Membaca adalah kegiatan sehari-hari yang terkadang dilakukan
oleh seseorang yang hoby membaca. Namun, apakah sebenarnya pengertian dari
membaca? Berikut adalah beberapa definisi membaca menurut para ahli:
1. F. M. Hodgson:
F. M. Hodgson: dalam bukunya yang berjudul “Learning Modern Languages” (1960), memberikan pandangan yang menarik tentang membaca. Menurutnya, membaca adalah proses memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media berupa kata-kata atau bahasa tulis. Dalam konteks ini, kita dapat melihat membaca sebagai jendela yang membuka dunia pengetahuan dan pemahaman.
Hodgson menekankan bahwa membaca bukan hanya sekadar menguraikan kata-kata secara mekanis, tetapi juga melibatkan pemahaman makna yang terkandung di dalamnya. Kata-kata yang tertulis memiliki kekuatan untuk menghubungkan pepmbaca dengan ide, cerita, dan pengetahuan dari berbagai sudut pandang yang terkandung pada buku tersebut.
Sebagai pembaca, kita memiliki tanggung jawab untuk memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Dengan membaca, kita dapat
memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan berbahasa, dan menggali
pengetahuan dari berbagai sumber.
2. R. C. Anderson:
R. C. Anderson: dalam bukunya “Language Skill in Elementary Education” (1972), menggambarkan membaca sebagai melibatkan proses penyandian kembali (recoding) dan pembacaan sandi (decoding). Proses ini berhubungan dengan simbol atau bahasa tulis.
Mari kita telusuri lebih lanjut tentang konsep ini. Penyandian kembali (recoding) memahami pada kemampuan kita untuk mengubah simbol-simbol tertulis menjadi makna yang dapat kita pahami. Ketika kita membaca, kita menguraikan kata-kata dan kalimat menjadi konsep dan ide yang sesuai.
Sementara itu, pembacaan sandi (decoding) melibatkan pemahaman terhadap sistem simbolik yang digunakan dalam bahasa tulis. Kita harus mengenali huruf-huruf, kata-kata, dan tanda baca, serta memahami bagaimana kosakata dan gaya bahasa saling terkait untuk membentuk makna.
Dalam proses membaca, kita bukan hanya mengenali kata-kata
secara mekanis, tetapi juga memahami konteks dan makna di baliknya. Oleh karena
itu, kemampuan untuk melakukan penyandian kembali dan pembacaan sandi secara
efisien dalam menguasai keterampilan membaca.
3. Finocchiaro dan Bonomo:
Finocchiaro dan Bonomo: dalam bukunya “The Foreign Language Learner: A Guide for Teachers” (1973), memberikan pandangan yang menarik tentang membaca. Menurut beliau berdua, membaca adalah tindakan mengutip dan memahami makna dari bahasa tulisan.
Mari kita telaah lebih lanjut. Mengutip berarti mengambil atau mengeluarkan sesuatu dari suatu sumber. Dalam hal membaca, ini mengacu pada proses mengambil makna dari teks tertulis. Kita membaca untuk memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Memahami makna adalah langkah selanjutnya. Ini melibatkan pemahaman terhadap kata-kata, kalimat, dan kesesuaian secara keseluruhan. Pembaca bukan hanya menguraikan kata-kata secara terpisah, tetapi juga menghubungkannya menjadi suatu kesatuan yang bermakna.
Dalam proses membaca, kita berinteraksi dengan teks, mengaitkan informasi, dan membangun pemahaman. Oleh karena itu, membaca bukan hanya sekadar mengenali huruf-huruf, tetapi juga meresapi dan memahami pesan yang ingin disampaikan.
Definisi Finocchiaro dan Bonomo mengingatkan kita bahwa
membaca adalah keterampilan yang melibatkan pemrosesan latihan untuk memahami.
Dengan memahami makna di balik kata-kata, kita dapat menggali pengetahuan dan
memperluas wawasan kita.
4. Robert Lado:
Robert Lado: dalam bukunya “Early Reading” (1976), menggambarkan membaca sebagai proses memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Dalam pandangannya, membaca bukan hanya sekadar mengenali kata-kata, tetapi juga memahami bagaimana kata-kata tersebut membentuk makna.
