Murid sebagai pusat pembelajaran sehingga dapat …

 

Murid sebagai pusat pembelajaran sehingga dapat …

Murid sebagai pusat pembelajaran sehingga dapat

 

A. Melihat ke segala arah

B. Menjadi pusat perhatian

C. Memperoleh instruksi langsung dari banyak mata pelajaran

D. Mengevaluasi dan merefleksikan proses dan capaian belajar

 

Jawaban: D. Mengevaluasi dan merefleksikan proses dan capaian belajar

 

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan telah mengalami perubahan. Dari pendekatan yang berpusat pada guru sebagai penajar dalam menyampaikan pengetahuan, kini bergeser menuju paradigma yang lebih partisipatif yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid. 


Perubahan sistem pembelajaran bukan hasil dari tren sesaat, melainkan didorong oleh hasil riset pendidikan, dan kenyataan di lapangan yang menuntut peserta didik tidak hanya menghafal materi, tetapi memahami, dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis serta reflektif.

 

Salah satu dari konsep murid sebagai pusat pembelajaran adalah memberikan tanggung jawab bagi siswa untuk mengevaluasi dan merefleksikan proses serta capaian belajar.

 

 

Murid sebagai Pusat Pembelajaran

Pada dasarnya, pembelajaran yang berpusat pada murid adalah pendekatan yang menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Murid tidak lagi diposisikan sebagai “gelas kosong” yang menunggu diisi, tetapi sebagai siswa yang memiliki latar belakang, gaya belajar, kebutuhan, dan potensi masing-masing yang harus diakomodasi oleh sistem dan strategi pembelajaran.

 

Model seperti ini didukung dalam Kurikulum Merdeka di Indonesia, di mana pendekatan pembelajaran diferensiatif dan asesmen formatif menjadi bagian penting. Guru memfasilitasi, tetapi muridlah yang merespon, bertanya, menguji, dan mengevaluasi proses serta hasil belajarnya.

 

 

Mengevaluasi dan Merefleksikan Pembelajaran

Mengapa refleksi dan evaluasi diri menjadi sangat penting ? Karena hanya dengan mengenali capaian dan kekurangan, murid dapat tumbuh menjadi pembelajar mandiri. Refleksi bukan aktivitas pasif, melainkan proses yang menuntut keterlibatan . Ketika siswa merefleksikan apa yang telah dipelajari, dengan membangun kesadaran yang mengarah pada self-regulated learning.

 

Contohnya, dalam praktik asesmen formatif, guru dapat memberikan penilaian terbuka, dan siswa diminta menuliskan learning journal atau self-assessment sheet yang merefleksikan pemahaman atas materi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Aktivitas seperti ini menciptakan ruang dialog antara pengalaman belajar dan strategi peningkatan, yang menjadi landasan pembelajaran sepanjang hayat.

 

 

Perbandingan dengan Pilihan Jawaban Lain:

Berikut perbandingan mengapa pilihan D. Mengevaluasi dan merefleksikan proses dan capaian belajar adalah yang paling tepat dibandingkan dengan pilihan jawaban lainnya:

 

A. Melihat ke segala arah

Meskipun penting untuk memiliki perspektif yang luas, frasa ini terlalu umum dan tidak secara spesifik mencerminkan tujuan dari pendekatan yang berpusat pada murid dalam pembelajaran. Murid sebagai pusat pembelajaran memang didorong untuk mencari informasi dari berbagai sumber, tetapi tujuannya bukan hanya "melihat."

 

B. Menjadi pusat perhatian

Murid sebagai pusat pembelajaran bukan berarti menjadi "pusat perhatian" dalam artian ingin diakui atau diagungkan. Sebaliknya bahwa kebutuhan, minat, dan proses belajar menjadi desain dan implementasi pengajaran. Fokusnya adalah pada keterlibatan aktif dalam proses, bukan pada pengakuan.

 

C. Memperoleh instruksi langsung dari banyak mata pelajaran

Meskipun pendekatan terpadu diterapkan dalam lingkungan yang berpusat pada murid, "memperoleh instruksi langsung" masih menyiratkan model transmisi pengetahuan. Konsep murid sebagai pusat pembelajaran justru mendorong sikap mandiri dan konstruksi pengetahuan, bukan hanya penerimaan instruksi.

 

 

Mengapa D adalah Pilihan yang Paling Tepat:

Kemampuan untuk mengevaluasi dan merefleksikan pembelajaran yang bermakna dan berkelanjutan. Ketika murid menjadi pusat pembelajaran, tidak hanya diajarkan apa yang harus dipelajari, tetapi juga bagaimana cara belajar. Dengan melibatkan:

 

Evaluasi Diri

Peserta didik belajar untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam proses belajar. Setiap murid dapat menilai sejauh mana telah mencapai tujuan pembelajaran, mengetahui bagian yang membutuhkan dukungan lebih lanjut, dan memahami efektivitas strategi belajar yang digunakan. 


Contohnya, setelah menyelesaikan proyek, seorang murid ditugaskan untuk mengisi rubrik penilaian diri, meninjau kembali setiap langkah yang diambil, dan menilai kualitas tugas akhir.

 

Refleksi Metakognitif

Murid didorong untuk bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana saya belajar konsep ini?" "Apa strategi yang paling efektif bagi saya?" "Apa yang bisa saya lakukan secara berbeda lain kali?" Kemampuan ini memungkinkan murid untuk secara sadar mengadaptasi dan meningkatkan pendekatan belajar di masa depan. 


Misalnya, setelah mengikuti ujian murid diminta untuk menulis jurnal reflektif tentang bagaimana mempersiapkan diri, apa yang berjalan baik, dan apa yang bisa diperbaiki untuk ujian berikutnya.

 

Pengambilan Keputusan Berbasis Data

Melalui evaluasi dan refleksi, peserta didik mengumpulkan "data" tentang proses belajar. Data kemudian digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang bagaimana melanjutkan pembelajaran.

 

Dalam studi yang dilakukan oleh Universitas Stanford tentang pembelajaran berbasis tugas, ditemukan bahwa siswa yang secara rutin terlibat dalam proses refleksi menunjukkan peningkatan dalam pemahaman konseptual, keterampilan pemecahan masalah, dan kemampuan untuk menyampaikan pengetahuan. Sehingga menegaskan bahwa refleksi bukan aktivitas tambahan, melainkan metode yang memperkuat dan memperdalam proses pembelajaran.

 

 

Mengadopsi pendekatan "murid sebagai pusat pembelajaran" bukan sekadar tren dalam dunia pendidikan, melainkan strategi jangka panjang dalam pembentukan murid yang mandiri, kritis, dan adaptif.


Dengan memberdayakan peserta didik untuk mengambil kendali atas proses pembelajaran, pengajar tidak hanya mengajarkan "apa," tetapi juga "bagaimana" dan "mengapa." mempersiapkan generasi masa depan dengan keyakinan, kompetensi, dan kebijaksanaan yang diperoleh dari pengalaman belajar yang reflektif.

LihatTutupKomentar