Musik daerah berperan sebagai …. di akhir pertunjukan tarian.
a. Pelengkap
b. Pengiring
c. Kinerja
d. Game
Jawaban: b. Pengiring
Di sebuah
panggung sederhana, lampu sorot meredup perlahan. Para penari, yang sebelumnya
bergerak penuh semangat, kini melambatkan ritme gerakan. Ketukan kendang
terakhir menggema di ruangan, mengiringi gerakan penutup yang anggun. Para
penonton terdiam sejenak, lalu memberikan tepuk tangan meriah. Begitulah
bagaimana musik daerah mengiringi akhir sebuah pertunjukan tari.
Namun,
apakah benar bahwa musik daerah dalam berfungsi sebagai pengiring? Ataukah
hanya pelengkap, bagian dari kinerja, atau bahkan sekadar game? Memahami fungsi
musik daerah dalam pementasan tari tradisional memerlukan pemahaman yang lebih
lanjut, baik dari segi fungsi maupun dari perspektif budaya .
Musik Daerah sebagai Pengiring dalam Akhir Pertunjukan Tari
Dalam seni
pertunjukan, baik yang berbasis tradisi maupun yang telah mengalami
modernisasi, musik daerah memiliki fungsi utama sebagai pengiring tari. Saat
akhir pertunjukan, musik sering kali mengalami perubahan tempo dan dinamika
dari ritme yang kian cepat untuk menggiring puncak klimaks pertunjukan, hingga
melambat sebagai tanda transisi menuju penutupan.
Sebagai contoh, dalam Tari Pendet dari Bali, gamelan yang mengiringi tari akan memperlambat tempo saat para penari mulai menyelesaikan gerakan, memberikan ruang bagi penari untuk menutup pertunjukan dengan menyesuaikan gerakan dan musik yang serasi.
Begitu pula dalam Tari Saman dari Aceh, di mana suara
rapalan syair dan tepukan tangan semakin dipercepat sebelum akhirnya berhenti
serentak sebagai penanda akhir.
Dari
perspektif ini, musik daerah tidak hanya mengiringi gerakan, tetapi juga
menciptakan struktur dalam pertunjukan. Memberi tanda kepada penonton bahwa
tarian telah mencapai penghujungnya, sekaligus mempertegas gerakan yang ingin
disampaikan oleh para penari.
Perbandingan dengan Pilihan Jawaban Lain
Agar lebih
memahami mengapa jawaban "b. Pengiring" adalah pilihan yang paling
tepat, mari kita pahami pilihan lainnya:
1. Musik Daerah sebagai Pelengkap (a. Pelengkap)
Pelengkap
berarti sesuatu yang hanya berfungsi untuk melengkapi, bukan bagian utama. Jika
musik daerah hanya dianggap sebagai pelengkap dalam pertunjukan tari, maka
kehadirannya tidak akan begitu penting dan bisa dihilangkan tanpa mengganggu
pertunjukan. Namun, dalam kenyataannya, musik daerah berfungsi utama dalam
mengiringi gerakan tari dan menentukan ritme serta pertunjukan.
Sebagai
contoh, dalam Tari Jaipong dari Jawa Barat, kendang bukan hanya pelengkap,
melainkan aspek utama yang menentukan tempo dan dinamika gerakan. Tanpa musik.
Oleh karena itu, menyebut musik daerah sebagai pelengkap tidak sepenuhnya
tepat.
2. Musik Daerah sebagai Kinerja (c. Kinerja)
Istilah "kinerja" digunakan untuk menggambarkan performa seseorang atau sekelompok orang dalam suatu tugas atau pekerjaan. Menggunakan istilah ini dalam konteks musik daerah yang mengiringi tarian menjadi tidak sesuai.
Musik
daerah dalam pertunjukan tari bukanlah kinerja, melainkan bagian dari aspek
yang membangun sebuah pertunjukan seni secara keseluruhan.
3. Musik Daerah sebagai Game (d. Game)
Game atau permainan jelas bukan istilah yang tepat untuk menggambarkan fungsi musik daerah dalam pertunjukan tari. Permainan mengacu pada aktivitas yang memiliki aturan tertentu untuk tujuan hiburan atau kompetisi.
Sementara itu, musik
daerah dalam pertunjukan tari berfungsi untuk mengiringi, memperkuat gerakan
tari, dan menciptakan suasana yang mendukung alur pertunjukan.
Dari perbandingan di atas, jelas bahwa peran musik daerah dalam pertunjukan tari, terutama di bagian akhir, adalah sebagai pengiring. Musik tidak hanya mengiringi gerakan tari, tetapi juga menentukan intensitas, suasana, serta memberikan sinyal kepada penonton mengenai dinamika pertunjukan.
Dalam tradisi
seni pertunjukan di berbagai daerah di Indonesia, musik daerah bukan sekadar
aspek tambahan, melainkan bagian utama yang membentuk karakteristik pertunjukan
itu sendiri.
Sebagai
bagian dari warisan budaya, musik daerah terus berperan dalam mempertahankan
nilai estetika dan ekspresi seni dalam pertunjukan tari, menjadikannya lebih
dari sekadar suara melainkan jiwa dari setiap langkah dan gerakan yang
ditampilkan di panggung.