Pendidikan dan Pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan dan Pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara


 

 

Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, memiliki pandangan yang filosofis tentang arti penting pendidikan dan pengajaran. Filosofi pendidikannya berbeda dengan sistem kolonial Hindia Belanda yang hanya berfokus pada penyampaian ilmu pengetahuan. Mari kita pahami bersama konsep pendidikan dan pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara.

 

 

 

Pendidikan Membentuk Generasi Berkarakter

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bukanlah sekedar pemberian ilmu pengetahuan.  Pendidikan memiliki tujuan yang lebih mulia, yaitu  "menuntun segala potensial yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya."  [1]  Dengan kata lain, pendidikan bertujuan membentuk manusia yang merdeka,  berkepribadian luhur, dan memiliki budi pekerti yang baik.

 

Konsep "kemerdekaan" dalam pendidikan Ki Hadjar Dewantara  berarti  kebebasan untuk berkembang sesuai keinginan masing-masing.  Anak didorong untuk  mengenali potensi dirinya dan mengembangkannya secara optimal.  Pendidik berperan sebagai panutan dan motivator,  bukan sebagai figur yang memaksakan kehendak.

 

 

Konsep Manusia Merdeka menurut Ki Hadjar Dewantara

Bagi Ki Hadjar Dewantara, manusia merdeka bukanlah sekedar orang yang bebas dari penjajahan atau belenggu masalalu. Manusia merdeka adalah seseorang yang memiliki kesadaran, kemandirian, dan tanggung jawab untuk menentukan hidupnya sendiri. Maka mampu berpikir kritis, bertindak kreatif, dan memiliki budi pekerti luhur.

 

Pendidikan yang Memerdekakan

Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang berpusat pada anak didik dan memfasilitasi untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. Pendidikan bukan hanya fokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan, dan nilai-nilai yang penting untuk kehidupan.

 

 

Ciri-ciri Pendidikan yang Memerdekakan

Berikut adalah beberapa ciri-ciri pendidikan yang memerdekakan:

 

Berpusat pada anak didik: Pendidikan mempertimbangkan kebutuhan, minat, dan bakat setiap anak didik.

Mengembangkan kemandirian: Pendidikan mendorong anak didik untuk belajar dan berpikir mandiri, serta tidak bergantung pada orang lain.

Menumbuhkan kreativitas: Pendidikan memberikan ruang bagi anak didik untuk mempelajari ide-ide baru dan mengekspresikan diri secara kreatif.

Membangun karakter: Pendidikan menanamkan nilai-nilai moral dan budi pekerti luhur kepada anak didik.

Menyiapkan untuk kehidupan: Pendidikan membekali anak didik dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat.

 

 

Peran Pendidik dalam Membentuk Manusia Merdeka

Pendidik memiliki peran penting dalam membentuk manusia merdeka. Para Guru harus menjadi panutan, motivator, dan pengajar bagi anak didik. Pendidik harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman, dan nyaman bagi anak didik untuk belajar.

 

 

 

 

 

 

Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara  merumuskan konsep pendidikan yang dikenal dengan Trilogi Ki Hadjar Dewantara.  Trilogi ini terdiri dari tiga konsep yang saling berkaitan:

 

Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan filosofi pendidikan yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Trilogi ini terdiri dari tiga konsep yang saling berkaitan, yaitu:

 

1. Ing Ngarso Sung Tulodo

Artinya: Di depan, seorang Guru harus menjadi teladan yang baik bagi para peserta didik.

 

Penjelasan:

 

Pendidik harus menunjukkan sikap, perilaku, dan tutur kata yang baik.

Pendidik harus menjadi contoh yang ingin ditiru oleh para peserta didik.

Pendidik harus menjadi figur yang dapat dihormati dan dihargai oleh para peserta didik.

 

Contoh:

 

Seorang guru yang selalu datang tepat waktu ke sekolah.

Seorang guru yang selalu berpakaian rapi dan sopan.

Seorang guru yang selalu berbicara dengan sopan dan santun kepada para peserta didik.

 

2. Ing Madya Mangun Karsa

Artinya: Di tengah, seorang pendidik harus mampu membangun semangat dan kemauan belajar para peserta didik.

 

Penjelasan:

 

Pendidik harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif.

Pendidik harus mampu memberikan motivasi dan dorongan kepada para peserta didik.

Pendidik harus mampu membimbing para peserta didik untuk menemukan minat dan bakat muridnya.

 

Contoh:

 

Seorang guru yang menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan inovatif.

Seorang guru yang memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk berdiskusi dan bertanya.

Seorang guru yang memberikan penghargaan kepada para peserta didik atas prestasi siswanya.

 

3. Tut Wuri Handayani

Artinya: Dari belakang, seorang pendidik harus memberikan dorongan dan arahan kepada para peserta didik.

 

Penjelasan:

 

Pendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada para peserta didik.

Pendidik harus memberikan kebebasan kepada para peserta didik untuk belajar dan berkembang sesuai dengan bakatnya.

Pendidik harus selalu siap sedia untuk membantu para peserta didik yang mengalami kesulitan.

 

Contoh:

 

Seorang guru yang memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk belajar mandiri.

Seorang guru yang memberikan respon kepada para peserta didik.

Seorang guru yang selalu siap sedia untuk membantu para peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

 

 

 

Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan filosofi pendidikan yang sangat penting untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia. Trilogi ini dapat membantu para guru untuk membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan siap membangun bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera.

 


Penerapan Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dapat diterapkan dalam berbagai aspek pendidikan, antara lain:

 

Kurikulum: Kurikulum pendidikan harus dirancang berdasarkan filosofi Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

Pembelajaran: Proses pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dan memberikan ruang bagi siswa untuk belajar dan berkembang secara optimal.

Penilaian: Penilaian bukan hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada aspek nonakademik.

Pengelolaan sekolah: Sekolah harus dikelola dengan baik dan menciptakan suasana yang nyaman bagi pembelajaran.

 

Dengan menerapkan Trilogi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, maka dapat mewujudkan pendidikan yang memerdekakan dan mencetak generasi muda yang siap membangun bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera.

 

 

 

 

Pengajaran yang Menyenangkan dan Membebaskan

Ki Hadjar Dewantara  menekankan pentingnya  pengajaran yang  menyenangkan  dan membesarkan semangat belajar  anak didik.  Menurutnya,  belajar  tidak  harus  terasa  seperti  beban,  tetapi  bisa menjadi  kegiatan yang menyenangkan dan  membuat semangat.

 

Para guru dituntut  untuk  menerapkan  metode  pengajaran  yang  kompeten,  sesuai dengan  tingkat  perkembangan  anak didik.  Suasana belajar yang  nyaman  juga  diperlukan siswa-siswi  dalam  proses  belajar.

 

 

Dengan  menerapkan  pandangan  Ki Hadjar Dewantara  tentang  pendidikan  dan  pengajaran,  maka  dapat  menciptakan  generasi  yang  cerdas,  berkarakter,  dan  mampu  mencetak generasi terdidik bagi  kemajuan  bangsa  Indonesia.

LihatTutupKomentar