Cara Membuat Hipotesis Dan Contohnya

 



Langkah awal dalam sebuah penelitian adalah merumuskan hipotesis setelah suatu masalah berhasil dirumuskan. Apa sebenarnya hipotesis itu? Terdapat beragam definisi hipotesis yang pada dasarnya merujuk pada konsep yang sama. Salah satunya menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti. Lebih lanjut, definisi hipotesis adalah pernyataan sementara yang merupakan dugaan mengenai objek penelitian, yang bertujuan memahaminya secara lebih mendalam.

 


Asal dan Fungsi Hipotesis

Proses merumuskan hipotesis dapat diturunkan dari teori yang terkait dengan masalah yang ingin diteliti. Sebagai contoh, seorang peneliti yang berfokus pada penelitian mengenai harga suatu produk sebaiknya merujuk pada teori-teori terkait penentuan harga. Hipotesis, sebagai bentuk kebenaran sementara, berperan sebagai landasan untuk menguji kebenaran suatu teori.

 

Ketika hipotesis telah diuji dan terbukti benar, maka hipotesis tersebut dapat berkembang menjadi suatu teori yang lebih solid. Dengan kata lain, hipotesis merupakan langkah awal untuk menguji kebenaran suatu teori dan menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu fenomena.

 

Selain itu, fungsi hipotesis mencakup tiga aspek utama: 1) menguji kebenaran suatu teori, 2) memberikan kontribusi ide baru untuk pengembangan teori, dan 3) memperluas pengetahuan peneliti mengenai gejala yang sedang dipelajari.

 


Pertimbangan Dalam Merumuskan Hipotesis

Dalam merumuskan hipotesis, peneliti harus memperhatikan beberapa pertimbangan esensial. Pertama, hipotesis harus mampu menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih, yang dapat terdiri dari variabel bebas dan variabel tergantung. Kedua, rumusan hipotesis harus jelas dan tidak bersifat ganda, yakni spesifik dan mengacu pada satu makna tanpa menimbulkan penafsiran ganda. Ketiga, hipotesis harus dapat diuji secara empiris, yaitu dapat diungkapkan dalam bentuk operasional dan dievaluasi berdasarkan data empiris, serta sebaiknya tidak mencerminkan unsur-unsur moral atau sikap.

 


Jenis-Jenis Hipotesis

Secara garis besar, hipotesis dapat dibagi menjadi dua berdasarkan tingkat abstraksi dan bentuknya. Pertama, hipotesis yang menyatakan kesamaan dalam dunia empiris, berkaitan dengan pernyataan-pernyataan umum yang diakui kebenarannya oleh banyak orang. Kedua, hipotesis yang berkenaan dengan model ideal, terkait dengan kompleksitas dunia yang membutuhkan bantuan filsafat, metode, dan tipe-tipe tertentu. Terakhir, hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel, merumuskan hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti.

 

Berdasarkan bentuknya, hipotesis dibagi menjadi hipotesis penelitian, hipotesis operasional, dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian menggambarkan anggapan dasar peneliti terhadap masalah yang dikaji. Hipotesis operasional menjelaskan variabel-variabel secara objektif dan diterjemahkan ke dalam bentuk yang dapat dioperasionalisasikan. Hipotesis statistik, di sisi lain, dirumuskan dalam notasi statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih peneliti.

 

 

Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga:

a). Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian merupakan pendapat dasar peneliti kepada suatu masalah yang sedang diatasi. Dalam Hipotesis ini peneliti beranggapan benar Hipotesisnya yang stelah itu akan dibuktikan secara empiris melewati pengujian Hipotesis dengan menggunakan data yang diperolehnya saat melakukan proses penelitian. Misalnya: Ada hubungan antara krisis ekonomi disuatu wilayah dengan jumlah warganya yang stress

 

b). Hipotesis operasional: Hipotesis operasional adalah Hipotesis yang bersifat objektif. Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan pendapat dasarnya, tetapi juga dari anggapan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang telah dibuat belum tentu benar setelah dikaji dengan menggunakan data yang tersedia. Untuk itu peneliti membutuhkan Hipotesis pembanding yang bersifat objektif serta netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0). H0 berguna untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian terpengaruh dari bukti-bukti yang didapatkan selama melakukan penelitian. Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi disuatu wilayah dengan jumlah warganya yang mengalami stress.

 

c). Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis statistik dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap data dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: r = 0; atau H0: p = 0

 

 

Cara Merumuskan Hipotesis

Proses merumuskan hipotesis melibatkan tahapan-tahapan kunci, yaitu merumuskan hipotesis penelitian, hipotesis operasional, dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat, seperti contoh berikut:

 

Ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai.

Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan.

Hipotesis operasional mendefinisikan variabel-variabel secara objektif dan dapat dioperasionalisasikan. Sebagai contoh:

 

H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi–rendahnya pemasukan perusahaan.

H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi–rendahnya pemasukan perusahaan.

 

H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.

H1: Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.

 

Hipotesis statistik diterjemahkan dalam bentuk notasi statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih peneliti, seperti:

 

H0: P = 0,3

H1: P ¹ 0,3

 

H0: r = 0

H1: r ¹ 0

 


Uji Hipotesis

Setelah hipotesis dirumuskan, langkah selanjutnya adalah menguji kebenarannya. Pengujian ini akan membuktikan apakah H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima, maka H0 ditolak, menunjukkan adanya hubungan atau perbedaan yang signifikan.

Dalam membuat hipotesis, penting untuk menghindari dua jenis kesalahan yang sering dilakukan oleh peneliti, yaitu menolak hipotesis yang seharusnya diterima (kesalahan alpha) dan menerima hipotesis yang seharusnya ditolak (kesalahan beta).

 

 

 

Merumuskan hipotesis adalah langkah awal yang penting dalam proses penelitian. Dengan merinci definisi, asal, fungsi, pertimbangan, jenis-jenis, cara merumuskan, dan uji hipotesis, peneliti dapat memastikan bahwa hipotesisnya sesuai, terukur, dan dapat diuji secara empiris. Proses ini membantu membangun dasar yang kuat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai fenomena yang diteliti.

LihatTutupKomentar