Sistem ekonomi tradisional memiliki kelemahan diantaranya ....
A. sering
terjadi krisis
B. monopoli
lebih besar peluangnya
C. kegiatan
produksi yang ramah lingkungan
D.
profesionalisme rendah
E.
produktivitas yang terkendali
Jawaban: D. profesionalisme rendah
Sistem
ekonomi tradisional sering kali dianggap sebagai sisa dari zaman yang telah
berlalu, sebuah sistem yang masih dipegang oleh masyarakat dengan ikatan budaya
yang kuat. Sistem ini beroperasi di bawah tatanan secara konvensional,
pertukaran barang dan jasa terjadi secara langsung tanpa peran pasar modern,
dan sumber daya alam dianggap sebagai modal utama. Namun, di balik keindahan
dan kesederhanaan cara hidup, terdapat sejumlah kelemahan yang nyata, salah
satunya yaitu rendahnya tingkat profesionalisme.
Sebagai faktor ekonomi, profesionalisme menjadi penentu utama efektivitas dan efisiensi dalam berbagai kegiatan produksi. Namun, pada sistem ekonomi tradisional, konsep ini masih menjadi hal yang jauh dari kenyataan. Mengapa demikian?
Pertama-tama, sistem profesionalisme sangat bergantung pada kebiasaan turun-temurun yang membatasi inovasi dan kemajuan pengetahuan. Para pekerja dalam sistem biasanya tidak memiliki keahlian spesifik atau pendidikan formal yang mendukung pengembangan profesionalisme di bidang.
Apa yang dipelajari
merupakan hasil dari apa yang dilihat, dan keahlian diperoleh dari pengalaman
sehari-hari tanpa adanya pelatihan atau standar formal yang dijadikan acuan.
Mengapa Profesionalisme Rendah Menjadi Masalah ?
Di dalam sistem ekonomi tradisional, pembagian pekerjaan biasanya dilakukan berdasarkan peran sosial atau kebiasaan. Keterampilan atau keahlian sering kali diwariskan secara turun-temurun tanpa melalui pendidikan formal atau pelatihan khusus. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat profesionalisme dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
Misalnya, seorang petani akan tetap menggunakan metode pertanian yang
diwariskan dari generasi sebelumnya, meskipun metode tersebut mungkin sudah
ketinggalan zaman atau tidak lagi efisien dalam menghadapi zaman modern seperti
perubahan iklim atau kebutuhan pangan yang semakin meningkat.
Profesionalisme
rendah juga berdampak pada kualitas produk yang dihasilkan. Karena tidak ada
standar kerja yang jelas, produk yang dihasilkan dalam sistem tradisional
sering kali tidak memenuhi kriteria kualitas yang diharapkan di pasar yang
lebih luas. Akibatnya, barang-barang tersebut kurang bersaing di pasar modern,
dan masyarakat yang bergantung pada sistem tradisional kurang bisa memajukan
usahanya.
Selain itu,
kurangnya pelatihan atau keahlian profesional membuat inovasi dan adaptasi
terhadap teknologi baru menjadi sangat terbatas. Masyarakat yang terjebak dalam
sistem ekonomi tradisional biasanya enggan untuk menerima perubahan, karena hal
itu dianggap bertentangan dengan tradisi atau kebiasaan yang sudah ada. Dalam
situasi globalisasi dan perkembangan teknologi yang cepat, menjadi hambatan
bagi kemajuan ekonomi.
Membandingkan Pilihan Jawaban Lain
A. Sering Terjadi Krisis
Jika dibandingkan dengan pilihan "sering terjadi krisis," pernyataan ini tidak sepenuhnya tepat. Sistem ekonomi tradisional biasanya tidak terlibat dalam krisis ekonomi global seperti yang dialami oleh sistem ekonomi modern. Karena skala ekonomi kecil dan berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, krisis ekonomi yang parah seperti resesi atau inflasi tidak sering terjadi dalam sistem.
Namun, masyarakat dalam sistem ekonomi tradisional rentan terhadap
krisis lokal, seperti gagal panen atau bencana alam, yang bisa berdampak
langsung pada kelangsungan hidup. Jadi, meskipun krisis bisa terjadi, frekuensi
dan skalanya tidak sebesar dalam sistem ekonomi modern.
