Apabila ada permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan cara ....
A. dibiarkan
B.
diputuskan
C. minta
bantuan
D.
bermusyawarah
Jawaban: D. bermusyawarah
Perselisihan
di lingkungan kerja, konflik antar tetangga, kesalahpahaman dalam keluarga,
atau bahkan perbedaan pendapat di ruang kelas semuanya merupakan bentuk dalam
interaksi sosial. Namun, bagaimana kita memilih cara menyelesaikan masalah
menjadi indikator dari kualitas kedewasaan berpikir sebuah masyarakat. Maka,
apabila ada permasalahan, sebaiknya diselesaikan dengan cara bermusyawarah.
Musyawarah Penyelesaian Masalah dalam Budaya Bersama
Konsep musyawarah bukan sekadar metode diskusi tapi juga falsafah hidup yang tertanam dalam jiwa bersama bangsa. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat 2 menegaskan bahwa "kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar."
Kedaulatan itu, dalam tataran sosial, dilaksanakan
melalui asas musyawarah untuk mencapai mufakat, sebagaimana tercermin dalam
sila keempat Pancasila: "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan."
Ketika
diterapkan secara ideal, musyawarah mencegah kekuasaan seseorang atau kelompok
tertentu dan membuka ruang bagi terciptanya keputusan yang adil dan dapat
diterima oleh semua pihak.
Menurut
Prof. Koentjaraningrat, pakar antropologi Indonesia, sistem sosial masyarakat
Indonesia sangat dipengaruhi oleh budaya bersama yang menjunjung kedamaian
sebagai nilai utama. Dalam masyarakat seperti ini, musyawarah bukan sekadar
pilihan, tetapi sikap moral dan etika dalam menyelesaikan konflik.
Membandingkan Pilihan Jawaban Lain Mengapa Tidak Tepat
A. Dibiarkan
Permasalahan
yang dibiarkan tidak akan pernah selesai. Dalam konteks sosial, konflik yang
tidak ditangani berpotensi menimbulkan akumulasi kemarahan, prasangka, bahkan
permusuhan jangka panjang. Dengan demikian, membiarkan masalah bukanlah jalan
keluar, tetapi justru memperpanjang penderitaan.
B. Diputuskan
Kata
“diputuskan” dalam hal ini cenderung mengindikasikan keputusan sepihak.
Keputusan tanpa proses menempatkan satu pihak dalam posisi dominan dan pihak
lain dalam posisi yang tertekan. Dalam hubungan kerja, keluarga, maupun
masyarakat, keputusan sepihak sering kali memicu masalah. Tanpa keterlibatan
pihak-pihak yang bertentangan dalam proses pengambilan keputusan, tidak akan
ada rasa memiliki terhadap solusi yang ada.
C. Minta Bantuan
Mencari
bantuan memang dapat menjadi bagian dari proses penyelesaian masalah, namun
tidak selalu menjadi langkah awal yang ideal. Bantuan dari pihak ketiga,
seperti mediator atau fasilitator, baru efektif jika kedua pihak bersedia untuk
membuka diri terhadap dialog. Tanpa niat untuk bermusyawarah terlebih dahulu,
pihak ketiga hanya akan menjadi metode justifikasi satu pihak. Dalam ranah
hukum, mediasi baru efektif ketika kedua belah pihak secara sukarela hadir dan
bersedia mencari titik temu.
Minta
bantuan memang bukan hal yang salah, tetapi dalam lingkp komunitas atau
hubungan antarpribadi, penyelesaian yang bermula dari niat tulus untuk
berdiskusi secara langsung jauh lebih baik. Oleh karena itu, bantuan dari luar
seharusnya menjadi bagian dari musyawarah.
Musyawarah: Memanusiakan Manusia
Keunggulan
musyawarah terletak pada kemampuan mekanismenya untuk memanusiakan manusia.
Dalam proses ini, setiap seseorang diberi ruang untuk didengar, dimengerti, dan
dihargai. Hal ini memperkuat relasi sosial dan mengurangi kemungkinan konflik
serupa terjadi kembali.
Membiarkan
permasalahan hanya akan menambah konflik yang lebih besar. Keputusan sepihak
akan memicu ketidakpuasan. Dan meminta bantuan sebelum berdiskusi menghilangkan
kemandirian dalam menjalin relasi. Maka dari itu, bermusyawarah menjadi pilihan
paling tepat.