Sebagai acuan pembelajaran capaian pembelajaran diturunkan menjadi ...
Jawaban: Alur tujuan pembelajaran
Pendidikan
Indonesia tengah memasuki sebuah babak baru. Perubahan kurikulum yang ditandai
oleh pergeseran dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi mencerminkan perubahan yang mendasar. Istilah Capaian Pembelajaran
(CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) menjadi pusat perhatian. Namun
pertanyaan adalah, Bagaimana hubungan antara CP dan ATP ? Dan mengapa ATP
menjadi turunan langsung dari capaian pembelajaran dalam struktur kurikulum
terbaru ?
Untuk
menjawabnya, tidak cukup hanya memahami konsep teknis, tetapi juga perlu
memahami narasi yang melandasi kebijakan ini. Tidak hanya perubahan
administratif, melainkan sebuah upaya merubah arah pendidikan nasional dari
kebijakan menuju praktik pembelajaran.
Capaian Pembelajaran Kompetensi yang Terukur
Capaian
Pembelajaran adalah dokumen yang memuat kompetensi yang harus dicapai oleh
peserta didik dalam satu fase pembelajaran. Dalam Kurikulum Merdeka, capaian
pembelajaran tidak lagi disusun berdasarkan jenjang kelas per tahun ajaran,
tetapi berdasarkan fase, yakni rentang waktu dua hingga tiga tahun. Sehingga
memungkinkan guru menyesuaikan irama belajar sesuai dengan kesiapan murid.
Dokumen
resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) menjelaskan bahwa capaian pembelajaran memuat pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan siswa. Misalnya, pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia Fase C (kelas 4-6 SD), CP menyebutkan bahwa murid diharapkan
mampu “menyusun dan menyajikan teks narasi berdasarkan pengalaman pribadi atau
imajinasi secara runtut dan logis.”
Capaian
pembelajaran menetapkan arah kompetensi, tetapi belum merinci langkah konkret
di kelas. Sehingga kebutuhan akan turunan yang lebih operasional menjadi Alur
Tujuan Pembelajaran.
Alur Tujuan Pembelajaran: Menyusun Kompetensi
Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) adalah penjabaran dari capaian pembelajaran dalam bentuk
urutan tujuan pembelajaran yang disusun secara logis dan progresif. Menurut
panduan dari Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kemendikbudristek,
ATP memungkinkan guru melihat tahapan-tahapan kecil yang harus ditempuh agar
capaian pembelajaran dapat dicapai. Tiap tujuan dalam ATP memuat unsur
kompetensi (misalnya keterampilan membaca, menulis, berhitung, menganalisis),
konteks (topik atau isu), serta hasil belajar yang terukur.
Capaian
pembelajaran tentang menyusun teks narasi, ATP bisa menyusun urutan sebagai
berikut:
- Siswa mengenali unsur-unsur teks narasi.
- Siswa membedakan struktur teks narasi dari jenis teks lain.
- Siswa menulis paragraf pembuka yang menggugah.
- Siswa mengembangkan konflik dan penyelesaian dalam cerita.
- Siswa merevisi dan mempresentasikan teks narasinya.
Langkah-langkah
tersebut membentuk alur yang menjadikan ATP begitu penting untuk mengatur ritme
pembelajaran secara logis dan memudahkan proses belajar.
Mengapa Capaian Pembelajaran Harus Diturunkan Menjadi ATP ?
Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan logis dari awal hingga akhir fase pembelajaran.
Menurut
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, proses
penyusunan ATP melibatkan beberapa langkah yang saling terkait:
Analisis Capaian Pembelajaran
Langkah awal adalah menganalisis secara setiap CP,
mengetahui kata kerja operasional, konten, dan konteks yang ada di dalamnya.
Guru perlu memecah CP menjadi bagian yang lebih kecil untuk memudahkan
perumusan tujuan. Misalnya, dari CP Bahasa Indonesia, guru dapat mengetahui
kata kerja "menyajikan" serta jenis teks "narasi, deskripsi,
eksposisi, dan persuasi."
Identifikasi Kompetensi Prasyarat
Sebelum mencapai suatu tujuan pembelajaran, Perlu ada
kompetensi-kompetensi dasar yang harus dikuasai terlebih dahulu. Guru perlu
mengetahui pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa saja yang menjadi
prasyarat bagi peserta didik untuk dapat menguasai CP. Sehingga membantu
memastikan alur pembelajaran yang bersifat logis dan bertahap.
Perumusan Tujuan Pembelajaran (TP)
Berdasarkan analisis CP dan kompetensi prasyarat, guru merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP). Setiap TP harus spesifik, terukur, dapat dicapai, sesuai, dan memiliki batas waktu (SMART). Tujuan pembelajaran yang akan menjadi target pembelajaran harian atau mingguan.
Sebagai contoh,
dari CP Bahasa Indonesia sebelumnya, TP dapat dirumuskan menjadi: "Peserta
didik mampu mengetahui struktur teks narasi," atau "Peserta didik
mampu menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan kata sifat yang
tepat."
Penyusunan Alur Logis Tujuan Pembelajaran
Setelah merumuskan sejumlah tujuan pembelajaran, langkah berikutnya adalah yaitu dalam sebuah alur yang logis dan berurutan. Alur logis mempertimbangkan keterkaitan antar materi, dan kesinambungan antar kompetensi.
Ada beberapa prinsip penyusunan alur, seperti
spiral (materi diulang dan diperdalam pada fase berikutnya) atau linear (materi
berurutan dari satu TP ke TP berikutnya). Dr. Fasli Jalal, seorang pakar
pendidikan, menyatakan pentingnya alur yang sistematis untuk memastikan
ketercapaian kompetensi.
Penentuan indikator ketercapaian tujuan pembelajaran untuk memastikan bahwa tujuan
pembelajaran telah tercapai, perlu dirumuskan indikator-indikator yang jelas.
Indikator akan menjadi dasar bagi guru untuk merancang asesmen. Indikator bisa
berupa performa peserta didik, hasil tugas, atau partisipasi dalam diskusi
kelas.