Numerasi menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari karena ...
A. Setiap
aktivitas sehari-hari menggunakan proses penambahan dan pengurangan.
B. Setiap
aktivitas sehari-hari membutuhkan konten matematika.
C. Numerasi
dapat membentuk kemampuan penalaran yang dapat diterapkan dalam aktivitas
sehari-hari
D. Hanya
numerasi yang dapat membuat orang cerdas dan terampil
Jawaban: C. Numerasi dapat membentuk kemampuan penalaran yang dapat diterapkan dalam aktivitas sehari-hari
Kemampuan
numerasi bukan lagi sebatas keterampilan berhitung sederhana, melainkan sebuah
kecakapan hidup yang menentukan cara seseorang menalar, mengambil keputusan,
serta beradaptasi dengan berbagai tantangan.
Numerasi Bukan hanya Matematika
Dalam laporan Programme for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), numerasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks kehidupan.
Artinya, numerasi tidak semata soal “berapa hasil 25 + 13”, tetapi bagaimana
kemampuan tersebut digunakan untuk memecahkan masalah seperti menghitung
anggaran belanja, memahami data kesehatan, atau menganalisis peluang usaha.
Di Indonesia, survei PISA 2022 menunjukkan bahwa capaian literasi dan numerasi siswa masih berada di bawah rata-rata negara OECD. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), skor numerasi Indonesia berada pada angka 379, sementara rata-rata OECD adalah 472.
Hal itu
memberi gambaran bahwa bukan hanya keterampilan berhitung yang perlu diperkuat,
melainkan juga kemampuan penalaran matematis yang dapat diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penalaran dalam Aktivitas Sehari-hari
Hampir semua aktivitas manusia mengandung unsur penalaran numerik. Misalnya ketika seseorang merencanakan perjalanan menggunakan transportasi umum. Maka perlu menghitung waktu keberangkatan, memperkirakan biaya, mempertimbangkan rute tercepat, dan membandingkan efisiensi moda transportasi.
Proses tersebut jelas bukan hanya
“menjumlah” atau “mengurang”, melainkan bentuk penalaran yang menghubungkan
data, menganalisis kemungkinan, hingga menyusun keputusan yang rasional.
Begitu pula
dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Seorang ibu yang mengatur belanja
bulanan tidak hanya menjumlahkan harga barang di daftar belanja, tetapi juga
memperkirakan pengeluaran jangka panjang, membandingkan harga di berbagai toko,
dan mengantisipasi kebutuhan darurat. Hal itu merupakan contoh bagaimana
numerasi membentuk pola pikir dalam kehidupan sehari-hari.
Numerasi dan Kemampuan Pengambilan Keputusan
Para
peneliti dari Stanford Graduate School of Education menjelaskan bahwa
keterampilan numerasi sangat berhubungan dengan kemampuan pengambilan
keputusan. Seseorang dengan literasi numerik yang baik cenderung lebih cermat
membaca data, mengurangi risiko pada informasi menyesatkan, serta lebih mampu
merumuskan strategi yang masuk akal.
Numerasi Membentuk Pola Pikir Kritis
Numerasi
bukan hanya membantu menyelesaikan soal matematika, melainkan menanamkan pola
pikir kritis yang menuntut individu untuk tidak hanya menerima informasi,
tetapi menganalisis, mengevaluasi, dan mencari alasan rasional. Inilah yang
membuat numerasi menjadi pondasi penting dalam membangun higher order thinking
skills (HOTS).
Dalam dunia
pendidikan, guru matematika tidak lagi hanya dituntut mengajarkan cara
menghitung cepat, melainkan juga menanamkan kemampuan mengaitkan matematika
dengan situasi sosial. Misalnya, membahas isu lingkungan dengan data penggunaan
air bersih, atau memahami tren ekonomi dengan grafik inflasi. Dengan begitu,
numerasi menjadi sarana pembelajaran berpikir kritis, bukan hanya keterampilan
teknis.
Membandingkan Pilihan Jawaban
Pertanyaan
mengapa numerasi penting dalam kehidupan sehari-hari, maka jawaban yang paling
tepat adalah “Numerasi dapat membentuk kemampuan penalaran yang dapat
diterapkan dalam aktivitas sehari-hari.”
- Pilihan A (Setiap aktivitas sehari-hari menggunakan proses penambahan dan pengurangan) memang benar secara parsial, tetapi terlalu menyederhanakan fungsi numerasi hanya pada aspek aritmetika dasar.
- Pilihan B (Setiap aktivitas sehari-hari membutuhkan konten matematika) juga sesuai, tetapi masih abstrak dan tidak menekankan pada aspek penalaran.
- Pilihan D (Hanya numerasi yang dapat membuat orang cerdas dan terampil) tidak tepat, karena kecerdasan dan keterampilan ada dari banyak faktor yaitu bahasa, kreativitas, pengalaman, hingga literasi sosial.
Dengan
demikian, jawaban C-lah yang paling sesuai karena dapat diaplikasikan dalam
berbagai aspek.
Numerasi
bukan hanya tentang menghitung, melainkan tentang bagaimana manusia membangun
kerangka berpikir logis yang bisa diaplikasikan pada situasi apa pun. Dari
mengatur keuangan, membaca data kesehatan, memahami kebijakan publik, hingga
mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.