Bahasa yang digunakan dalam teks ceramah adalah

 

Bahasa yang digunakan dalam teks ceramah adalah

Bahasa yang digunakan dalam teks ceramah adalah …. 

 

A. rancu

B. ambigu

C. efektif

D. bahasa gaul

E. bahasa tidak baku

 

Jawaban: C. efektif

 

Ceramah sebagai sarana penyampaian pesan moral, pengetahuan, dan gagasan kepada khalayak. Teks ceramah bukan hanya susunan kalimat-kalimat panjang, melainkan sebuah wacana yang dibentuk dengan kecermatan bahasa, retorika, serta pemilihan diksi yang tepat sasaran. Maka tidak heran jika dalam praktiknya, bahasa yang digunakan dalam teks ceramah harus bersifat efektif.

 

Namun, apakah benar bahwa bahasa yang digunakan dalam teks ceramah selalu efektif ? Mengapa tidak ambigu, atau bahkan justru menggunakan bahasa gaul agar lebih dekat dengan audiens muda ?

 

Memahami Bahasa Efektif dalam Ceramah

Bahasa yang efektif dalam teks ceramah bukan hanya berarti "mudah dimengerti," tetapi harus tepat, jelas, logis, dan disesuaikan dengan pendengar. Dalam bahasa terapan dan pragmatik, efektivitas berbahasa tercermin dari seberapa jauh pesan dapat ditangkap oleh pendengar sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembicara.

 

Menurut Gorys Keraf dalam bukunya “Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa”, bahasa efektif memiliki lima ciri pokok, yaitu kejelasan, ketepatan, kehematan, kesantunan, dan kelogisan. Seorang penceramah yang gagal mematuhi prinsip efektivitas akan berisiko membingungkan, menyesatkan, atau bahkan mengasingkan pendengarnya.

 

 

Kenapa Bukan Pilihan Lain ?

Untuk memperkuat argumen mengapa jawaban “C. Efektif” menjadi pilihan yang tepat, perlu dilakukan pembandingan dengan pilihan jawaban lainnya.

 

A. Rancu

Bahasa yang rancu merujuk pada penggunaan struktur atau kosakata yang tidak jelas atau membingungkan karena ketidakkonsistenan. Misalnya, dalam satu paragraf digunakan istilah ilmiah secara formal, tapi disusul dengan penggunaan istilah populer yang bertentangan. Dalam ceramah, kondisi ini jelas tidak ideal, karena akan membuat pesan sulit dipahami dan tidak memiliki alur logika yang utuh.

 

Ceramah yang disusun dengan bahasa rancu akan mengganggu jalannya penyampaian. Pendengar bisa jadi menafsirkan berbeda atau bahkan kehilangan pesan karena kegagalan struktur kalimat.

 

B. Ambigu

Bahasa ambigu atau ganda makna juga bertentangan dengan prinsip dasar komunikasi efektif. Jika seorang penceramah menggunakan frasa yang bisa diartikan lebih dari satu maksud tanpa klarifikasi, maka bisa memperlemah posisinya di hadapan audiens.

 

Ambiguitas dapat diterima dalam puisi, dalam sastra, atau dalam retorika sastra politik yang disengaja. Namun dalam ceramah, terutama yang bersifat edukatif, keagamaan, atau sosial, bahasa ambigu akan menciptakan kegagalan dalam menyampaikan pesan normatif yang seharusnya tegas.

 

D. Bahasa Gaul

Bahasa gaul bisa menjadi bahasa efektif hanya dalam konteks-konteks informal, ringan, atau dalam acara non-seremonial yang menyasar generasi muda. Namun, secara umum, teks ceramah dituntut menjaga keformalan, kesopanan, dan kejelasan. Bahasa gaul bersifat kontekstual, lokal, dan bahkan temporal yang artinya tidak semua audiens memahami istilah yang digunakan, apalagi jika konteksnya lintas generasi atau lintas budaya.

 

Contoh ceramah tentang etika digital di lingkungan sekolah dapat menggunakan sedikit bahasa gaul untuk menarik perhatian, tetapi jika seluruh struktur teks ceramah disusun dalam bahasa gaul, pesan moral yang ingin disampaikan akan terdengar tidak serius.

 

E. Bahasa Tidak Baku

Penggunaan bahasa tidak baku tentu bertolak belakang dengan tujuan ceramah sebagai sarana komunikasi formal. Bahasa tidak baku cenderung bersifat acak, tidak terstandar, dan berisiko memunculkan berbagai interpretasi. Dalam dunia pendidikan dan sosial, ceramah menjadi salah satu bentuk komunikasi publik yang memiliki struktur dan kaidah, termasuk dalam aspek kebahasaan.

 

Lembaga seperti Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mendorong penggunaan bahasa Indonesia yang baku, khususnya dalam forum-forum formal seperti pidato, ceramah, dan debat. Maka, penggunaan bahasa tidak baku dalam teks ceramah jelas tidak dapat dibenarkan.

 

 

Konteks Sosiobahasa dan Etika Komunikasi Publik

Bahasa ceramah tidak hanya soal struktur atau retorika, tetapi juga merupakan bagian dari praktik sosial yang sarat nilai dan norma. Ceramah adalah tindakan komunikasi yang menuntut tanggung jawa. Ceramah adalah bentuk ucapan yang tidak hanya menyampaikan makna, tetapi juga menciptakan dampak sosial. Dalam hal ini, efektivitas bukan hanya pilihan teknis, tetapi tuntutan moral.

 

Salah satu contohnya adalah ceramah agama yang disiarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau Kementerian Agama RI. Dalam semua pedoman ceramah keagamaan yang diterbitkan, ditetapkan pentingnya penggunaan bahasa yang lugas, tidak menimbulkan salah tafsir, dan tidak mengandung unsur provokatif.

 

 

Maka, dari seluruh opsi yang ada, jawaban C. Efektif tidak hanya benar, tetapi juga sahih secara sosiobahasa dan etis. Bahasa dalam teks ceramah bukan hanya alat, tetapi cermin tanggung jawab sosial seorang penceramah kepada para jamaah.

LihatTutupKomentar