Saat melakukan lari jarak pendek badan condong kedepan dengan sudut ...
a. 10-15
derajat
b. 15-20
derajat
c. 25-30
derajat
d. 30-35
derajat
Jawaban: b. 15-20 derajat
Salah satu
aspek teknis yang menentukan keberhasilan pelari dalam mencapai kecepatan
maksimal adalah sudut condong badan ke depan saat berlari. Berdasarkan hasil
kajian pelatihan atletik dan pengalaman para pelatih profesional, sudut ideal
condong badan dalam lari jarak pendek adalah sekitar 15–20 derajat dari garis
vertikal.
Pentingnya Sudut Condong Badan dalam Lari Jarak Pendek
Ketika
seorang pelari melakukan start, tubuhnya harus berada pada posisi yang
memungkinkan terjadi akselerasi yang cepat. Posisi badan yang condong ke depan
membantu memanfaatkan gaya gravitasi untuk mendorong tubuh bergerak maju dengan
lebih efisien.
Jika badan
terlalu tegak pada fase awal lari, maka gaya dorong yang dihasilkan dari kaki
tidak akan sepenuhnya diteruskan ke arah depan. Akibatnya, pelari membutuhkan
waktu lebih lama untuk mencapai kecepatan maksimal. Sebaliknya, bila tubuh
terlalu condong, keseimbangan bisa terganggu, yang justru menghambat ritme
langkah dan meningkatkan risiko jatuh.
Dengan
demikian, kemiringan 15-20 derajat menjadi sudut ideal karena memberi
keseimbangan antara kekuatan dorong dan kontrol tubuh.
Mengapa badan condong kedepan dengan sudut 15–20 Derajat?
Dalam konteks biomekanika, gaya dorong ke depan dan gaya angkat ke atas harus bekerja secara sinergis. Ketika tubuh condong ke depan pada sudut 15–20 derajat:
- Pusat gravitasi tubuh berpindah sedikit ke depan dari titik tumpuan kaki, sehingga gaya dorong dari kaki dapat menggerakkan tubuh lebih efisien.
- Gaya reaksi tanah dilakukan secara optimal untuk meningkatkan percepatan awal.
- Otot-otot kaki dan punggung bawah bekerja secara maksimal tanpa kehilangan keseimbangan.
Sudut yang
terlalu kecil (<15°) membuat pelari tampak tegak terlalu cepat dan
kehilangan momentum dorong awal. Sebaliknya, sudut yang terlalu besar (>20°)
membuat langkah kaki menjadi tidak seimbang dan cenderung menghambat ritme
lari.
Tahapan Perubahan Sudut Tubuh dalam Sprint
Perlu
diketahui bahwa sudut kemiringan badan tidak statis selama pelari melakukan
sprint. Ada tiga fase utama di mana sudut condong tubuh berubah secara
bertahap:
Fase Start
Pada fase
ini, tubuh pelari masih condong ke depan, sekitar 20 derajat. Posisi ini
membantu memaksimalkan tolakan awal dari blok start, memberikan dorongan kuat
untuk mengawali lari.
Fase Akselerasi
Ketika
pelari mulai menambah langkah dan kecepatan meningkat, tubuh perlahan-lahan
mulai tegak. Pada fase ini, kemiringan tubuh berkisar antara 15–18 derajat.
Fase Kecepatan Maksimal
Saat pelari
sudah mencapai kecepatan tertinggi, tubuh berada pada posisi hampir tegak,
dengan kemiringan hanya sekitar 5–10 derajat dari vertikal. Posisi ini membantu
menjaga keseimbangan dan efisiensi langkah.
Dampak Kesalahan Sudut Tubuh terhadap Performa
Kesalahan
dalam menentukan sudut condong badan dapat menurunkan performa pelari. Berikut
beberapa kesalahan yang bisa terjadi:
- Tubuh terlalu tegak pada awal lari: menyebabkan kehilangan momentum dan memperlambat akselerasi.
- Tubuh terlalu condong ke depan: membuat pelari sulit mengatur keseimbangan dan memperpendek langkah.
- Perubahan sudut terlalu cepat: mengganggu ritme langkah dan menurunkan efisiensi tenaga.
Karena itu,
pelatihan teknik postur tubuh menjadi salah satu fokus utama dalam pembinaan
atlet sprint. Pelatih memberikan latihan khusus berupa drills dan resistance
runs untuk membantu atlet mengatur posisi tubuh secara otomatis saat berlari.
Hubungan antara Sudut Tubuh dan Kecepatan Maksimal
Penelitian
menunjukkan bahwa sudut tubuh berpengaruh terhadap kecepatan horizontal.
Semakin optimal posisi tubuh pelari dalam 15-20 derajat pada fase awal, semakin
besar pula gaya dorong horizontal yang dihasilkan. Hal ini penting karena
kecepatan dalam sprint bukan hanya ditentukan oleh kekuatan otot kaki, tetapi
juga oleh arah dan efisiensi gaya dorong yang dihasilkan tubuh.
Dengan
posisi tubuh yang tepat, energi yang dikeluarkan oleh otot tidak banyak
terbuang untuk menjaga keseimbangan, melainkan tersalurkan secara efisien ke
arah depan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sudut condong badan ke depan sebesar 15–20 derajat merupakan posisi ideal dalam melakukan lari jarak pendek. Sudut ini memungkinkan pelari untuk:
- Memaksimalkan gaya dorong ke depan,
- Menjaga keseimbangan tubuh,
- Mengatur pusat gravitasi secara efisien, dan
- Mencapai kecepatan maksimal dalam waktu singkat.
Dengan
latihan teknik yang tepat dan penguasaan postur tubuh, pelari dapat
memanfaatkan sudut kemiringan untuk meningkatkan performa.

