Keberagaman suku bangsa jika tidak dijaga dengan baik dapat menimbulkan

 

Keberagaman suku bangsa jika tidak dijaga dengan baik dapat menimbulkan

Keberagaman suku bangsa jika tidak dijaga dengan baik dapat menimbulkan ....

 

a. Integrasi dan konflik

b. Akulturasi dan asimilasi

c. Disentegrasi dan konflik

d. Integrasi dan asimilasi

 

Jawaban: c. Disentegrasi dan konflik

 

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa, serta agama. Dengan lebih dari 300 kelompok etnis yang tersebar di seluruh kepulauan, kekayaan budaya menjadi salah satu keistimewaan bangsa. Namun, di balik keberagaman terdapat ancaman yang tidak bisa diabaikan. Jika keberagaman tidak dijaga dengan baik, dapat timbul perpecahan, atau lebih parah lagi, disintegrasi dan konflik.

 

Disintegrasi Perpecahan yang Mengancam Keutuhan

Disintegrasi merupakan kondisi di mana ikatan kebangsaan dan kesatuan di antara masyarakat mulai melemah atau bahkan hilang. Hal itu merupakan ancaman terhadap keutuhan sebuah negara. Di tengah masyarakat yang sangat beragam, seperti Indonesia, potensi disintegrasi bisa muncul dari berbagai faktor, mulai dari kesenjangan sosial, ketidakadilan, hingga diskriminasi terhadap kelompok tertentu.

 

Misalnya, ketika kelompok etnis tertentu merasa diabaikan atau diperlakukan tidak adil oleh pemerintah atau masyarakat mayoritas, rasa keterasingan dapat berkembang. Perasaan jika dibiarkan, dapat berubah menjadi ketidakpuasan yang meluas dan memicu gerakan separatisme. Kesatuan bangsa mulai runtuh, dan potensi disintegrasi semakin besar.

 

Sejarah dunia mencatat banyak contoh di mana ketidakmampuan menjaga keberagaman menyebabkan disintegrasi. Uni Soviet, misalnya, adalah negara yang terdiri dari berbagai bangsa dan etnis. Namun, ketika kesenjangan politik dan ekonomi di antara republik-republik anggotanya tidak ditangani, akhirnya negara tersebut terpecah menjadi negara-negara yang lebih kecil.

 

Konflik Hasil dari Ketidakseimbangan dalam Keberagaman

Konflik sering kali menjadi konsekuensi langsung dari ketidakmampuan menjaga keberagaman. Di Indonesia, konflik berbasis suku, agama, dan ras bukanlah hal yang asing. Konflik Ambon dan kerusuhan di Poso pada akhir 1990-an merupakan contoh bagaimana ketegangan antar kelompok etnis dan agama dapat meletus menjadi kekerasan massal jika tidak dikelola dengan baik.

 

Dalam konflik semacam itu, perbedaan yang seharusnya menjadi keragaman budaya berubah menjadi pemicu permusuhan. Jika keberagaman tidak dirawat dengan prinsip keadilan dan kesetaraan, maka perbedaan bisa dilihat sebagai ancaman oleh kelompok-kelompok tertentu, yang pada akhirnya mendorong terjadinya benturan kepentingan. Bukan hanya merugikan pihak-pihak yang terlibat langsung, tetapi juga merusak tatanan sosial yang telah lama terbangun.

 

Mengapa Jawaban Lain Kurang Tepat

Integrasi dan Konflik (a)

Pilihan ini menyiratkan bahwa konflik dapat berdampingan dengan integrasi. Namun, secara logika, integrasi dan konflik adalah dua konsep yang bertolak belakang. Integrasi merupakan proses penyatuan masyarakat yang heterogen menjadi kesatuan yang harmonis. Ketika sebuah masyarakat berhasil mencapai integrasi, konflik justru seharusnya berkurang atau bahkan hilang. Dengan demikian, kombinasi integrasi dan konflik dalam konteks keberagaman yang tidak terjaga dengan baik kurang tepat, karena integrasi seharusnya mengurangi potensi konflik.

 

Akulturasi dan Asimilasi (b)

Akulturasi dan asimilasi adalah dua proses yang terjadi ketika dua budaya atau lebih bertemu. Akulturasi mengacu pada penyerapan sebagian budaya asing tanpa kehilangan identitas asli, sementara asimilasi yaitu hilangnya budaya asli karena terpengaruh budaya baru. Meskipun keduanya bisa menjadi hasil dari interaksi antar budaya, tapi tidak langsung berkaitan dengan ketidakmampuan menjaga keberagaman. Justru, akulturasi dan asimilasi bisa menjadi solusi bagi ketegangan yang muncul dari perbedaan budaya. Oleh karena itu, keduanya lebih tepat sebagai bentuk interaksi budaya yang sehat, bukan ancaman.

 

Integrasi dan Asimilasi (d)

Integrasi dan asimilasi adalah dua konsep yang lebih bersifat positif dan berusaha mencapai kesatuan dalam keberagaman. Integrasi melibatkan penyatuan dalam perbedaan tanpa menghilangkan identitas unik setiap kelompok, sementara asimilasi, seperti yang telah disebutkan, yaitu proses menyatukan perbedaan menjadi satu kesatuan yang homogen. Pilihan (d) lebih cocok menggambarkan hasil yang diharapkan dari pengelolaan keberagaman yang baik, bukan dampak dari kelalaian menjaga keberagaman.

 

Solusi Menghindari Disintegrasi dan Konflik

Agar keberagaman tidak berubah menjadi ancaman bagi kesatuan, penting bagi negara dan masyarakat untuk terus menjaga toleransi, saling menghormati, dan membangun dialog di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Pendidikan multikultural, kebijakan yang adil, serta penegakan hukum yang tegas terhadap segala bentuk diskriminasi adalah beberapa langkah untuk mencegah disintegrasi dan konflik.

 

Selain itu, masyarakat perlu diajak untuk menghargai perbedaan dan melihatnya sebagai kekuatan, bukan sebagai ancaman. Ketika perbedaan dilihat sebagai aset, keberagaman akan menjadi kekuatan persatuan nasional yang memperkaya identitas bangsa.

 

Jika keberagaman suku bangsa tidak dijaga dengan baik, disintegrasi dan konflik adalah ancaman yang nyata. Negara-negara dengan masyarakat yang beragam harus senantiasa berusaha untuk menciptakan rasa keadilan, toleransi, dan solidaritas. Mengabaikan keberagaman tidak hanya merugikan kelompok-kelompok minoritas, tetapi juga mengancam keutuhan bangsa. Pilihan disintegrasi dan konflik adalah jawaban yang paling tepat, karena itulah yang terjadi ketika keberagaman tidak dijaga dengan baik.​

LihatTutupKomentar