Berikut ini yang bukan ciri-ciri ketika berceramah

 

Berikut ini bukan ciri ceramah

Berikut ini bukan ciri ceramah adalah ...

 

a. Tujuannya jelas

b. Mengandung opini saja

c. Isinya mengandung kebenaran

d. Menciptakan suasana yang efektif

e. Cara penyampaian sesuai dengan pendengar

 

Jawaban: b. Mengandung opini saja

 

Ceramah merupakan salah satu bentuk komunikasi lisan dalam konteks keagamaan, pendidikan, hingga sosial kemasyarakatan. Ceramah tidak hanya pidato biasa, melainkan menyimpan fungsi edukatif, persuasif, dan inspiratif yang disesuaikan dalam isi, gaya penyampaian, serta komunikasi antara pembicara dan audiens. Oleh karena itu, pertanyaan mendasar Apa saja yang menjadi ciri khas ceramah? Dan sebaliknya, hal apa yang bukan menjadi ciri ceramah?

 

Dari pilihan yang tersedia jawaban yang paling tepat sebagai bukan ciri ceramah adalah (b) Mengandung opini saja.

 

Ceramah Komunikasi Lisan yang Tersusun dalam Kerangka Logis dan Objektif

Sebagai bentuk komunikasi satu arah yang bersifat informatif dan persuasif, ceramah idealnya mengandung muatan kebenaran, bukan hanya pendapat pribadi. Prof. Dr. Jalaluddin Rakhmat, pakar komunikasi dari Universitas Padjadjaran, dalam bukunya Psikologi Komunikasi, menegaskan bahwa komunikasi publik seperti ceramah harus berlandaskan pada etika komunikasi, menyampaikan informasi yang faktual, kredibel, dan bertanggung jawab.

 

Ceramah memang bisa mengandung opini pembicara, namun opini tersebut harus dibangun di atas dasar argumentasi logis, data faktual, atau rujukan yang sahih. Pendapat yang disampaikan bukan sebagai spekulasi subjektif tanpa landasan, melainkan sebagai bagian dari proses penyampaian kebenaran atau ajakan menuju sikap hidup tertentu.

 

Sebagai contoh, seorang penceramah dalam forum keagamaan tidak hanya berkata, "Saya pikir shalat itu penting," tetapi memberikan argumentasi berdasarkan kitab suci, hadis, atau pendapat ulama yang kredibel. Dengan menunjukkan bahwa ceramah bukan hanya berisi pendapat pribadi, tetapi sarana penyampaian informasi bernilai, yang dapat dipertanggungjawabkan secara etis.

 


Perbandingan Pilihan Jawaban Lain

Untuk memperkuat argumen mengapa “mengandung opini saja” bukan ciri ceramah, berikut perbandingan dengan pilihan jawaban lain.

 

a. Tujuannya jelas

Ceramah selalu memiliki tujuan yang jelas, entah itu memberikan pengetahuan, mengajak kepada kebaikan, atau menyadarkan audiens akan isu tertentu. Dalam teori komunikasi, tujuan menjadi diperlukan dalam menentukan struktur pesan. Menurut Aristoteles, setiap bentuk retorika, termasuk ceramah, harus memiliki telos atau tujuan akhir yang jelas yaitu membujuk, menginformasikan, atau menginspirasi.

 

c. Isinya mengandung kebenaran

Kebenaran merupakan nilai utama dalam ceramah. Ceramah yang baik harus didasarkan pada data, fakta, atau nilai-nilai kebenaran yang dapat diverifikasi. Dalam konteks keagamaan, misalnya, ceramah yang mengandung kesalahan dalam kutipan ayat dapat menyesatkan umat. Dalam konteks akademik, menyampaikan ceramah yang tidak berbasis referensi atau data ilmiah akan merusak kredibilitas pembicara.

 

d. Menciptakan suasana yang efektif

Ceramah tidak hanya menyampaikan isi, tetapi juga membentuk suasana batin audiens. Efektivitas ceramah sangat bergantung pada bagaimana pembicara mengatur intonasi suara, bahasa tubuh, jeda, hingga interaksi non-verbal. Hal itu sejalan dengan teori pathos dari Aristoteles yang menyatakan pentingnya emosi dalam membangun koneksi dengan pendengar.

 

e. Cara penyampaian sesuai dengan pendengar

Seorang penceramah harus memiliki kecakapan dalam mengenali karakter audiensnya. Ceramah di hadapan anak sekolah tentu berbeda gaya dibanding ceramah di hadapan akademisi. Hal ini berkaitan dengan konsep audience-centered communication, yaitu penyampaian pesan yang disesuaikan dengan latar belakang, kebutuhan, dan tingkat pemahaman audiens.

 

 

“Mengandung Opini Saja” Tidak Sesuai ?

Jika ceramah hanya berisi opini, maka tidak sesuai legitimasinya sebagai media informasi dan edukasi. Sebuah opini, terutama yang bersifat personal dan tak didukung data, hanya akan menciptakan subjektivitas yang tidak menambah nilai pengetahuan bagi audiens. Lebih jauh, opini berisiko menimbulkan bias, terutama jika disampaikan oleh tokoh publik yang memiliki pengaruh besar.

 

Dalam konteks hukum media, bahkan ceramah yang disiarkan di televisi atau radio wajib memenuhi kaidah keberimbangan informasi. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), melalui Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), mengatur bahwa setiap penyampaian pendapat di ruang publik harus proporsional, tidak menyesatkan, dan berdasarkan fakta. Maka, ceramah yang hanya mengandalkan opini pribadi bertentangan dengan prinsip komunikasi publik yang sehat.

 

 

Ceramah adalah sarana ilmu dalam menyampaikan gagasan secara sistematis, objektif, dan inspiratif. Ceramah tidak disampaikan dari opini semata, melainkan dari perpaduan antara fakta, logika, dan retorika yang ditujukan untuk memberi pencerahan kepada khalayak. Maka ketika ditanya, “Berikut ini bukan ciri ceramah adalah...,” jawaban yang paling benar yaitu (b) Mengandung opini saja.

LihatTutupKomentar