Lado menekankan pentingnya melihat teks sebagai kesatuan yang lebih besar daripada sekadar kumpulan kata. Saat membaca, kita harus memperhatikan struktur kalimat, hubungan antara paragraf, dan konteks secara keseluruhan. Memungkinkan pembaca untuk menggali lebih dalam dan memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Dalam praktik membaca, kita sering menemui dengan berbagai jenis teks, mulai dari cerita fiksi hingga artikel ilmiah. Setiap teks memiliki gaya bahasa dan tujuan penulisan yang berbeda. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami gaya bahasa dan kesesuaian sangat penting agar pembaca dapat memahami makna yang lebih dalam dari teks tulisan tersebut.
Dengan memahami konsep yang diperkenalkan oleh Lado, kita
dapat mengembangkan keterampilan membaca yang lebih efektif dan mendalam.
Membaca bukan hanya tentang mengenali huruf-huruf, tetapi juga tentang memahami
makna di balik kata-kata.
5. P. D. Pearson dan D. D. Johnson:
P. D. Pearson dan D. D. Johnson: dalam buku “Teaching Reading Comprehension” (1978), mengajukan pandangan yang relevan tentang membaca. Menurut beliau berdua, membaca adalah praktik memahami tulisan untuk memperoleh makna.
Mari kita ketahui lebih lanjut tentang konsep ini. Menggunakan tulisan berarti kita bukan hanya sekadar membaca secara mekanis, tetapi juga merasa terhubung dengan tulisan untuk memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Dengan memahami pandangan Pearson dan Johnson, kita bisa
mengembangkan keterampilan membaca yang lebih baik dan efektif. Membaca bukan
hanya tentang mengenali huruf-huruf, tetapi juga tentang memperoleh makna dan
menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
6. Kolker:
Kolker: dalam pandangannya tentang membaca, menggambarkan membaca sebagai proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan menggunakan bahasa tulis. Definisi ini menyoroti aspek interaktif dan saling mempengaruhi dalam membaca.
Mari kita telaah lebih lanjut. Berikut adalah beberapa poin yang dapat kita ambil dari pandangan Kolker:
- Komunikasi: Membaca bukan hanya tentang menguraikan kata-kata, tetapi juga tentang berkomunikasi dengan penulis. Saat kita membaca, kita terlibat dalam dialog dengan teks yang ditulis oleh penulis.
- Bahasa Tulis: Kolker menekankan bahwa membaca melibatkan bahasa tulis. Kita harus memahami bagaimana kata-kata tertulis mengandung makna dan bagaimana penulis membentuk pesan yang ingin disampaikan.
- Hakikat Membaca: Kolker membagi hakikat membaca menjadi tiga aspek: afektif (emosional), kognitif (pemahaman), dan bahasa (keterampilan berbahasa). Ini menggarisbawahi keragaman membaca sebagai proses yang melibatkan lebih dari sekadar mengenali kata-kata.
- Interaksi: Membaca melibatkan interaksi antara pembaca dan tulisan. Kita memahami makna, menghubungkan informasi, dan merespons secara aktif terhadap apa yang kita baca.
Dalam praktiknya, kita sering berhadapan dengan berbagai jenis tulisan, mulai dari sastra hingga artikel ilmiah. Setiap teks memiliki tujuan komunikasi yang berbeda, dan sebagai pembaca, kita harus memahami konteks dan makna di balik kata-kata.
Dengan memahami konsep yang diperkenalkan oleh Kolker, kita
dapat mengetahui keragaman membaca dan melatih kemampuan membaca kita. Membaca
bukan hanya tentang mengenali huruf-huruf, tetapi juga tentang berdialog dengan
penulis dan memperoleh wawasan dari berbagai sudut pandang.
7. Gorys Keraf:
Gorys Keraf: dalam bukunya “Kosakata Bahasa Indonesia” (1996), menggambarkan membaca sebagai proses fisik dan mental yang memberikan makna pada simbol-simbol visual. Definisi ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana kata-kata tertulis dapat mengandung makna yang mendalam.
Mari kita telaah lebih lanjut tentang pandangan Keraf:
- Proses Fisik: Membaca melibatkan tindakan fisik, yaitu mengenali huruf-huruf dan kata-kata yang tertulis. Mata kita bergerak di atas halaman berisi tulisan, mengikuti urutan kata-kata.
