Di tengah gejolak ekonomi global, stabilitas bagaikan
nakhoda yang mengarahkan kapal agar tidak terombang-ambing badai. Kebijakan
moneter hadir sebagai jurus jitu bagi para pemangku kepentingan ekonomi untuk
menjaga stabilitas.
Kebijakan moneter merupakan serangkaian tindakan yang diambil oleh bank sentral, seperti Bank Indonesia (BI), untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan mempengaruhi suku bunga.
Lalu, bagaimana kebijakan moneter dapat menjaga stabilitas
ekonomi? Jawabannya terletak pada dua tujuan utama:
1. Menjaga Stabilitas Harga (Melawan Inflasi)
Pernahkah Anda merasa dompet Anda semakin tipis karena
harga-harga kebutuhan pokok melonjak? Ya, inflasi, yaitu kenaikan harga barang
dan jasa secara umum, bagaikan monster yang menggerogoti daya beli masyarakat.
Di sinilah peran krusial kebijakan moneter. Dengan kebijakan moneter kontraktif, BI dapat mengerem laju inflasi.
Caranya dengan menaikkan
suku bunga, sehingga meminjam uang menjadi lebih mahal. Hal ini mendorong
masyarakat untuk menabung dan mengurangi konsumsi, sehingga permintaan terhadap
barang dan jasa pun menurun.
Contohnya, BI menaikkan suku bunga acuan (BI 7-Days Repo Rate). Dampaknya, bunga deposito dan kredit di bank pun ikut naik.
Masyarakat
yang tadinya berbondong-bondong mengambil kredit untuk membeli rumah atau
kendaraan, kini berpikir dua kali karena cicilannya akan lebih tinggi.
Permintaan pun mereda, dan inflasi dapat dikendalikan.
2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Sehat
Di sisi lain, kebijakan moneter juga bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.
Ketika ekonomi sedang lesu, BI dapat menerapkan kebijakan moneter ekspansif. Caranya dengan menurunkan suku bunga, sehingga meminjam uang menjadi lebih murah.
Hal ini mendorong masyarakat dan pengusaha untuk mengambil
kredit, meningkatkan investasi, dan memacu aktivitas ekonomi.
Contohnya, BI menurunkan suku bunga acuan. Dampaknya, bunga deposito dan kredit di bank pun ikut turun.
Masyarakat dan pengusaha yang
tadinya ragu untuk berinvestasi karena tingginya suku bunga, kini menjadi lebih
semangat karena biaya modalnya lebih murah. Investasi pun meningkat, lapangan
kerja terbuka, dan ekonomi kembali menggeliat.
Kebijakan Moneter Strategi Bank Sentral
Untuk mencapai tujuannya, BI memiliki beberapa kebijakan
kebijakan moneter, dalam menjaga stabilitas ekonomi yaitu:
- Kebijakan Diskonto: BI mengatur tingkat suku bunga pinjaman bagi bank.
- Kebijakan Cadangan Kas: BI menetapkan persentase dana yang harus disimpan bank sebagai cadangan.
- Operasi Pasar Terbuka: BI membeli atau menjual Surat Berharga Negara (SBN) untuk memengaruhi jumlah uang beredar.
- Kebijakan Moral Persuasi: BI memberikan imbauan kepada bank dan pelaku pasar untuk mendukung kebijakan moneter.
Efek Kebijakan Moneter Berbagai Aspek Kehidupan
Kebijakan moneter tak hanya bekerja pad ekonomi makro, tapi
efeknya hingga ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
- Harga Barang dan Jasa: Kebijakan moneter memengaruhi inflasi, yang berdampak langsung pada harga barang dan jasa.
- Tingkat Suku Bunga: Kebijakan moneter menentukan tingkat suku bunga kredit dan deposito, yang memengaruhi daya beli dan investasi masyarakat.
- Pertumbuhan Ekonomi: Kebijakan moneter mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat, sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Stabilitas Sistem Keuangan: Kebijakan moneter menjaga stabilitas sistem keuangan, sehingga terhindar dari krisis ekonomi.
Tantangan pun tak jarang dihadapi, BI selaku bank sentral harus cermat dalam menganalisis situasi ekonomi dan memilih kebijakan yang tepat.
Komunikasi yang efektif dengan publik dan sinergi dengan berbagai pihak
juga menjadi faktor keberhasilan kebijakan moneter.
Di tengah gejolak ekonomi global, kebijakan moneter menjadi
faktor penting untuk mengontrol perekonomian Indonesia menuju stabilitas dan
pertumbuhan yang berkelanjutan.