Sikap akhir guling belakang pada umumnya adalah ....
a. jongkok
b. berdiri
c. telentang
d. telungkup
Jawaban: a. jongkok
Salah satu
teknik dasar dalam senam lantai yang menjadi bagian dari materi pembelajaran
pendidikan jasmani adalah guling belakang. Pada teknik ini, tidak hanya proses
menggulingkan tubuh yang penting, namun sikap akhir dari gerakan tersebut
menjadi penentu keberhasilan gerakan. Dan dari berbagai sikap yang mungkin
terjadi, para ahli sepakat bahwa sikap akhir guling belakang pada umumnya
adalah jongkok.
Mengurai Esensi Gerakan Guling Belakang
Guling
belakang merupakan gerakan berguling ke arah belakang tubuh dengan awalan duduk
atau berdiri, lalu menggulingkan tubuh ke belakang melalui punggung, panggul,
hingga kaki yang diayunkan melewati kepala. Gerakan berguling ke arah belakang
membutuhkan koordinasi otot, kelenturan, serta kemampuan kontrol tubuh agar
tidak menciptakan tekanan berlebih pada leher dan tulang belakang.
Menurut buku
“Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs” yang disusun oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tahapan guling
belakang terdiri dari awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir. Sikap akhir yang
benar dan ideal sangat menentukan apakah gerakan tersebut dilakukan dengan
teknik yang tepat. Dan dalam tahapan ini, sikap jongkok menjadi bentuk paling
umum dan dianjurkan oleh para instruktur maupun praktisi senam.
Mengapa Jongkok Menjadi Pilihan Tepat ?
Sikap
jongkok di akhir gerakan guling belakang bukan hanya soal kebiasaan, melainkan
hasil dari perhitungan keamanan tubuh. Saat tubuh mengguling ke belakang dan
kaki mendarat, posisi jongkok memungkinkan:
- Distribusi berat tubuh yang seimbang, menghindari jatuh atau cedera.
- Kontrol yang stabil, memungkinkan transisi ke gerakan selanjutnya jika diperlukan.
- Perlindungan pada leher dan tulang belakang, karena menghindari hentakan keras pada punggung bawah.
Peneliti
dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, dalam jurnal Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia (JPJI), menegaskan bahwa posisi jongkok memberikan
efisiensi energi serta mengurangi risiko cedera pada gerakan rotasi belakang
seperti guling belakang. Sikap ini juga memudahkan atlet untuk segera berdiri
atau melanjutkan ke gerakan berikutnya seperti berdiri atau loncatan.
Bandingkan dengan Pilihan Jawaban Lain
Berikut
perbandingan pilihan jawaban lain:
b. Berdiri
Meski
berdiri bisa terjadi setelah guling belakang, namun berdiri bukanlah sikap
akhir yang dilakukan. Sikap berdiri menjadi gerakan lanjutan dari posisi
jongkok. Artinya, setelah mendarat dalam posisi jongkok, barulah atlet atau
peserta didik bisa berdiri. Jika berdiri dilakukan secara langsung dari guling,
tanpa melalui jongkok, itu hanya terjadi pada tingkat lanjut dan dengan risiko
cedera lebih tinggi bila dilakukan tanpa teknik yang benar.
c. Telentang
Sikap
telentang dalam guling belakang adalah tanda kegagalan eksekusi gerakan.
Apabila seseorang mendarat dalam posisi telentang, maka bisa dipastikan bahwa
momentum guling tidak berhasil diteruskan dengan baik dan keseimbangan tidak
terjaga. Posisi ini sangat tidak dianjurkan dan menunjukkan teknik yang keliru.
d. Telungkup
Sama seperti
telentang, posisi telungkup juga bukan sikap akhir yang benar. Telungkup justru
menunjukkan adanya perputaran yang terlalu jauh, atau kegagalan dalam
menghentikan tubuh secara seimbang. Dalam pengajaran teknik senam, posisi ini
dianggap tidak ideal, bahkan berisiko untuk cedera jika leher dan dada
terbentur saat mendarat.
Pengajaran
gerak guling belakang dalam kurikulum pendidikan jasmani mengacu pada teknik
yang aman, efisien, dan mudah dipahami siswa, sebagaimana disarankan oleh
Permendikbud RI No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Pendidikan Jasmani. Posisi jongkok menjadi standar karena bersifat
stabil, serta aman untuk semua jenjang usia, terutama pemula.