Seorang pendidik akan melaksanakan satu kegiatan pembelajaran di kelas. ia mendapati bahwa murid-murid di kelas belum pernah mendapatkan satu materi yang ingin diajarkan. apa yang perlu ia sampaikan kepada para murid di awal pembelajaran?
A. Ia dapat
menyampaikan bahwa materi ini susah maka perlu belajar konsisten
B. Ia dapat
menyampaikan bahwa materi ini membutuhkan praktek yang banyak, sehingga
murid-murid harus menguasai semua perangkat dala laboratorium sebelum kelas
dimulai.
C. Ia dapat
menjelaskan secara umum materi yang ingin diajarkan, memantik pengetahuan murid
terhadap materi tersebut, bagaimana ini bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan
tujuan pembelajaran yang diharapkan
D. Ia dapat
langsung menjelaskan dan memberi soal terkait materi tersebut sehingga murid
terbiasa.
Jawaban: C. Ia dapat menjelaskan secara umum materi yang ingin diajarkan, memantik pengetahuan murid terhadap materi tersebut, bagaimana ini bermakna dala kehidupan sehari-hari dan tujuan pembelajaran yang diharapkan
Ketika
seorang pendidik memasuki kelas dengan membawa materi yang sepenuhnya baru bagi
para murid, ia dihadapkan pada langkah awal yang menentukan. Langkah awal bukan
hanya menentukan arah pemahaman siswa, tetapi juga memengaruhi keterlibatan
emosional, rasa ingin tahu, serta kesiapan mental untuk mengikuti proses
pembelajaran. Dalam pendidikan modern, tahapan ini dikenal sebagai apersepsi
atau orientation stage, yang bertujuan menghubungkan pengetahuan awal siswa
dengan materi yang akan dipelajari.
Dari pertanyaan diatas, pilihan yang paling tepat adalah C. “Ia dapat menjelaskan secara umum materi yang ingin diajarkan, memantik pengetahuan murid terhadap materi tersebut, bagaimana ini bermakna dalam kehidupan sehari-hari, dan tujuan pembelajaran yang diharapkan.”
Mengapa
demikian ? berikut perbandingan pilihan jawaban lainnya.
Mengapa Pilihan C Paling Tepat
Pendekatan
ini sejalan dengan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menekankan bahwa awal pembelajaran harus
mencakup pengondisian siswa, pemberian motivasi, dan penyampaian tujuan
pembelajaran. Guru tidak cukup hanya menyampaikan isi materi, melainkan perlu
menunjukkan relevansi materi dengan kehidupan nyata.
Dalam hal ini, guru:
- Memberi gambaran umum: membantu siswa memahami materi sebelum masuk ke detail.
- Memantik pengetahuan awal: meskipun belum pernah belajar topik ini, murid sering memiliki pengalaman atau pengamatan yang bisa dikaitkan.
- Menunjukkan makna: relevansi membuat siswa merasa bahwa pembelajaran bukan kewajiban, melainkan kebutuhan.
- Menyampaikan tujuan: agar siswa tahu arah capaian, seperti yang ditegaskan oleh Robert M. Gagné dalam teori Nine Events of Instruction.
Perbandingan dengan Pilihan Jawaban Lain
A. “Materi ini susah maka perlu belajar konsisten.”
Meski
motivasi penting, pendekatan ini berisiko memberi sugesti negatif di awal.
Menurut riset psikologi pendidikan oleh Carol Dweck (2015), label “susah” di
awal dapat mengurangi rasa percaya diri siswa, terutama yang memiliki fixed
mindset. Strategi ini justru bisa memicu kecemasan akademik, sehingga tidak
ideal untuk tahap orientasi.
B. “Materi ini membutuhkan praktek yang banyak, sehingga murid-murid harus menguasai semua perangkat dalam laboratorium sebelum kelas dimulai.”
Pernyataan
ini sesuai untuk pembelajaran berbasis praktik, tetapi tidak tepat jika murid
belum memahami konsep dasarnya. Meminta murid langsung menguasai perangkat
tanpa pemahaman konsep akan mengubah proses belajar menjadi prosedural.
D. “Langsung menjelaskan dan memberi soal terkait materi tersebut sehingga murid terbiasa.”
Metode drill
di awal memang bisa menguji kemampuan berpikir cepat, namun tanpa pemahaman
awal, murid cenderung menghafal atau menebak. Studi dari National Research
Council menegaskan bahwa contextual understanding harus mendahului latihan
soal, agar keterampilan yang dibentuk memiliki konsep.
Perspektif Pendidikan Berbasis Data
Data dari
OECD, Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 menunjukkan
bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan clear learning goals dan
keterkaitan kehidupan nyata memiliki tingkat pemahaman dan motivasi belajar
20–25% lebih tinggi dibanding siswa yang langsung diberikan materi teknis atau
soal tanpa pengantar.
Hal ini
menunjukkan bahwa investasi waktu di awal pembelajaran untuk memberikan
orientasi konseptual berdampak besar pada hasil akhir.