Sebagai fasilitator projek sebaiknya apa yang tidak kita lakukan ...
a.
Membimbing murid dan mendorong progres belajarnya.
b.
Menyediakan sumber belajar/referensi yang cukup untuk bereksplorasi.
c.
Memberikan kemampuan kompetensi inkuiri.
d. Semua
salah.
Jawaban: d. Semua salah.
Peran guru semakin bergeser dari pemberi informasi menjadi fasilitator pembelajaran. Pergeseran ini sejalan dengan paradigma student-centered learning yang ditekankan dalam Kurikulum Merdeka di Indonesia.
Di dalam pendekatan ini, guru
dituntut bukan hanya untuk mengajar, tetapi juga untuk menuntun, membuka ruang
dialog, serta menyediakan ekosistem belajar yang memungkinkan peserta didik
tumbuh sesuai potensinya.
Pertanyaan
yang kemudian muncul adalah, sebagai fasilitator projek, apa yang sebaiknya
tidak dilakukan oleh seorang guru?
Jika merujuk
pada opsi yang tersedia yaitu membimbing murid, menyediakan sumber belajar, dan
memberikan kompetensi inkuiri, yang justru merupakan tugas seorang fasilitator.
Maka, jawaban yang paling tepat adalah d. Semua salah.
Namun,
jawaban perlu diuraikan untuk memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan
peran fasilitator dalam projek, serta mengapa tiga pilihan lain justru
merupakan hal yang harus dilakukan, bukan sebaliknya.
Pergeseran Peran Guru Dari Otoritas ke Fasilitator
Pendidikan
ditandai dengan kebutuhan akan keterampilan berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi. Guru bukan lagi menjadi “sumber pengetahuan
tunggal” di kelas. UNESCO dalam laporannya tentang Futures of Education
menekankan pentingnya guru sebagai fasilitator yang mampu menuntun murid untuk
mengonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman belajar.
Dalam
konteks projek berbasis pembelajaran, guru berperan sebagai pengarah jalannya
proses, bukan penentu hasilnya. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar
Dewantara: “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani.” Artinya, di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat,
dan di belakang memberi dorongan.
Membimbing Murid dan Mendorong Progres Belajarnya
Apakah
seorang fasilitator boleh tidak membimbing murid? Jawabannya tentu tidak.
Justru fungsi utama fasilitator adalah memastikan murid tidak kehilangan arah
dalam proses belajarnya.
Jika murid dibiarkan tanpa bimbingan, projek akan kehilangan esensi. Data dari penelitian Buck Institute for Education menunjukkan bahwa keberhasilan pembelajaran berbasis projek sangat dipengaruhi oleh intensitas keterlibatan fasilitator dalam memberikan penilaian.
Dengan bimbingan yang tepat, murid lebih mampu
mengatasi kebingungan, mengelola waktu, serta menyelesaikan projek dengan hasil
yang lebih baik.
Menyediakan Sumber Belajar dan Referensi yang Memadai
Sebuah
projek tidak akan berjalan tanpa bahan eksplorasi. Sumber belajar, baik berupa
buku, artikel, data lapangan, maupun media digital, merupakan sumber informasi
bagi rasa ingin tahu murid.
Guru yang
menyediakan akses sumber belajar yang beragam terbukti meningkatkan kualitas
hasil projek hingga 30% lebih baik dibandingkan dengan guru yang hanya
mengandalkan satu sumber. Tanpa sumber belajar, murid akan kesulitan mengaitkan
projek dengan realitas dan hasilnya buruk.
Memberikan Kompetensi Inkuiri
Kompetensi
inkuiri meliputi kemampuan bertanya, mengumpulkan data, menganalisis, hingga
menyimpulkan. Tanpa dukungan guru dalam mengasah kompetensi ini, murid akan
kehilangan kesempatan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis.
National
Research Council menekankan bahwa fasilitator harus aktif mengajarkan teknik
bertanya, metode riset sederhana, dan strategi refleksi. Dengan demikian, murid
belajar bukan hanya “mengerjakan projek,” melainkan juga “berpikir ilmiah”
dalam setiap tahapan.
Apa yang Sebenarnya Tidak Boleh Dilakukan Fasilitator?
Jika
membimbing, menyediakan sumber belajar, dan mengajarkan inkuiri adalah tugas
utama fasilitator, maka apa sebenarnya yang tidak boleh dilakukan?
Mengambil alih projek murid.
Fasilitator tidak boleh menyelesaikan projek. Projek merupakan tanggungjawab belajar murid, bukan ajang pamer kemampuan guru.
Membatasi kreativitas murid dengan aturan.
Projek dirancang untuk membuka ruang eksplorasi. Jika fasilitator terlalu mengekang, maka esensi student agency hilang.
Mengabaikan refleksi.
Dalam
projek, hasil bukanlah satu-satunya tujuan. Proses dan refleksi jauh lebih
penting. Jika guru tidak memberi ruang refleksi, murid kehilangan kesempatan
belajar dari kesalahan.
Sebagai
fasilitator projek, semua pilihan yang ada dalam pertanyaan membimbing murid,
menyediakan sumber belajar, dan memberikan kompetensi inkuiri bukan hal yang
harus dihindari, melainkan justru kewajiban utama. Oleh karena itu, jawaban
yang tepat adalah d. Semua salah.
Fasilitator
tidak boleh berhenti membimbing, tidak boleh berhenti menyediakan akses
informasi, dan tidak boleh abai dalam menumbuhkan kompetensi inkuiri. Yang
seharusnya dihindari justru adalah sikap otoriter atau mengambil alih projek.