Wawancara kepada saksi sejarah termasuk sumber sejarah yang bersifat ...
a. tertulis
b.
kepustakaan
c. lisan
d. gambar
e. dokumen
Jawaban: c. lisan
Wawancara
kepada saksi sejarah termasuk sumber sejarah lisan, yaitu sumber sejarah yang
diperoleh melalui tuturan langsung dari seseorang yang mengalami atau
menyaksikan peristiwa sejarah. Dalam proses penelitian sejarah,
wawancara menjadi salah satu metode penting untuk menggali informasi yang tidak
tertulis atau belum terdokumentasi dengan baik.
Pengertian Sumber Sejarah Lisan
Sumber
sejarah lisan merupakan informasi yang diperoleh dari tuturan atau penuturan
langsung seseorang yang mengalami, melihat, atau terlibat dalam suatu peristiwa
sejarah. Sumber ini bersifat tidak tertulis, karena disampaikan melalui
kata-kata, percakapan, atau wawancara. Biasanya, sumber lisan dikumpulkan
melalui metode wawancara oleh sejarawan atau peneliti yang ingin merekonstruksi
kejadian-kejadian penting di masa lalu.
Dalam
praktiknya, wawancara dengan saksi sejarah digunakan untuk melengkapi atau
mengonfirmasi data yang tidak ditemukan dalam sumber tertulis, seperti arsip,
dokumen resmi, atau catatan pemerintah. Dengan demikian, sumber lisan memiliki
nilai dalam memberikan gambaran dan pengalaman pribadi dari seseorang yang
hidup pada masa peristiwa sejarah terjadi.
Fungsi dan Manfaat Sumber Lisan dalam Kajian Sejarah
Sumber lisan
diperlukan dalam merekonstruksi sejarah. Beberapa fungsi dan manfaatnya antara
lain:
- Melengkapi kekosongan data tertulis. Tidak semua peristiwa sejarah terdokumentasi secara resmi. Sumber lisan membantu mengisi celah informasi yang tidak tercatat.
- Menambah dimensi kemanusiaan dalam sejarah. Cerita langsung dari saksi memberikan sudut pandang emosional yang tidak bisa ditangkap melalui dokumen tertulis.
- Menghidupkan kembali ingatan masyarakat. Melalui wawancara, peneliti dapat mengetahui bagaimana masyarakat memahami, mengingat, dan menafsirkan peristiwa di masa lalu.
- Menjadi bahan pelengkap untuk penelitian sejarah lokal. Banyak peristiwa kecil di daerah yang tidak tercatat secara resmi, namun tetap dapat ditelusuri melalui sumber lisan dari tokoh masyarakat setempat.
Contoh
Penerapan Wawancara sebagai Sumber Lisan
Beberapa
contoh penerapan wawancara dalam kajian sejarah antara lain:
- Wawancara dengan veteran perang kemerdekaan untuk memahami kondisi perjuangan dan suasana masa penjajahan.
- Wawancara dengan tokoh masyarakat mengenai perubahan sosial dan politik di wilayahnya.
- Wawancara dengan penyintas peristiwa besar seperti bencana alam, reformasi politik, atau konflik daerah.
Melalui
wawancara semacam ini, peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai bagaimana
peristiwa berlangsung, siapa saja yang terlibat, serta dampaknya terhadap
kehidupan masyarakat.
Tantangan dalam Menggunakan Sumber Lisan
Sumber sejarah lisan memiliki kelebihan, tetapi juga menghadapi tantangan tersendiri, seperti:
- Subjektivitas saksi sejarah, karena ingatan manusia tidak selalu akurat dan bisa dipengaruhi oleh waktu, emosi, atau kepentingan pribadi.
- Kesulitan dalam verifikasi, sebab informasi yang diberikan harus dibandingkan dengan sumber lain agar validitasnya terjamin.
- Bahaya rekonstruksi keliru, jika peneliti tidak hati-hati dalam menafsirkan keterangan lisan.
Oleh karena
itu, sejarawan harus melakukan verifikasi silang dengan sumber tertulis, benda
peninggalan, atau bukti lain untuk memastikan keabsahan data.
Wawancara
kepada saksi sejarah merupakan salah satu bentuk sumber sejarah lisan yang
dilakukan dalam penelitian sejarah. Melalui wawancara, peneliti dapat menggali
informasi yang tidak tercatat, memperoleh pandangan subjektif pelaku sejarah,
dan memahami dimensi emosional dari suatu peristiwa. Meskipun bersifat lisan
dan subjektif, sumber ini menjadi pelengkap bagi sumber tertulis dan
artefaktual.
Dengan
demikian, dalam konteks kajian sejarah, jawaban yang tepat untuk pertanyaan
“Wawancara kepada saksi sejarah termasuk sumber sejarah yang bersifat …” adalah
c. lisan.