- Proses Mental: Selain aspek fisik, membaca juga melibatkan proses mental. Kita harus memahami arti kata-kata, menghubungkannya dengan kesesuaian, dan membangun pemahaman.
- Simbol-simbol Visual: Kata-kata tertulis adalah simbol-simbol visual. Kita harus mengenali huruf-huruf, tanda baca, dan struktur kalimat untuk memperoleh makna yang diinginkan oleh penulis.
Dalam praktiknya, membaca adalah keterampilan yang kita
gunakan setiap hari. Kita membaca buku, artikel, pesan teks, dan banyak lagi.
Dengan memahami konsep yang diperkenalkan oleh Keraf, kita dapat menghargai
kompleksitas membaca dan mengasah keterampilan membaca kita.
8. Louise Rosenblatt:
Louise Rosenblatt: seorang ahli dalam bidang membaca, memperkenalkan konsep membaca sebagai proses transaksional. Mari kita telusuri lebih lanjut tentang pandangannya yang menarik ini.
- Proses Transaksional: Rosenblatt berpendapat bahwa membaca melibatkan interaksi antara pembaca dan tulisan. Ini bukan hanya tentang menguraikan kata-kata secara mekanis, tetapi juga tentang bagaimana kita membangun makna melalui interaksi dengan tulisan.
- Peran Pembaca: Rosenblatt menekankan bahwa pembaca memiliki peran serta dalam membentuk makna. Teks bukanlah entitas statis; makna terbentuk melalui interaksi pembaca dengan teks.
- Pentingnya Pengalaman: Bagi Rosenblatt, pengalaman membaca adalah unik dan pribadi. Setiap kali kita membaca, kita membawa diri kita sendiri ke dalam tulisan, dan makna terbentuk melalui pengalaman kita.
Dengan memahami konsep transaksional yang diperkenalkan oleh
Rosenblatt, kita dapat mengetahui keragaman membaca dan mengasah keterampilan
membaca kita. Membaca bukan hanya tentang mengenali huruf-huruf, tetapi juga
tentang berhubungan dengan tulisan, memahami makna, dan meningkatkan pemahaman.
9. Nurhadi:
Nurhadi: dalam bukunya “Membaca Cepat dan Efektif” (1987), menyatakan bahwa membaca adalah proses pengucapan lisan untuk mendapatkan isi yang terkandung dalam bacaan. Definisi ini menyoroti pentingnya menghubungkan antara kata-kata tertulis dengan pengucapan lisan.
Mari kita telaah lebih lanjut tentang pandangan Nurhadi:
- Pengucapan Lisan: Nurhadi berpendapat bahwa membaca melibatkan pengucapan kata-kata secara lisan. Itu berarti kita tidak hanya membaca dalam hati, tetapi juga mengucapkan kata-kata dengan suara.
- Isi Bacaan: Membaca bukan hanya tentang mengenali huruf-huruf dan kata-kata, tetapi juga tentang memahami isi yang ingin disampaikan oleh penulis. Kita membaca untuk memperoleh informasi, pengetahuan, atau hiburan.
- Kecepatan dan Efektivitas: Dalam bukunya, Nurhadi juga membahas teknik-teknik membaca cepat dan efektif. Termasuk strategi untuk mengenali kata-kata dengan lebih cepat tanpa mengorbankan pemahaman.
Dalam praktik membaca, kita sering berhadapan dengan berbagai jenis tulisan, mulai dari buku pelajaran hingga artikel berita. Kemampuan untuk mengucapkan kata-kata dengan benar dan memahami isi bacaan adalah keterampilan yang sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan literasi.
Dengan memahami konsep yang diperkenalkan oleh Nurhadi, kita
dapat melatih keterampilan membaca kita secara efektif. Membaca bukan hanya
tentang mengenali huruf-huruf, tetapi juga tentang menghubungkan antara
kata-kata tertulis dengan pengucapan lisan yang tepat.
Jadi, membaca bukan hanya sekadar menguraikan kata-kata,
tetapi juga melibatkan pemahaman, interpretasi, dan interaksi dengan tulisan.
Semua definisi dari para ahli diatas memberikan wawasan tentang pentingnya
membaca dalam kehidupan kita sehari-hari.