Perilaku yang tidak boleh dikembangkan dalam menghadapi era globalisasi adalah

 

Perilaku Yang Tidak Boleh Dikembangkan Dalam Menghadapi Era Globalisasi Adalah


Perilaku yang tidak boleh dikembangkan dalam menghadapi era globalisasi adalah ….

 

A. nasional

B. terbuka

C. antisipatif

D. inovatif

E. sekuler

 

Jawaban: E. sekuler

Globalisasi dinamika yang menandai era modern membawa berbagai perubahan di berbagai aspek kehidupan. Cepatnya sebaran informasi dan budaya yang mengalir deras, penting bagi kita untuk bersikap bijak dan selektif. Salah satu perilaku yang tidak boleh dikembangkan dalam menghadapi era globalisasi adalah sekulerisme.

 

Sekulerisme, paham yang memisahkan antara agama dan kehidupan publik, mungkin akan sesuai bagi sebagian ideologi orang di masa modern. Namun, di balik konsepnya yang seolah-olah menawarkan netralitas dan kebebasan, sekulerisme justru memiliki resiko tersendiri yaitu akan merusak nilai-nilai luhur dan identitas bangsa.

 

Meskipun sekularisme dianut oleh beberapa negara di dunia, namun paham sekulerisme tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Pancasila, khususnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang beragama.

 

Mengapa Sekulerisme Berbahaya dalam Era Globalisasi?

Memicu Krisis Moral: Sekulerisme, dengan pemisahannya yang kaku antara agama dan kehidupan publik, dapat mencetuskan krisis moral. Nilai-nilai agama yang selama ini menjadi landasan moralitas masyarakat berubah, digantikan oleh nilai-nilai sekuler yang cenderung materialistis. Hal ini bisa memicu berbagai permasalahan sosial, seperti meningkatnya kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan hilangnya moral.

 

Menginjak-injak Identitas Bangsa: Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama, memiliki identitas yang erat kaitannya dengan nilai-nilai agama. Sekulerisme, dengan pemisahannya yang tegas, dapat merusak identitas bangsa. Tradisi, budaya, dan kearifan lokal yang berlandaskan agama terancam terpinggirkan, digantikan oleh budaya barat yang sekuler dan individualis.

 

Memperlemah Persatuan Bangsa: Sekulerisme bisa memicu perpecahan di tengah masyarakat. Perbedaan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh berbagai kelompok masyarakat terabaikan, digantikan oleh sekularisme yang dianggap sebagai satu-satunya standar. Hal ini bisa memicu konflik dan perpecahan antar kelompok, melemahkan persatuan bangsa.

 

Melestarikan Nilai-nilai Luhur dalam Era Globalisasi:

Di era globalisasi ini, kita dihadapkan pada pilihan: terbawa arus sekularisme atau justru memperkuat nilai-nilai luhur bangsa. Kita harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan budaya, namun tetap terbuka terhadap kemajuan. Kita perlu menyaring informasi dan budaya yang masuk dengan bijak, menjaga identitas bangsa, dan memperkuat persatuan antar kelompok masyarakat.

 

Sekularisme bukanlah jawaban untuk menghadapi era globalisasi. Justru, dengan menguatkan nilai-nilai agama dan budaya, kita dapat mengendalikan arus globalisasi dengan penuh keyakinan dan identitas, menjadikan bangsa bisa menjaga identitas.

 

Sekulerisme, dengan pemisahannya yang tegas antara agama dan kehidupan publik, bukanlah solusi untuk menghadapi era globalisasi. Justru, dengan menguatkan nilai-nilai agama dan budaya, kita bisa mengendalikan arus globalisasi dengan penuh keyakinan dan identitas.

LihatTutupKomentar