Jenis logam yang biasanya digunakan untuk membuat kerajinan

 

Jenis logam yang biasanya digunakan untuk membuat kerajinan

Dalam membuat kerajinan tangan, pemilihan jenis logam tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan atau harga pasar, namun juga oleh nilai fungsional, kekuatan visual, kemudahan dibentuk, serta daya tahan terhadap waktu dan lingkungan. Dari situ, muncul pertanyaan penting, logam jenis apa saja yang lazim digunakan untuk membuat kerajinan, dan mengapa?

 

Logam sebagai Wujud Tradisi dan Perubahan

Dari peradaban Mesopotamia hingga era Majapahit, dari hulu Kalimantan hingga Kotagede di Yogyakarta, logam telah menjadi simbol kekuasaan dan ketelatenan. Bahkan dalam lingkup masyarakat, kerajinan logam merupakan bagian dari identitas sosial dan budaya.

 

Menurut Encyclopedia Britannica, praktik pengerjaan logam untuk kebutuhan kerajinan telah dikenal sejak 6.000 tahun lalu, terutama untuk membuat perhiasan, alat upacara, dan senjata. Seiring waktu, pemanfaatan logam dalam pembuatan kerajinan berkembang tidak hanya sebagai simbol fungsional, tetapi juga keindahan.

 

1. Tembaga (Copper)

Tembaga adalah salah satu logam tertua yang digunakan dalam kerajinan. Dengan warna keemasan kemerahan dan karakter yang mudah ditempa namun kuat, tembaga menjadi favorit para pengrajin untuk menciptakan ornamen dekoratif, ukiran logam, hingga patung dan perlengkapan rumah tangga seperti vas dan piring hias.

 

Di Indonesia, daerah seperti Tumang (Boyolali) dan Kotagede (Yogyakarta) dikenal sebagai sentra kerajinan tembaga. Menurut data dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, industri kerajinan logam di wilayah ini berkontribusi pada sektor ekonomi kreatif, dengan ekspor mencapai pasar Eropa dan Timur Tengah.

 

Tembaga juga memiliki keunggulan dalam konduktivitas panas dan listrik, sehingga selain nilai estetik, fungsinya dapat diperluas pada kerajinan yang bersifat praktis.

 

2. Kuningan (Brass)

Kuningan adalah paduan logam antara tembaga dan seng yang menghasilkan warna emas mengilap. Kuningan dianggap sebagai “emasnya rakyat” karena tampilan yang elegan namun lebih terjangkau. Keindahan logam kuningan juga populer untuk membuat hiasan rumah, replika senjata tradisional, alat musik, hingga patung-patung kecil.

 

Dalam buku Brass: The Universal Metal oleh David M. Jacobson (British Museum), dijelaskan bahwa kuningan telah digunakan secara luas sejak zaman Romawi untuk koin, medali, dan aksesori karena tahan terhadap korosi serta mudah dibentuk.

 

Sentra kerajinan kuningan di Indonesia tersebar di berbagai daerah, salah satunya di Puh Sarang, Kediri. Di sana, perajin kuningan mampu menghasilkan karya-karya kerajinan bernilai ekspor. Kuningan juga digunakan dalam kerajinan keagamaan, seperti salib, lonceng gereja, dan aksesoris liturgi.

 

3. Perak (Silver)

Perak bukan hanya logam berharga, tetapi juga lambang kemurnian dan prestise. Kerajinan perak mengandalkan tingkat ketelitian, sering kali menampilkan pola-pola rumit dan detail ukiran yang sangat presisi. Daerah Kotagede di Yogyakarta, misalnya, terkenal sebagai pusat kerajinan perak sejak abad ke-17, di mana perajin turun-temurun masih mempertahankan teknik manual dalam memproduksi cincin, kalung, bros, hingga miniatur.

 

Berdasarkan catatan dari Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, kerajinan perak dari Indonesia tidak hanya diminati oleh pasar domestik tetapi juga diekspor ke Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Keaslian desain dan kemampuan detailing para pengrajin menjadi daya tarik tersendiri dibanding produk pabrikan massal.

 

4. Aluminium

Aluminium mulai banyak digunakan karena bobotnya yang ringan, tahan korosi, dan mudah dibentuk. Tidak seperti logam mulia lain, aluminium lebih murah dan fleksibel. Penggunaan aluminium dalam kerajinan mencakup bingkai, ukiran tipis, peralatan dapur, hingga suvenir dengan desain kontemporer.

 

Aluminium juga mendapat perhatian karena mudah didaur ulang tanpa kehilangan kualitas. Hal ini sejalan dengan konsep ekonomi sirkular yang kini mulai diterapkan oleh banyak UMKM kerajinan, seperti yang dilakukan oleh komunitas pengrajin di Bali yang menggunakan aluminium bekas untuk menciptakan karya seni kontemporer.

 

5. Besi dan Baja

Besi, terutama dalam bentuk tempa (wrought iron) juga digunakan untuk membuat pagar kerajinan, kursi taman, atau lampu jalan dengan gaya klasik. Sementara baja tahan karat (stainless steel) populer dalam karya logam kontemporer seperti patung publik, kerajinan fungsional, dan perabotan rumah tangga karena kekuatan dan terhindar dari karat.

 

Pusat data dari World Steel Association menyebutkan bahwa penggunaan baja untuk kebutuhan seni dan kerajinan meningkat 3,4% setiap tahun, didorong oleh permintaan desain arsitektur yang menggabungkan keindahan dengan struktur kokoh.

 

 

Pemilihan logam oleh perajin bukan hanya soal kepraktisan atau harga, tetapi juga refleksi atas nilai budaya, kebutuhan keindahan. Seni kerajinan logam adalah paduan antara kerja tangan, intuisi desain, dan pemahaman mendalam atas karakter material.

LihatTutupKomentar