Ibu Yuki sedang melaksanakan PJJ. Ia hendak menggunakan modul ajar yang tersedia untuk
pembelajaran selanjutnya.
Setelah
mempelajari modul ajar ia mendapat hal-hal berikut:
1. Isi modul
ajar untuk pembelajaran luring
2. Modul
ajar menyediakan lembar aktivitas yang bisa mengasah kemampuan berpikir proses
3. Modul
ajar menyediakan rancangan asesmen yang bisa mendorong kompetensi muridnya
secara menyeluruh.
Jika akan
menggunakan modul ajar tersebut, modifikasi yang perlu Ibu Yuki lakukan adalah
....
Jika akan menggunakan modul ajar tersebut, modifikasi yang perlu Ibu Yuki lakukan adalah ….
A. Mengganti
rancangan asesmen yang sesuai dengan kebutuhan muridnya
B. Mengganti
lembar aktivitas dengan lembar aktivitas dari pembelajaran tahun sebelumnya
C.
Menyiapkan sarana seperti teknologi pendukung yang bisa mengakomodir aktivitas
belajar
D. Mengganti
bentuk asesmen menjadi kuis dengan bantuan aplikasi karena lebih mudah
dilakukan secara daring
Jawaban: C. Menyiapkan sarana seperti teknologi pendukung yang bisa mengakomodir aktivitas belajar
Ibu Yuki,
seorang pendidik yang berdedikasi, kini menghadapi tantangan yang juga dialami
bagi banyak guru di era modern yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ). Modul
tersebut, menawarkan sejumlah keunggulan namun juga menyisakan satu pertanyaan,
bagaimana modul yang dirancang untuk pembelajaran luring dapat diadaptasi
secara efektif untuk PJJ?
Penjelasan terhadap modul ajar memberikan Ibu Yuki tiga poin kunci. Pertama, modul tersebut berisi materi yang dirancang untuk pembelajaran luring. Hal itu berarti, aktivitas dan instruksi kemungkinan mengasumsikan interaksi fisik, ketersediaan alat dan bahan di kelas, serta bimbingan langsung dari guru.
Kedua, modul ajar tersebut menyediakan lembar aktivitas yang dapat mengasah
kemampuan berpikir proses. Ketiga, modul ajar juga menawarkan rancangan asesmen
yang komprehensif, dirancang untuk mendorong kompetensi siswa secara
menyeluruh, bukan hanya mengukur pengetahuan.
Namun,
implementasinya dalam konteks PJJ menuntut penyesuaian yang cermat. Ibu Yuki
menyadari, menggunakan modul "apa adanya" akan menemui banyak
kendala. Sebagai contoh, sebuah aktivitas yang meminta siswa bekerja dalam
kelompok kecil untuk membuat maket fisik tentu tidak sesuai dalam PJJ.
Pertanyaannya kemudian, modifikasi fundamental apa yang harus ia lakukan?
Membandingkan Pilihan Modifikasi
Pilihan-pilihan
modifikasi yang disodorkan kepada Ibu Yuki mengarahkan pada pertimbangan:
A. Mengganti rancangan asesmen yang sesuai dengan kebutuhan muridnya.
Setiap
asesmen memang harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Namun, modul ajar tersebut
sudah menyediakan rancangan asesmen yang mendorong kompetensi murid secara
menyeluruh. Pertanyaannya, apakah ada yang salah dengan rancangan asesmen yang
ada? Menggantinya sepenuhnya, tanpa alasan yang kuat, bisa saja menghilangkan
keunggulan yang sudah dirancang dengan baik oleh pengembang modul. Mengganti
asesmen tidak menjawab masalah utama, yaitu ketidaksesuaian format luring
dengan PJJ.
B. Mengganti lembar aktivitas dengan lembar aktivitas dari pembelajaran tahun sebelumnya.
Modul ajar
yang baru dirancang untuk mengasah kemampuan berpikir proses, yang mungkin
merupakan pembaruan dari kurikulum sebelumnya. Menggantinya dengan materi lama
dapat menurunkan potensi pembelajaran. Selain itu, jika lembar aktivitas tahun
sebelumnya juga dirancang untuk luring, maka masalahnya tetap tidak
terpecahkan.
D. Mengganti bentuk asesmen menjadi kuis dengan bantuan aplikasi karena lebih mudah dilakukan secara daring.
Kuis daring
dapat menghemat waktu dan tenaga. Namun, modul ajar sudah menyediakan rancangan
asesmen yang bisa mendorong kompetensi murid secara menyeluruh. Mereduksi
asesmen menjadi kuis saja dapat menyederhanakan proses berpikir siswa menjadi
hanya mengingat, bukan menganalisis atau berkreasi. Tentu bertentangan dengan
tujuan modul itu sendiri.
Modifikasi Antara Luring dan Daring
Jawabannya
tidak terletak pada perubahan konten atau asesmen, melainkan pada mekanisme
pelaksanaan. Pentingnya pilihan C, yaitu menyiapkan sarana seperti teknologi
pendukung yang bisa mengakomodir aktivitas belajar.
Modul ajar
tersebut, dengan lembar aktivitas yang mengasah berpikir proses dan rancangan
asesmen pada dasarnya adalah desain instruksional. Masalahnya bukan pada apa
yang harus diajarkan, melainkan bagaimana cara menyampaikannya dalam PJJ.
Misalnya,
jika lembar aktivitas meminta siswa untuk berdiskusi, Ibu Yuki bisa
memfasilitasi dengan fitur breakout rooms di aplikasi konferensi video seperti
Zoom atau Google Meet. Jika modul meminta siswa untuk membuat poster, ia bisa
mendorong siswa agar menggunakan aplikasi desain digital seperti Canva atau
Google Drawings. Jika ada demonstrasi sains juga bisa menggunakan video
simulasi atau membuat video demonstrasi sederhana.