Berikut ini yang bukan merupakan hal pendukung dalam berpidato adalah ....
a. ekspresi
b. sapaan
c. volume
d. intonasi
Jawaban: b. sapaan
Berpidato
merupakan kegiatan berbicara di depan publik yang membutuhkan berbagai
keterampilan dan teknik untuk mencapai efektivitas dalam berkomunikasi. Ketika
sedang berpidato, pembicara harus bisa menyampaikan isi idato dengan jelas dan
meyakinkan, sekaligus membangun hubungan emosional dengan audiensnya.
Keberhasilan berpidato bukan hanya bergantung pada apa yang dikatakan, tetapi
juga pada bagaimana hal itu disampaikan. Maka, berbagai hal pendukung menjadi
sangat penting agar memastikan pidato tersebut bisa tersampaikan dengan baik.
Namun, di
antara berbagai hal pendukung dalam berpidato, tidak semua memiliki fungsi yang
sama. Artikel berikut akan menjelaskan lebih lanjut tentang hal-hal tersebut
dan mengevaluasi pilihan jawaban yang diberikan: a. ekspresi, b. sapaan, c.
volume, d. intonasi.
Ekspresi Menghidupkan Pesan Pidato
Ekspresi
wajah merupakan salah satu hal yang paling penting ketika berpidato. Ekspresi
wajah yang tepat dapat memperkuat materi pidato yang disampaikan dan
menciptakan keterhubungan emosional antara pembicara dan audiens. Misalnya,
senyuman yang tulus dapat menciptakan suasana hangat dan menyenangkan,
sementara ekspresi serius dapat menegaskan pentingnya pesan yang disampaikan.
Agar pidato
bisa disampaikan dengan efektif, ekspresi bukan hanya tentang menggerakkan
otot-otot wajah, tetapi tentang mengekspresikan perasaan yang selaras dengan
kata-kata. Ekspresi yang salah atau tidak selaras dapat menyebabkan kebingungan
atau bahkan menghilangkan kredibilitas pembicara di mata audiens. Maka, tidak
diragukan lagi bahwa ekspresi wajah merupakan salah satu hal pendukung Ketika
sedang berpidato.
Volume Kendali Suara Ketika Berpidato
Volume suara
juga penting untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat didengar
dengan jelas oleh semua orang di dalam ruangan. Volume yang terlalu rendah
dapat membuat audiens sulit untuk mendengar apa yang dikatakan, sementara
volume yang terlalu tinggi dapat membuat audiens merasa tidak nyaman.
Penggunaan
volume yang tepat juga dapat menambahkan dimensi tambahan pada pidato. Volume
yang meningkat secara tiba-tiba dapat digunakan untuk menjelaskan suatu poin
penting, sedangkan volume yang menurun dapat menciptakan momen yang lebih intim
dan pribadi dengan audiens. Oleh karena itu, volume adalah hal pendukung yang
sangat penting ketika berpidato, karena membantu mengarahkan perhatian audiens
dan memberikan dampak emosional pada isi pidato yang disampaikan.
Intonasi Ketika Berbicara
Intonasi
adalah naik turunnya nada suara ketika berbicara yang dapat menambahkan nuansa
dan makna pada kata-kata. Penggunaan intonasi yang tepat dapat membuat pidato
lebih menarik dan membantu audiens memahami perasaan dan emosi di balik
kata-kata yang diucapkan. Misalnya, intonasi yang meningkat di akhir kalimat
sering kali digunakan untuk menunjukkan pertanyaan, sementara intonasi yang
menurun dapat menunjukkan pernyataan atau kepastian.
Intonasi
suara juga bisa menjaga perhatian audiens. Pidato yang monoton, tanpa variasi
intonasi, cenderung membuat audiens mudah bosan. Sebaliknya, pidato dengan
intonasi yang bervariasi dapat membuat audiens lebih terlibat dan termotivasi
untuk mendengarkan lebih lanjut. Dengan demikian, intonasi merupakan salah satu
hal pendukung yang sangat penting dalam berpidato.
Sapaan Pendekatan Personal yang Tidak Selalu Diperlukan
Sapaan
meskipun sering digunakan Ketika berpidato, sebenarnya bukan merupakan hal yang
utama dalam menyampaikan pesan secara efektif. Sapaan biasanya digunakan di
awal pidato sebagai cara untuk membuka pidato dan memperkenalkan diri atau
untuk memberikan penghormatan kepada audiens. Namun, sapaan bukan hal yang
terus-menerus mendukung penyampaian pesan utama dari pidato.
Dalam banyak
kasus, setelah sapaan awal, fokus pidato beralih ke pesan utama yang ingin
disampaikan oleh pembicara. Beberapa hal seperti ekspresi, volume, dan intonasi
kemudian menjadi lebih penting dalam memastikan pesan tersebut disampaikan
dengan efektif dan dipahami oleh audiens. Sapaan tidak memberikan pengaruh
secara keseluruhan pada penyampaian pesan itu sendiri, melainkan hanya
berfungsi sebagai bagian dari etikat komunikasi.
Dengan
demikian, jika harus memilih satu hal yang bukan merupakan hal pendukung dalam
berpidato, maka b. sapaan adalah pilihan yang paling tepat. Sapaan tidak
mempengaruhi efektivitas penyampaian pesan utama dalam pidato, sementara
ekspresi, volume, dan intonasi merupakan beberapa hal yang mempengaruhi cara
pesan diterima dan dipahami oleh audiens.
Ketika
berpidato berbagai hal pendukung diperlukan untuk memastikan materi pidato yang
disampaikan dengan efektif. Ekspresi, volume, dan intonasi semuanya
mempengaruhi cara audiens menerima dan memahami pesan. Namun, sapaan, meskipun
sering digunakan dalam pidato, tidak memiliki peran yang sama pentingnya untuk
mendukung penyampaian pesan. Oleh karena itu, sapaan adalah hal yang tidak
dapat dianggap sebagai pendukung utama dalam berpidato. Seorang pembicara yang
baik akan fokus pada hal-hal yang langsung mempengaruhi penyampaian pesan dan
interaksi dengan audiens untuk memastikan pidato dilaksanakan dengan efektif.