Gak terasa,
Ramadan sudah tiba lagi. Bulan puasa ini selalu dianggap membawa berkah,
terutama buat umat muslim.
Tapi, berkah
Ramadan dan Lebaran sepertinya gak mengenal golongan. Siapa saja bisa mengais
rezeki dari momen bulan puasa ramadhan, jika mau berusaha bikin usaha
sampingan.
Ada saja
orang yang nyerah duluan bahkan sebelum mulai buka usaha. Alasannya
macam-macam. Dari modal sampai takut rugi.
Padahal buka
usaha tanpa modal duit banyak juga bisa. Soal untung-rugi, tergantung strategi
usaha kita.
Strategi ini
termasuk promosi alias iklan usaha. Jika promosi asal-asalan, jangan kecewa
kalau usahanya kandas.
Berikut ini
5 tips promosi usaha sampingan Lebaran biar barokah maksimal.
1. Mengamati pasar
Bukan
nongkrong seharian di pasar sayur terdekat. Melainkan melihat perilaku konsumen
saat bulan puasa.
Awas jangan
salah kasih kembalian ya bu hehehe
Dari
pengamatan ini kita bisa melihat kira-kira produk apa yang jadi favorit. Terus
harga rata-ratanya berapa. Jam berapa biasanya orang pada beli ramai-ramai. Dan
seterusnya.
Dengan punya
data ini, konsep usaha yang bisa diterapkan untuk berpromosi. Jadi, lebih mudah
untuk bisa menyesuaikan konten promosi dengan hasil pengamatan pasar tersebut.
2. Warna-warni Ramadan
Biar lebih
kena, promosi harus dibubuhi warna-warni Ramadan. Misalnya dalam poster atau
pamflet ada gambar muslim-muslimah dan ketupat.
Kaligrafi
bahasa Arab juga bisa tuh dimasukkan ke konten. Jadi, kesan Ramadan bakal
terlihat dan menarik oleh masyarakat.
Kalau gak
ada atmosfir Ramadan maupun Lebaran, promosi itu jadi sama saja dengan bukan
pas bulan puasa. Tapi jangan sampai terlalu ramai juga. Nanti bisa tenggelam
pesan promosi yang mau disampaikan.
3. Pakai online juga
Meski usaha
digerakkan di dunia nyata, dunia maya juga perlu diterapkan. Toh, promosi
online banyak yang gratis sekarang.
Optimalkan
kecanggihan teknologi, jangan kudet bro, malu kelesss
Bikin akun
Facebok, Twitter, Instragram, atau media sosial lainnya. Terus pasang deh
promosi itu di halaman masing-masing. Gratis. Apalagi kalau pakai Wi-Fi
gratisan juga.
Dengan
memakai media online, target pasar usaha sampingan jadi lebih luas.
Syukur-syukur banyak pesanan juga lewat online. Jadi, usaha bergerak di dua
plathform sekaligus: online dan offline.
4. Hindari bom promosi
Memang,
makin banyak promosi yang disebar, makin besar peluang produk kita diketahui
orang. Tapi, bisa-bisa orang malah ngeluh, “Ini iklan di mana-mana, jadi bosen
ngelihatnya.”
Karena itu,
promosikan usaha secara proporsional. Lihat waktu yang tepat untuk mengeluarkan
jurus promosi.
Kalau usaha
makanan, pas menjelang waktu berbuka, misalnya. Pasang deh foto makanan yang
dijual di Facebook.
Biasanya
pada waktu ini orang-orang lagi cari ide, mau buka pakai apa. Dengan adanya
foto itu, moga-moga mereka langsung nemuin ide tersebut.
Nyam, nyam,
kalau bulan puasa rasanya semua makanan pengin dibeli ya
5. Jadi kunti
Kunti di
sini bukan si mbak-mbak yang suka nongol tengah malam bikin kaget orang.
Melainkan tekun dan teliti.
Semua
pengusaha pasti punya halangan dalam usaha, termasuk saat berpromosi. Misalnya
pengusaha rokok. Iklannya hanya boleh tayang pada malam hari.
Iklan itu
gak boleh tayang sembarangan bukan karena dianggap membahayakan kesehatan.
Bikin susah ngumpulin duit juga sih sebenarnya, tapi itu bukan alasan
pembatasan promosi itu.
Namun si
pengusaha rokok punya solusi, yakni mensponsori acara yang menarik banyak
massa. Misalnya konser musik dan pertandingan sepak bola. Begitu.
Sedangkan
usaha sampingan Lebaran biasanya halangan promosinya adalah banyak pesaing. Hal
ini bisa kita siasati, misalnya dengan menjual produk yang beda.
Jadi,
promosi boleh sama konsepnya. Tapi dengan perbedaan produk, mata yang melirik
bisa lebih banyak.
Intinya,
promosi gak bisa dilepaskan dari kesuksesan usaha. Namun, yang gak kalah
penting adalah kualitas produk yang akan dijual.
Jual makanan
ya musti enak dong, kualitas dijaga bro, jangan cuma jaga perasaan si dia !
Jangan
sampai promosi udah keren. Tapi ternyata produk gak berkualitas. Iya, orang
pada datang beli.
Tapi habis
itu sudah. Mereka kapok. Mereka hanya menjadi pembeli, bukan pelanggan.
Siapa tahu usaha sampingan ini malah berkembang jadi usaha tetap karena mendapat sambutan bagus? Karena itu, harus berimbang antara promosi dan kualitas dagangan. Jangan sampai modal yang telah dikeluarkan menguap begitu saja karena kepleset dalam strategi usaha.

