Komponen yang memuat pegangan bagi pelaksanaan kegiatan adalah ...
A. biaya
B. latar
belakang
C. jenis
kegiatan
D. tujuan
proposal
E. waktu
pelaksanaan
Jawaban: B. latar belakang
Di balik setiap kegiatan yang sukses, terutama kegiatan yang terencana secara sistematis seperti dalam lingkup akademik, sosial, maupun profesional, terdapat satu komponen penting yang menjadi dasar bagi semua proses pelaksanaan.
Komponen
tersebut bukan hanya daftar aktivitas atau perhitungan biaya, melainkan
kerangka berpikir yang menjelaskan mengapa kegiatan penting untuk dilakukan,
apa urgensinya, dan apa konteks sosial maupun ilmiah yang melatarbelakangi.
Dalam kerangka penulisan sebuah proposal, komponen tersebut dikenal sebagai
latar belakang.
Untuk
memahami mengapa latar belakang menjadi pegangan utama dalam pelaksanaan
kegiatan, kita perlu memahami bagaimana struktur proposal bekerja secara
sistematis pada setiap komponen dalam keseluruhan sistem.
Apa Itu Latar Belakang ?
Melalui
latar belakang, penulis menggambarkan konteks yang melatarbelakangi kegiatan,
fenomena sosial, kebutuhan masyarakat, masalah yang belum terselesaikan.
Komponen latar belakang membuat pembaca untuk memahami bahwa kegiatan yang akan
diusulkan bukan semata ide tiba-tiba, melainkan hasil dari refleksi terhadap
kebutuhan.
Misalnya,
sebuah kegiatan sosial berupa “Pelatihan Wirausaha bagi Remaja Putus Sekolah”
harus memiliki dasar pemikiran kuat, tingginya angka pengangguran usia
produktif, keterbatasan akses pendidikan, dan kurangnya pelatihan keterampilan.
Latar belakang menjelaskan semua ini. Tanpa bagian tersebut, kegiatan hanya
sebagai ide tanpa pembenaran rasional.
Seperti yang
dijelaskan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam pedoman
perencanaan programnya, setiap kegiatan harus memiliki dasar argumentatif dan
data objektif yang menjelaskan alasan kegiatan dilakukan. Hal itu menegaskan
bahwa latar belakang menjadi komponen antara ide dan realisasi.
Komponen Proposal Analisis Perbandingan
Untuk
memahami posisi latar belakang secara utuh, berikut perbandingan dengan
komponen lain dalam proposal:
A. Biaya
Biaya adalah
komponen penting dalam proposal, namun hanya berfungsi sebagai pendukung
administratif. Biaya menyatakan “berapa” yang dibutuhkan, bukan “mengapa”
kegiatan itu perlu dilakukan. Tanpa latar belakang, daftar biaya hanyalah
nominal tanpa urgensi.
Sebagai
contoh, mencantumkan biaya pelatihan sebesar Rp10.000.000 tidak berarti apa-apa
jika tidak ada argumentasi mengapa pelatihan itu diperlukan. Maka, meskipun
penting untuk keuangan, biaya tidak bisa menjadi pegangan dalam pelaksanaan,
biaya hanya membantu dalam tahap realisasi teknis, bukan dalam arah tujuan.
B. Jenis Kegiatan
Jenis
kegiatan menjelaskan bentuk kegiatannya, apakah seminar, pelatihan, pengabdian
masyarakat, dan sebagainya. Komponen ini bersifat deskriptif dan formatif,
bukan argumentatif.
Misalnya,
mengadakan bazar untuk masyarakat terdampak bencana hanya bermakna jika latar
belakang menjelaskan kondisi sosial ekonomi korban yang membutuhkan bantuan
segera. Jadi, jenis kegiatan mengikuti dari hasil analisis latar belakang,
bukan sebaliknya.
C. Tujuan Proposal
Tujuan
menyatakan apa yang hendak dicapai. Namun, tujuan berasal dari identifikasi
masalah yang dibahas dalam latar belakang. Tanpa latar belakang, tujuan menjadi
statemen kosong tanpa dasar.
Sebagai
contoh, menuliskan “Meningkatkan keterampilan digital siswa SMA” hanya akan
efektif jika dalam latar belakang telah dijelaskan bahwa keterampilan digital
siswa masih rendah berdasarkan hasil survei atau studi kasus. Oleh karena itu,
tujuan bersifat turunan, bukan pegangan utama.
D. Waktu Pelaksanaan
Seperti
halnya biaya, waktu tidak menjawab urgensi atau makna kegiatan. Bahkan, waktu
bisa diubah atau disesuaikan, tetapi latar belakang tetap menjadi panduan
selama alasan kegiatan masih tetap.
Latar Belakang sebagai Pegangan Utama
Dalam
praktiknya, penyusunan latar belakang sering didukung oleh data kuantitatif dan
kualitatif dari sumber terpercaya. Misalnya, data dari Badan Pusat Statistik
(BPS), laporan kementerian, hasil riset akademik, atau hasil observasi
lapangan. Semua ini digunakan untuk memperkuat bahwa kegiatan bukan asal usul
ide, melainkan respons terhadap kenyataan objektif.
Dari
pembacaan atas struktur proposal dan fungsionalitas setiap komponen, maka dapat
menyimpulkan secara tegas bahwa komponen yang memuat pegangan bagi pelaksanaan
kegiatan adalah latar belakang. Latar belakang menjadi pedoman yang mendasari
setiap langkah selanjutnya mulai dari tujuan, jenis kegiatan, hingga biaya dan
waktu pelaksanaan.
Pilihan B
(latar belakang) bukan hanya jawaban yang benar secara teknis, tetapi juga
secara fungsional. Maka, siapapun yang
menyusun proposal, hendaknya memberi perhatian pada bagian latar belakang.