B. Monopoli Lebih Besar Peluangnya
Pilihan jawaban ini juga kurang sesuai dalam sistem ekonomi tradisional. Monopoli merupakan istilah yang lebih cocok digunakan untuk menggambarkan sistem ekonomi modern di mana ada pemegang kapital usaha besar yang menguasai sebagian besar pasar. Dalam ekonomi tradisional, struktur ekonomi biasanya sangat tersebar dan terdesentralisasi.
Setiap pedagang kecil dari keluarga menjalankan kegiatan
produksi sendiri untuk kebutuhan atau masyarakat terdekat. Tidak ada pihak yang
memiliki kontrol penuh atas sumber daya atau pasar tertentu. Oleh karena itu,
peluang terjadinya monopoli sangat kecil dalam sistem ekonomi tradisional.
C. Kegiatan Produksi yang Ramah Lingkungan
Pernyataan ini lebih sering dianggap sebagai kelebihan daripada kelemahan sistem ekonomi tradisional. Kegiatan produksi dalam sistem ini cenderung lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, karena metode produksi yang digunakan biasanya menyesuaikan dengan ekosistem lokal dan tidak memanfaatkan teknologi tinggi yang bisa merusak lingkungan.
Sebagai contoh, masyarakat adat yang hidup dari
bercocok tanam atau berburu sering kali memiliki pemahaman mendal tentang
keseimbangan alam, yang memungkinkan untuk melakukan produksi tanpa merusak
sumber daya alam. Oleh karena itu, jawaban ini kurang tepat jika dijadikan
sebagai kelemahan.
E. Produktivitas yang Terkendali
Pilihan ini menunjukkan bahwa pada sistem ekonomi tradisional, produktivitas terkendali dan tidak melibatkan peningkatan besar-besaran dalam produksi. Hal ini bukan sepenuhnya kelemahan, tetapi lebih merupakan ciri khas dari sistem ekonomi tradisional. Kegiatan produksi yang terkendali bisa dilihat sebagai cara untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan keberlanjutan sumber daya.
Namun,
dari sudut pandang ekonomi modern yang sering kali berorientasi pada
pertumbuhan dan efisiensi, produktivitas yang terkendali bisa dianggap sebagai
kelemahan karena membatasi potensi peningkatan kesejahteraan. Meski demikian,
kelemahan ini kurang sesuai dibandingkan dengan rendahnya profesionalisme.
Mengatasi Tantangan Profesionalisme Rendah
Untuk mengatasi masalah profesionalisme rendah dalam sistem ekonomi tradisional, pendidikan dan pelatihan sangat penting. Masyarakat perlu diperkenalkan pada keterampilan baru yang sesuai dengan perubahan zaman, sambil tetap menghormati tradisi dan kearifan lokal.
Pelatihan keterampilan khusus di bidang pertanian,
kerajinan tangan, atau industri kecil bisa membantu masyarakat meningkatkan
kualitas produk, sehingga lebih kompetitif di pasar modern.
Selain itu,
akses terhadap teknologi yang tepat guna juga bisa menjadi solusi. Teknologi
tidak harus merusak atau bertentangan dengan tradisi, tetapi bisa digunakan
untuk memperbaiki metode produksi tradisional agar lebih efisien dan ramah
lingkungan. Sebagai contoh, penggunaan teknologi irigasi modern di bidang
pertanian dapat membantu petani meningkatkan hasil panen tanpa merusak
lingkungan.
Sistem ekonomi tradisional memang memiliki kelebihan dalam hal keberlanjutan dan keterikatan sosial, tetapi kelemahan, terutama dalam hal rendahnya profesionalisme, tidak dapat diabaikan.
Rendahnya tingkat profesionalisme
menghambat inovasi, menurunkan kualitas produk, dan membatasi kemampuan
masyarakat untuk bersaing di pasar modern. Meskipun pilihan jawaban lain
memiliki kesesuaian dalam kondisi tertentu, kelemahan merupakan salah satu
faktor paling mendasar yang menghalangi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
yang masih menjalankan sistem ekonomi tradisional.