Asesmen formatif ibarat petunjuk pada kegiatan belajar mengajar. Asesmen formatif membantu guru dan murid untuk mengetahui arah dan tujuan, serta memberikan panduan untuk mencapai tujuan tersebut.
Berbeda dengan
asesmen sumatif yang dilakukan di akhir pembelajaran, asesmen formatif
dilaksanakan selama proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan utama asesmen
formatif adalah untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Bagaimana cara kerjanya?
Bapak atau Ibu Guru bisa menerapkan berbagai teknik asesmen untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan murid.
Informasi ini kemudian dianalisis untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan murid, serta masalah yang siswa hadapi ketika sedang belajar belajar.
Berdasarkan informasi tersebut, guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih efektif dan berpusat pada murid.
Artikel berikut akan menjelaskan kepada Anda tentang asesmen formatif dengan menghadirkan contoh-contoh menarik dan aplikatif.
Mari kita
simak bagaimana asesmen formatif mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan
membangun kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran.
Contoh Asesmen Formatif yang Menarik dan Efektif:
1. Observasi Langsung:
Amatilah dengan saksama tingkah laku, interaksi, dan keterlibatan siswa selama proses belajar mengajar.
Perhatikan bagaimana mereka
memahami materi, menyelesaikan tugas, dan bekerjasama dengan teman sekelas.
Catat pengamatan Anda dalam jurnal observasi untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan siswa.
Observasi langsung merupakan metode yang baik untuk memahami, mendukung, dan membimbing siswa dalam perjalanan belajar siswa. Dengan menerapkan observasi yang terencana dan sistematis,
Guru dapat melihat potensi setiap siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang optimal untuk semua. Observasi langsung merupakan proses yang berkelanjutan.
Lakukan
observasi secara konsisten dan gunakan temuan Anda untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi semua siswa.
2. Pertanyaan Lisan:
Ajaklah siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan lisan yang terarah dan sesuai dengan materi.
Pertanyaan
ini dapat diajukan sebelum, selama, atau setelah pembelajaran untuk mengukur
pemahaman siswa dan memicu diskusi kelas yang menarik.
Dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada waktu yang tepat, guru dapat membuat setiap siswa agar berpikir kritis, menemukan ide-ide baru, dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Hindari pertanyaan yang hanya
membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak". Gali lebih dalam
dengan pertanyaan terbuka yang membuat siswa agar berpikir kritis,
menganalisis, dan mengevaluasi. Contohnya:
- Menurut Anda, apa yang menyebabkan peristiwa ini terjadi?
- Bagaimana Anda menghubungkan konsep ini dengan situasi di dunia nyata?
- Apa argumen yang dapat Anda ejawantahkan untuk mendukung sudut pandang Anda?
- Pertanyaan apa yang masih Anda miliki tentang materi ini?
3. Kuis Singkat:
Buatlah kuis singkat yang terdiri dari beberapa pertanyaan pilihan ganda atau jawaban singkat untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja disampaikan.
Kuis ini dapat dilakukan secara online atau
offline dan hasilnya dapat dinilai dengan cepat untuk mengetahui bagian mana
yang perlu diperbaiki.
Buatlah kuis Anda terkait langsung dengan tujuan
pembelajaran yang ingin Anda capai. Pilihlah pertanyaan yang menilai pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep dadsar dan keterampilan yang penting.
Menyusun Pertanyaan yang Beragam:
Gunakan berbagai jenis pertanyaan dalam kuis Anda, seperti:
- Pilihan ganda: Cocok untuk menguji pengetahuan faktual dan pemahaman konsep dasar.
- Jawaban singkat: Meminta siswa untuk menjelaskan konsep dengan kata-kata siswa sendiri.
- Benar/Salah: Meminta siswa untuk menentukan apakah pernyataan benar atau salah.
- Mencocokkan: Meminta siswa untuk mencocokkan istilah atau konsep dengan definisi atau contohnya.
