Di antara pepohonan rindang hutan tropis, seekor bunglon bertengger di ranting pohon. Tubuhnya yang ramping berbalut warna hijau zamrud, menyatu sempurna dengan dedaunan di sekitarnya.
Seekor ular berbisa mengintai
mangsanya, meliuk-liuk di antara pepohonan. Ular itu tak menyadari keberadaan
bunglon, yang diam tak bergerak, seolah menjadi bagian dari alam.
Tiba-tiba, bunglon itu mulai mengubah warnanya. Bintik-bintik coklat dan hitam mulai muncul di kulitnya, perlahan menutupi warna hijau.
Dalam sekejap, bunglon itu berubah menjadi coklat kehitaman,
menyerupai batang pohon yang mati. Ular yang terkejut, tak lagi melihat
mangsanya, dan akhirnya pergi mencari mangsa lain.
Kemampuan bunglon untuk mengubah warna kulitnya merupakan salah satu cara luar biasa yang mereka gunakan untuk melindungi diri dari predator.
Kemampuan tersebut, yang dikenal sebagai mimikri, memungkinkan
bunglon untuk berkamuflase dengan lingkungannya, membuat bunglon hampir tak
terlihat oleh predator.
Bagaimana Bunglon Mengubah Warna Kulitnya ?
Rahasia di balik kemampuan luar biasa bunglon terletak pada sel-sel khusus di kulit yang disebut kromatofor.
Sel Kromatofor mengandung pigmen berwarna, seperti kuning, merah, biru, dan hitam. Bunglon bisa mengontrol sel-sel dengan menggunakan sistem sarafnya.
Ketika bunglon ingin
mengubah warnanya, bunglon mengirimkan sinyal sel kromatofor, memerintahkan
untuk menyebar atau berkumpul.
Penyebaran kromatofor tertentu akan menghasilkan warna tertentu. Contohnya, ketika kromatofor yang mengandung pigmen kuning dan merah menyebar, bunglon akan terlihat berwarna oranye.
Sebaliknya, ketika kromatofor
yang mengandung pigmen biru dan hitam berkumpul, bunglon akan terlihat berwarna
hitam.
Kamuflase Bahasa Tubuh dan Gerakan Unik
Perubahan warna kulit bukan satu-satunya strategi bunglon untuk bersembunyi dari predator. Bunglon juga memiliki kemampuan untuk mengubah bentuk tubuhnya, seperti menggembungkan perut dan meratakan sisiknya, untuk terlihat lebih besar dan lebih mengancam.
Selain itu, bunglon memiliki mata yang dapat bergerak secara tersendiri, memungkinkan bunglon untuk mengamati sekelilingnya tanpa harus menggerakkan kepala.
Kemampuan tersebut membantu
bunglon untuk tetap waspada terhadap bahaya dan mencari mangsa dengan lebih
efektif.
Mimikri Lebih dari Sekedar Kamuflase
Kemampuan mimikri bunglon tidak hanya digunakan untuk berkamuflase. Bunglon juga menggunakan kemampuan tersebut untuk berkomunikasi dengan bunglon lain.
Misalnya, bunglon jantan akan mengubah warnanya menjadi
lebih cerah dan mencolok untuk menarik perhatian betina. Bunglon betina juga
akan mengubah warnanya untuk menunjukkan apakah siap kawin atau tidak.
Selain itu, bunglon juga menggunakan mimikri untuk menakut-nakuti predator. Ketika merasa terancam, bunglon dapat mengembang tubuhnya dan mengubah warnanya menjadi pola yang mencolok, seperti garis-garis hitam dan putih.
Cara tersebut bisa membuat predator terkejut dan memberi
bunglon kesempatan untuk melarikan diri.
Kemampuan bunglon untuk mengubah warna kulitnya merupakan salah satu contoh adaptasi luar biasa yang ditemukan di alam.
Adaptasi itu
memungkinkan bunglon untuk bertahan hidup di lingkungan yang penuh dengan
predator, dan memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup bunglon.
FAQ:
- Bagaimana bunglon merasakan perubahan lingkungan? Bunglon memiliki indera penglihatan yang sangat tajam, yang memungkinkan bunglon untuk melihat berbagai warna dan pola dengan detail yang luar biasa. Bunglon juga memiliki sensor suhu di kulit untuk membantu merasakan perubahan suhu lingkungan.
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan bunglon untuk mengubah warna? Bunglon bisa mengubah warna kulitnya dengan sangat cepat, dalam waktu beberapa detik.
- Apakah semua bunglon memiliki kemampuan mimikri yang sama? Tidak semua bunglon memiliki kemampuan mimikri yang sama. Beberapa spesies bunglon lebih pandai berkamuflase daripada yang lain.
- Apakah ada hewan lain yang memiliki kemampuan mimikri? Ya, ada banyak hewan lain yang memiliki kemampuan mimikri, seperti cumi-cumi, gurita, dan beberapa spesies ikan.