oleh sebab itu, jawaban dari pertanyaan
“Sejarah sebagai ilmu karena memiliki ciri-ciri berikut kecuali ...” adalah c.
Subjektif
FAQ: Sejarah sebagai Ilmu
1. Mengapa sejarah disebut sebagai ilmu?
Karena
sejarah memiliki ciri-ciri ilmu pengetahuan, yakni memiliki tujuan yang jelas,
metode penelitian, bersifat sistematis, serta rasional dalam menjelaskan
peristiwa masa lalu.
2. Apa tujuan utama mempelajari sejarah sebagai ilmu?
Untuk
merekonstruksi peristiwa masa lalu secara ilmiah, memberikan pemahaman tentang
perkembangan kehidupan manusia, serta menjadi pelajaran bagi generasi
berikutnya.
3. Apa saja metode dalam penelitian sejarah?
Metode sejarah terdiri atas empat tahap:
- Heuristik (pengumpulan sumber),
- Kritik sumber (pengujian keaslian),
- Interpretasi (penafsiran makna),
- Historiografi (penulisan sejarah).
4. Mengapa sejarah harus disusun secara sistematis?
Agar
peristiwa dapat dipahami secara runtut, jelas, dan logis, baik berdasarkan
urutan waktu (kronologi) maupun hubungan sebab-akibat.
5. Apa maksud sejarah bersifat rasional?
Artinya,
penjelasan sejarah harus masuk akal, berdasarkan fakta dan analisis logis,
bukan takhayul atau mitos.
6. Mengapa subjektif tidak termasuk ciri sejarah sebagai ilmu?
Karena
subjektif berarti dipengaruhi oleh pendapat atau keberpihakan penulis. Ilmu
sejarah justru harus objektif, berdasarkan fakta dan bukti yang valid.
7. Apa kelemahan sejarah jika ditulis secara subjektif?
Sejarah bisa
bias, tidak akurat, dan cenderung memihak sehingga mengaburkan kebenaran.

