Berikut yang bukan merupakan contoh dari konjungsi temporal adalah ….
A. mengapa
B. setelah
C. apabila
D. kemudian
E.
selanjutnya
Jawaban: A. mengapa
Dalam tata bahasa Indonesia, konjungsi atau kata penghubung berfungsi dalam membentuk kohesi dan koherensi antarbagian dalam sebuah kalimat atau paragraf. Namun, tidak semua konjungsi memiliki fungsi yang sama. Salah satu jenis konjungsi dalam teks naratif, prosedural, maupun eksplanatif, adalah konjungsi temporal.
Konjungsi temporal berfungsi untuk menyatakan hubungan waktu antara dua peristiwa. Meski demikian, tidak semua kata penghubung dapat digolongkan ke dalam jenis ini. Pertanyaan, mana yang tidak termasuk konjungsi temporal ?
Jawabannya
adalah A. mengapa.
Untuk
menemukan jawaban yang tepat, perlu dilakukan pemahaman dari masing-masing kata
berdasarkan kerangka kebahasaan yang valid serta acuan dari sumber-sumber
otoritatif dalam Bahasa Indonesia.
Apa yang Dimaksud dengan Konjungsi Temporal ?
Konjungsi
temporal, dalam gramatika bahasa Indonesia, didefinisikan sebagai konjungsi
yang menghubungkan dua klausa atau lebih berdasarkan hubungan waktu . Artinya,
konjungsi jenis ini memiliki fungsi utama untuk menunjukkan urutan waktu,
kesinambungan peristiwa, atau kejadian yang saling terkait secara kronologis.
Menurut Hasan Alwi et al. dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, konjungsi temporal mencakup kata-kata seperti sebelum, setelah, ketika, sewaktu, sesudah itu, kemudian, selanjutnya, dan lain sebagainya.
Dalam kajian kebahasaan yang dirujuk oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia (Kemdikbud), konjungsi temporal dibedakan menjadi dua yaitu konjungsi
temporal sederajat dan konjungsi temporal bertingkat.
Konjungsi
Temporal Sederajat menghubungkan dua klausa yang memiliki kedudukan setara,
seperti:
- kemudian,
- lalu,
- selanjutnya.
Konjungsi
Temporal Bertingkat menyambungkan klausa utama dan klausa bertingkat yang
bergantung, misalnya:
- sebelum,
- sesudah,
- ketika,
- apabila,
- sementara.
Konjungsi
jenis ini banyak dijumpai dalam teks prosedur, narasi, dan eksplanasi karena
memperjelas kronologi dan urutan kejadian dalam bahasa tulis maupun lisan.
Analisis Pilihan Jawaban Lain
Pilihan B: setelah
Kata setelah
sangat jelas tergolong sebagai konjungsi temporal. Kata setelah digunakan untuk
menandai bahwa peristiwa yang disebut sesudah kata tersebut terjadi belakangan
dibandingkan peristiwa sebelumnya. Contohnya:
- "Setelah hujan reda, anak-anak keluar bermain."
Di sini,
setelah menandakan urutan waktu: hujan → anak-anak bermain. Jelas, ini adalah
konjungsi temporal.
Pilihan C: apabila
Kata apabila
secara teknis tergolong sebagai konjungsi kondisional, yang menyatakan syarat
atau kondisi tertentu. Namun, dalam konteks waktu, apabila kadang-kadang bisa
memiliki nuansa temporal, misalnya dalam:
- "Apabila malam tiba, kami menyalakan lampu lentera."
Meski
demikian, para ahli bahasa seperti Abdul Chaer mengelompokkan apabila lebih
tepat sebagai konjungsi syarat, bukan murni temporal. Namun, dalam beberapa
konteks, apabila bisa digunakan sebagai konjungsi temporal. Maka apabila
termasuk semi-temporal, namun bukan pilihan paling tidak tepat di antara opsi
lainnya.
Pilihan D: kemudian
Kata
kemudian secara langsung menunjukkan adanya urutan waktu. Kata kemudian
mengindikasikan bahwa peristiwa atau tindakan yang diikuti terjadi setelah
peristiwa sebelumnya:
- "Ia mandi, kemudian sarapan."
Artinya
jelas: mandi dulu, lalu sarapan. Konjungsi ini jelas tergolong konjungsi
temporal.
Pilihan E: selanjutnya
Sama seperti
kemudian, selanjutnya juga berfungsi dalam menyatakan kelanjutan waktu atau
proses:
- "Pertama, peserta mendengarkan pengarahan. Selanjutnya, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok."
Urutan waktu
dalam penggunaan selanjutnya menjadi konjungsi temporal yang valid.
Pilihan A: mengapa
Kata mengapa
adalah kata tanya interogatif yang berfungsi untuk menanyakan sebab atau
alasan, bukan waktu. Kata mengapa tidak menyambungkan dua klausa berdasarkan
waktu atau urutan kejadian, melainkan digunakan untuk mengajak pembicara
memberikan penjelasan kausal:
- "Mengapa kamu tidak hadir kemarin ?"
Fungsinya
bukan menyatakan hubungan temporal, melainkan hubungan kausal dalam bentuk
interogatif. Oleh karena itu, mengapa jelas bukan konjungsi temporal, dan
menjadi jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan diatas.
Kritik dan Perbandingan Mengapa Bukan Pilihan Lain ?
Jika
dibandingkan dengan pilihan lainnya, hanya mengapa yang tidak digunakan dalam
struktur kalimat naratif temporal. Sementara setelah, kemudian, dan selanjutnya
memiliki fungsi dalam menunjukkan alur waktu. Apabila bisa dipakai dalam narasi
waktu, meski lebih dikenal sebagai konjungsi syarat.
Sebaliknya,
mengapa tidak memiliki fungsi penghubung antarklausa, tidak menunjukkan urutan
peristiwa, dan tidak berkaitan dengan urutan waktu secara kebahasaan. Menurut
sumber Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “mengapa” didefinisikan
sebagai “kata tanya untuk menanyakan sebab atau alasan”, bukan waktu atau
urutan.
Dari seluruh
pilihan yang disodorkan, hanya A. mengapa yang tidak memiliki sifat atau fungsi
sebagai konjungsi temporal. Pilihan jawaban lainnya masih memiliki keterkaitan
makna dengan urutan waktu dalam narasi atau penjelasan.
Dengan
demikian, jawaban yang paling tepat dan secara kebahasaan akurat adalah: A.
mengapa.