Persamaan bunyi pada akhir kata dalam pantun disebut ....
A. Bait
B. Isi
C. Sampiran
D. Rima
Jawaban: D. Rima
Pantun
merupakan salah satu bentuk puisi lama yang sangat terkenal dalam budaya
Melayu. Puisi dikenal karena bait yang unik untuk menyampaikan pesan, nasihat,
atau hiburan melalui struktur dan rima yang khas. Dalam pantun, setiap kata dan
setiap bunyi memiliki fungsi tersendiri, mengharuskan pembuatnya untuk berpikir
kreatif dalam menyusun setiap baris.
Salah satu
ciri khas pantun yang paling penting dan tidak dapat dipisahkan adalah
persamaan bunyi pada akhir kata, yang dikenal sebagai "rima". Namun,
sebelum kita mengetahui lebih lanjut mengenai rima, mari kita bandingkan
beberapa pilihan jawaban yang ada pada pertanyaan diatas.
A. Bait
Dalam
konteks pantun, bait adalah keseluruhan satuan yang terdiri dari empat baris.
Setiap baris dalam bait pantun memiliki jumlah suku kata yang sama, biasanya
antara delapan hingga dua belas suku kata per baris. Meskipun bait adalah
bagian utama dari pantun.
Ketika
seseorang mengatakan bahwa bait adalah persamaan bunyi pada akhir kata dalam
pantun, ini adalah pernyataan yang tidak tepat. Bait mengacu pada jumlah kata
yang membentuk sebuah pantun, sedangkan persamaan bunyi di akhir kata tidak
berkaitan dengan bait, melainkan hal lain yang lebih spesifik.
B. Isi
Isi dalam
sebuah pantun merupakan bagian kedua dari struktur pantun yang mencakup baris
ketiga dan keempat. Isi pantun berguna untuk menyampaikan pesan, maksud, atau
nasihat yang ingin disampaikan oleh penulis. Hal itu merupakan bagian dari
pantun yang mengandung arti sebenarnya atau makna yang diinginkan.
Menganggap
isi sebagai persamaan bunyi pada akhir kata dalam pantun juga merupakan
kekeliruan. Isi lebih berkaitan dengan konten atau pesan dari pantun tersebut.
Ketika berbicara tentang persamaan bunyi, lebih tepat mengacu pada aspek
fonetik dan bukan pada makna atau pesan seperti yang ada dalam isi.
C. Sampiran
Sampiran
adalah bagian pertama dari pantun yang terdiri dari baris pertama dan kedua.
Secara tradisional, sampiran seringkali merupakan bagian yang lebih ringan,
tidak langsung berhubungan dengan makna atau pesan yang sebenarnya dari pantun,
tetapi berfungsi untuk menarik perhatian atau membangun suasana. Sampiran bisa
berupa gambaran alam, kehidupan sehari-hari, atau fenomena lainnya yang
terdengar menyenangkan.
Walaupun
sampiran merupakan bagian penting dari pantun, tetapi bukan persamaan bunyi di
akhir kata. Sampiran adalah unsur yang memperkenalkan dan menyiapkan pendengar
atau pembaca sebelum masuk ke bagian isi yang mengandung pesan utama pantun.
D. Rima
Jawaban yang
paling tepat untuk pertanyaan tentang apa yang disebut dengan persamaan bunyi
pada akhir kata dalam pantun adalah "rima." Rima merupakan unsur
fonetik yang paling esensial dalam puisi, termasuk pantun. Rima mengacu pada
pola bunyi yang berulang pada akhir kata dalam baris-baris pantun. Dalam
pantun, rima sering mengikuti pola a-b-a-b, di mana baris pertama berima dengan
baris ketiga dan baris kedua berima dengan baris keempat.
Misalnya, dalam pantun:
- Burung merak terbang tinggi, (a)
- Hinggap di dahan pohon mangga, (b)
- Tidak terbilang rasa di hati, (a)
- Mengharap cinta yang tak bisa. (b)
Pada contoh
di atas, kata "tinggi" berima dengan "hati," dan
"mangga" berima dengan "bisa." Persamaan bunyi menambah
keindahan pada pantun dan memudahkan pendengar atau pembaca untuk mengingat
pesan yang disampaikan.
Rima dalam
pantun bukan hanya memperindah tetapi juga untuk mudah diingat dan diulang.
Rima menambah nuansa musikalitas ke dalam pantun, menjadi lebih hidup dan
menarik.
Mengapa Rima Penting dalam Pantun ?
Rima
menambah unsur musikalitas, membuat pantun lebih mudah diingat, dan memberikan
struktur yang jelas. Tanpa rima, pantun kehilangan identitas dan hanya menjadi
rangkaian kata tanpa keindahan fonetik yang mengikat menjadi satu kesatuan.
Ketika kita
mempertimbangkan pilihan lain seperti bait, isi, dan sampiran—kita melihat
bahwa masing-masing unsur memiliki fungsi dalam struktur dan makna pantun,
tetapi tidak satu pun yang secara spesifik mengacu pada persamaan bunyi di
akhir kata. Hanya rima yang memiliki fungsi ini, menjadi jawaban yang benar dan
paling tepat ketika membicarakan tentang persamaan bunyi pada akhir kata dalam
pantun. Dengan demikian, memahami rima sebagai persamaan bunyi di akhir kata
dalam pantun.