Bagaimana cara menggunakan sisi 3 dari segitiga restitusi ...?
A. Menggali
nilai-nilai yang diyakini bersama
B.
Menggunakan nilai-nilai di masyarakat
C. Membuat
nilai-nilai sesuai keinginan guru
D.
Mengarahkan murid memercayai nilai yang diyakini guru
Jawaban: A. Menggali nilai-nilai yang diyakini bersama
Istilah
segitiga restitusi sebagai kerangka yang dirancang untuk membantu guru maupun
murid membangun kembali hubungan yang sehat setelah terjadi pelanggaran aturan
atau masalah di kelas. Konsep ini diperkenalkan oleh Diane Gossen, seorang
pakar pendidikan dari Kanada, yang menekankan bahwa pembelajaran tidak hanya
soal materi, tetapi juga bagaimana membentuk karakter dan nilai moral murid
melalui proses dialog dengan penuh kesadaran.
Segitiga
restitusi memiliki tiga sisi yang menjadi tahapan Utama yaitu menstabilkan
identitas, memvalidasi tindakan yang salah, dan menggali nilai-nilai yang
diyakini bersama. Ketiga sisi saling berkaitan, membentuk satu alur yang
memungkinkan seorang anak kembali pada jalur yang tepat tanpa merasa
dipermalukan atau dihukum. Fokus pada sisi ketiga, yakni menggali nilai-nilai
yang diyakini bersama, yang menjadi acuan dalam membangun kesadaran moral
murid.
Mengapa Sisi Ketiga Menjadi Paling Penting ?
Pada tahap
pertama, guru berupaya menenangkan kondisi emosional murid agar merasa diterima
sebagai individu, meskipun tindakannya bisa keliru. Tahap kedua, guru membantu
murid memahami bahwa apa yang dilakukan tidak sesuai dengan harapan. Tanpa ada
pemahaman nilai, murid mungkin hanya berhenti karena takut dihukum, bukan
karena menyadari perbuatannya.
Guru dan
murid tidak hanya membicarakan aturan tertulis. Misalnya, aturan “tidak boleh
mengejek teman” bukan hanya larangan, melainkan sesuai nilai menghargai
martabat orang lain. Dengan demikian, murid belajar bahwa kepatuhan bukan hasil
dari faktor dari, melainkan kesadaran diri yang berasal pada nilai-nilai
universal.
Proses Menggali Nilai Bersama
Dalam
praktiknya, menggali nilai bersama tidak selalu mudah. Guru perlu melakukan
dialog yang terbuka, bukan hanya mengajar. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi menekankan pentingnya pembelajaran berbasis Profil Pelajar
Pancasila, di mana salah satu dimensi adalah berakhlak mulia dan gotong royong.
Dimensi tersebut sejalan dengan gagasan restitusi yaitu murid diarahkan untuk
memahami bahwa Tindakannya berdampak pada komunitas yang lebih luas.
Beberapa langkah yang umum dilakukan antara lain:
Mengajukan pertanyaan reflektif
Guru tidak
menuduh, melainkan bertanya: “Kalau kamu diperlakukan seperti itu, apa yang
kamu rasakan?” atau “Apa yang sebenarnya ingin kamu capai dengan tindakanmu
tadi?”.
Mengaitkan dengan nilai universal
Nilai
seperti kejujuran, tanggung jawab, dan saling menghargai bukan milik satu
orang, melainkan bagian dari kesepakatan sosial. Guru memandu murid menemukan
kesesuaian nilai dalam kehidupan sehari-hari.
Menyusun komitmen bersama
Alih-alih
memberikan hukuman, guru mengajak murid membuat kesepakatan dari kesadaran.
Komitmen itu bukan instruksi sepihak, tetapi hasil dialog yang menumbuhkan rasa
memiliki.
Perbandingan dengan Opsi Jawaban Lain
Jika
dibandingkan pilihan jawaban lain, berikut perbedaannya:
B. Menggunakan nilai-nilai di masyarakat
Segitiga
restitusi tidak hanya mengambil nilai yang sudah ada di masyarakat. Murid perlu
menggali hingga nilai itu benar-benar dihayati, bukan hanya menirukan norma
sosial.
C. Membuat nilai-nilai sesuai keinginan guru
Bila nilai
dibentuk hanya berdasarkan kehendak guru, murid akan patuh karena otoritas,
bukan karena kesadaran. Akibatnya, pendidikan berubah menjadi instruksi yang
berisiko menciptakan kepatuhan semu.
D. Mengarahkan murid memercayai nilai yang diyakini guru
Restitusi
tidak mengajarkan murid untuk menerima nilai guru, melainkan menuntun agar
menemukan nilai yang sudah ada dalam diri dan lingkungannya. Murid perlu merasa
bahwa nilai adalah bagian dari dirinya, bukan hanya aturan yang harus dipatuhi.
Dengan
demikian, jawaban yang paling tepat adalah A. Menggali nilai-nilai yang
diyakini bersama.
Menggunakan
sisi ketiga segitiga restitusi bukanlah hanya strategi manajemen kelas, tetapi
sebuah upaya membangun generasi yang sadar nilai. Murid tidak hanya belajar apa
yang benar dan salah, tetapi juga mengapa sesuatu dianggap benar atau salah.