Beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam bounce pass

 


Dalam permainan bola basket bounce pass adalah salah satu strategi paling efektif untuk memindahkan bola, menciptakan peluang mencetak angka, dan memecah pertahanan lawan. Namun melakukan bounce pass yang tepat memerlukan presisi, pemahaman taktis, dan koordinasi.

 

Tidak jarang, bahkan pemain berpengalaman pun dapat melakukan kesalahan yang berdampak pada jalannya pertandingan. Artikel akan membahas berbagai kesalahan umum yang terjadi dalam bounce pass, menjelaskan bagaimana kesalahan bisa terjadi, dan mengapa hal tersebut dapat menghambat efektivitas permainan.

 

 

Sudut Pantul yang Tidak Tepat

Salah satu kesalahan yang terjadi adalah sudut pantul yang tidak tepat. Bounce pass yang efektif membutuhkan perhitungan yang cermat mengenai titik di mana bola akan memantul di lantai. 


Secara umum, bola harus memantul kira-kira dua pertiga jarak antara pengumpan dan penerima, atau bahkan sedikit lebih dekat ke penerima, sehingga bola tiba di pinggang atau dada penerima setelah memantul.

 

Ketika bola memantul terlalu dekat dengan pengumpan, lintasan bola akan terlalu tinggi, memberikan waktu lebih banyak bagi pemain bertahan untuk melakukan intersepsi. 


Sebaliknya, jika bola memantul terlalu dekat dengan penerima, bola tidak mendapatkan ketinggian yang cukup setelah memantul, menyebabkan penerima harus membungkuk untuk menangkap bola, atau bahkan bola meleset sepenuhnya. 


Data dari pertandingan NBA menunjukkan bahwa sekitar 15% dari turnover yang berasal dari operan adalah karena operan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena diakibatkan oleh sudut pantul yang keliru dalam bounce pass.

 

 

Kekuatan Operan yang Berlebihan atau Kurang

Kekuatan yang diterapkan pada bounce pass adalah faktor lain yang menjadi sumber kesalahan. Operan yang terlalu kuat dapat menyebabkan bola memantul dengan kecepatan yang tidak terkendali, membuat penerima kesulitan untuk menangkapnya. Bola bisa saja terlepas dari tangan penerima atau meluncur menjauh, berujung pada turnover atau setidaknya hilangnya momentum serangan. 


Sebaliknya, operan yang terlalu lemah akan membuat bola tidak mencapai tujuan dengan cepat dan akurat. Hal itu memberikan waktu bagi pemain bertahan untuk membaca pergerakan, berpindah posisi, dan mengintersep operan.

 

 

Postur Tubuh dan Keseimbangan yang Buruk

Banyak pemain mengabaikan peran penting postur tubuh dan keseimbangan dalam mengmelakukan bounce pass yang efektif. Operan yang kuat dan akurat dimulai dari posisi tubuh yang stabil. Pemain yang mencoba melakukan bounce pass sambil kehilangan keseimbangan, entah itu karena terlalu cepat bergerak, melompat, atau tidak menempatkan kaki dengan benar, cenderung menghasilkan operan yang tidak terkontrol.

 

Ketika postur tubuh tidak ideal, misalnya, lengan tidak sepenuhnya meregang atau pergelangan tangan tidak follow through dengan baik, akurasi operan akan menurun drastis. Gerakan follow through yang tepat setelah melepaskan bola memastikan bahwa kekuatan dan arah operan tetap terjaga hingga akhir.

 

 

Kurangnya Komunikasi dan Pemahaman Antar Pemain

Bola basket adalah olahraga tim, dan keberhasilan operan, termasuk bounce pass, sangat bergantung pada komunikasi dan pemahaman antar pemain. Seringkali, bounce pass gagal bukan karena kesalahan teknis, tetapi karena pengumpan dan penerima tidak berkomunikasi, Penerima mungkin tidak siap menerima operan, tidak melihat pengumpan, atau bergerak ke arah yang tidak terduga.

 

Komunikasi verbal ("bola!") atau non-verbal (kontak mata, gerakan tangan) sangat penting untuk memastikan bahwa kedua belah pihak siap. Statistik dari Euroleague Basketball menunjukkan bahwa tim dengan tingkat komunikasi lapangan yang tinggi memiliki 30% lebih sedikit turnover per pertandingan dibandingkan dengan tim dengan komunikasi yang buruk. Hal itu menunjukkan bounce pass yang tepat secara teknis bisa menjadi turnover jika tidak ada koordinasi yang baik antara pengumpan dan penerima.

 

 

Mengabaikan Tekanan Pertahanan dan Ruang yang Tersedia

Kesalahan umum lain adalah mengabaikan tekanan pertahanan dan ruang yang tersedia. Pemain mencoba melakukan bounce pass di area yang padat, di mana pemain bertahan memiliki posisi yang baik untuk mengintersep bola. Dalam situasi seperti ini, overhead pass atau chest pass merupakan pilihan yang lebih aman dan efektif.

 

Seorang pemain profesional akan selalu "membaca" lapangan, mengetahui celah di pertahanan, dan memilih operan yang paling sesuai dengan situasi. Melakukan bounce pass ketika ada kaki atau tangan pemain bertahan yang menghalangi jalur pantulan bola. 


Analisis strategis tim papan atas dalam turnamen FIBA memiliki tingkat keberhasilan bounce pass yang sangat tinggi (di atas 90%) ketika dilakukan di ruang terbuka atau ketika pemain bertahan berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Sebaliknya, tingkat keberhasilan turun (di bawah 50%) ketika operan dilakukan di area yang sangat padat.

 

 

Kurangnya Latihan Spesifik dan Pengulangan

Seperti halnya keterampilan lainnya, kurangnya latihan spesifik dan pengulangan adalah penyebab mendasar dari banyak kesalahan dalam bounce pass. Banyak pemain hanya berlatih shooting atau dribbling, melupakan pentingnya melatih berbagai jenis operan dalam berbagai skenario.

 

Latihan yang berulang-ulang, baik secara individu maupun dalam situasi permainan, akan membangun memori otot dan intuisi yang diperlukan untuk mengmelakukan bounce pass dengan tepat di bawah tekanan.

 

Dengan memahami dan mengatasi kesalahan-kesalahan diatas, pemain dapat meningkatkan efektivitas operan bounce pass. Bola basket, pada intinya, adalah permainan operan, dan penguasaan bounce pass merupakan langkah penting meraih kemenangan di lapangan.

LihatTutupKomentar