Pastikan tuduhan pelanggaran merupakan contoh dari

 

Pastikan tuduhan pelanggaran merupakan contoh dari

"Pastikan tuduhan pelanggaran..." merupakan contoh kalimat ...

 

a. Imperatif

b. Persuasif

c. Deklaratif

d. Interogatif

 

Jawaban: a. Imperatif

 

Bahasa tidak hanya menjadi sarana penyampaian informasi, tetapi juga instrumen pengaruh, kontrol, bahkan persuasi. Dalam praktiknya, satu rangkaian kata bisa membawa muatan psikologis, ideologis, bahkan hukum. Kalimat “Pastikan tuduhan pelanggaran...” adalah contoh bagaimana satu struktur kalimat dapat menjadi alat perintah dalam sistem kebahasaan, tepatnya dalam bentuk kalimat imperatif.

 

Namun, apakah benar frasa tersebut merupakan kalimat imperatif ? Mengapa tidak bisa disebut persuasif, deklaratif, atau bahkan interogatif ? Untuk menjawabnya, maka harus memahami bentuk, tujuan, dan daya fungsi bahasa berdasarkan gaya bahasa, konteks, dan orientasi komunikasi.

 

Apa yang Dimaksud dengan Kalimat Imperatif ?

Dalam tata bahasa Indonesia, kalimat imperatif adalah kalimat yang digunakan untuk menyatakan perintah, permintaan, ajakan, larangan, atau harapan. Kalimat ini lazim digunakan oleh penutur untuk mendorong pendengar agar melakukan suatu tindakan tertentu. 


Menurut kebahasaan fungsional, imperatif memiliki ciri khas yaitu subjek dihilangkan (tetapi dimaknai), dan predikat berada di awal kalimat. Contoh umum termasuk:

 

  • “Tutup pintu itu!”
  • “Jangan berbicara saat guru menerangkan!”
  • “Segera laporkan hasil investigasi.”

 

Pada kalimat diatas perintah bersifat langsung dan mengandung unsur otoritas. Bahkan kalimat dengan nada yang halus seperti “Pastikan semua alat dimatikan sebelum pulang” tetap diklasifikasikan sebagai imperatif, meskipun gaya bahasanya lebih sopan.

 

 

Analisis Kalimat: "Pastikan tuduhan pelanggaran..."

Berikut penjelasan kalimat “Pastikan tuduhan pelanggaran...” secara kebahasaan:

 

  • Predikat: Pastikan (kata kerja bentuk perintah yang berasal dari ‘memastikan’)
  • Objek: tuduhan pelanggaran (frasa benda sebagai sasaran tindakan)
  • Subjek: Tidak disebutkan secara eksplisit, namun secara implisit diarahkan kepada ‘kamu’ atau ‘anda’ sebagai pelaku tindakan

 

Kalimat tersebut termasuk dalam jenis imperatif yang memberi arahan atau perintah secara formal. Kata “Pastikan” menjadi penanda utama bahwa kalimat tersebut bentuk perintah. Tidak ada pertanyaan, tidak ada penyataan fakta, dan tidak ada upaya membujuk. Yang ada hanya instruksi kepada penerima pesan untuk melakukan verifikasi atau konfirmasi terhadap suatu hal, dalam hal ini tuduhan pelanggaran.

 

 

Pilihan Jawaban Lain

Untuk memperjelas mengapa bentuk kalimat diatas bukan jenis yang lain, berikut penjelasan ketiga pilihan jawaban lainnya:

 

b. Kalimat Persuasif

Kalimat persuasif bertujuan membujuk atau memengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu dengan pendekatan sugestif dan argumentatif. Biasanya disusun dengan pilihan kata yang lebih lembut atau menggugah, seperti, “Marilah kita meninjau kembali tuduhan pelanggaran yang beredar.” Kalimat ini mengandung daya tarik emosional atau logis, bukan perintah langsung. Kalimat “Pastikan tuduhan pelanggaran...” terlalu langsung dan bersifat menuntut, sehingga tidak bisa diklasifikasikan sebagai persuasif.

 

c. Kalimat Deklaratif

Kalimat deklaratif menyampaikan fakta, opini, atau informasi, dengan struktur subjek–predikat yang lengkap dan tidak mengandung perintah. Contoh: “Tuduhan pelanggaran itu telah dikonfirmasi oleh pihak berwenang.” Kalimat ini hanya memberikan informasi. Sebaliknya, kalimat “Pastikan tuduhan pelanggaran...” tidak memberikan informasi, melainkan memberi arahan agar informasi dikonfirmasi. Maka, tidak memenuhi ciri khas kalimat deklaratif.

 

d. Kalimat Interogatif

Kalimat interogatif merupakan bentuk pertanyaan yang digunakan untuk meminta informasi atau klarifikasi. Biasanya dimulai dengan kata tanya seperti apa, siapa, kapan, mengapa, atau dengan inversi subjek-predikat seperti “Apakah tuduhan pelanggaran sudah dipastikan?” Kalimat “Pastikan tuduhan pelanggaran...” bukan pertanyaan dan tidak menuntut jawaban, melainkan tindakan, maka jelas bukan kalimat interogatif.

 

 

Konteks Pemakaian dalam Bahasa

Menariknya, bentuk imperatif seperti kalimat diatas bisa digunakan dalam konteks formal dan institusional, seperti dunia hukum, jurnalistik, hingga pemerintahan. Kalimat “Pastikan tuduhan pelanggaran...” dapat ditemukan dalam pernyataan pers, instruksi internal, atau pidato resmi. Kalimat tersebut, walaupun tampak netral, menyiratkan otoritas pembicara.

 

 

Pemahaman terhadap jenis kalimat bukan hanya soal gaya bahasa, tetapi juga menyangkut bagaimana pesan disampaikan dan diterima. Kalimat imperatif, seperti dalam contoh “Pastikan tuduhan pelanggaran...”, memiliki muatan makna dalam konteks sosial dan komunikasi. Karena mendorong tindakan, menuntut respons, dan mengandung hierarki antara pembicara dan pendengar.

 

Dengan menempatkan kalimat ini secara kritis dalam peta jenis kalimat, serta membandingkannya dengan bentuk persuasif, deklaratif, dan interogatif, dapat dipastikan bahwa pilihan jawaban yang paling tepat adalah: a. Imperatif. Kalimat ini bukan hanya ajakan, informasi, atau pertanyaan, melainkan bentuk perintah dalam kebakuan bahasa formal.

LihatTutupKomentar