4. Lembar Kerja:
Berikan siswa lembar kerja yang berisi berbagai tugas seperti soal latihan, teka-teki, atau permainan edukatif untuk memahami pengetahuan siswa serta mengukur tingkat pemahaman mereka.
Lembar kerja dapat
dikerjakan secara individu atau kelompok dan hasilnya dapat dikoreksi
bersama-sama di kelas.
Dengan merancang lembar kerja yang menarik dan edukatif, guru dapat memicu pemikiran kritis, membangun kerjasama, dan membantu siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata.
Pertimbangkan tingkat kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa saat membuat lembar kerja.
Berikan pilihan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas dengan cara yang berbeda
dan berikan dukungan tambahan kepada siswa yang membutuhkannya.
5. Proyek Kelas:
Libatkan siswa dalam proyek kelas yang menantang dan relevan dengan kehidupan nyata. Proyek ini dapat mendorong kolaborasi, kreativitas, dan pemecahan masalah.
Guru dapat mengamati kinerja siswa selama proyek berlangsung
dan memberikan penilaian yang tepat untuk membantu mereka berkembang.
Dengan terlibat dalam proyek kelas, siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan penting seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi, dan kerjasama.
Bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang beragam dengan mempertimbangkan keterampilan, minat, dan gaya belajar mereka.
Doronglah siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama.
Berikan panduan dan dukungan yang jelas kepada
siswa selama proyek berlangsung. Pastikan setiap siswa memahami tujuan proyek,
harapan pembelajaran, dan tenggat waktu.
6. Portofolio:
Kumpulkanlah hasil karya siswa seperti esai, gambar, poster, atau presentasi ke dalam portofolio. Portofolio ini dapat menjadi bukti nyata kemajuan belajar siswa dan membantu siswa agar memahami perkembangan mereka sendiri.
Bekerja samalah dengan siswa untuk memilih karya yang akan dimasukkan
ke dalam portofolio. Ajak siswa untuk memilih karya yang mewakili kegiatan
belajar dari berbagai keterampilan, dan pencapaian terbaik siswa.
Minta siswa agar menulis kesimpulan untuk setiap karya yang mereka masukkan ke dalam portofolio. Kesimpulan tersebut dapat berisi:
- Proses pembelajaran: Bagaimana siswa mengerjakan tugas tersebut? Masalah apa yang siswa hadapi? Strategi belajar apa yang siswa gunakan?
- Kemajuan belajar: Apa yang siswa pelajari dari tugas tersebut? Bagaimana keterampilan mereka berkembang?
- Tujuan masa depan: Apa yang ingin siswa pelajari selanjutnya? Bagaimana siswa dapat meningkatkan pekerjaan mereka di masa depan?
7. Jurnal Belajar:
Doronglah siswa untuk menulis jurnal belajar mereka secara rutin. Jurnal ini dapat berisi pendapat setiap siswa tentang apa yang telah mereka pelajari, masalah yang dihadapi, dan strategi belajar yang mereka gunakan.
Guru dapat membaca jurnal ini untuk memahami proses belajar siswa dan
memberikan dukungan yang tepat.
Jurnal belajar seperti buku harian pribadi yang menjadi tempat bagi siswa untuk mencatat pemikiran, perasaan, dan pengalaman siswa selama proses belajar.
Bukan sekadar buku catatan biasa, jurnal belajar
merupakan cara untuk meningkatkan pemahaman, dan mengembangkan keterampilan
menulis.
Buatlah siswa untuk menulis dengan bebas dan terbuka dalam
buku jurnal belajar. Buat siswa merasa aman dan nyaman untuk mengekspresikan
ide-ide mereka tanpa rasa takut dihakimi.
8. Diskusi Kelas:
Fadilitas diskusi kelas yang terbuka dan interaktif untuk mendorong siswa saling bertukar ide dan pendapat.
Guru dapat bertindak sebagai fasilitator dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memancing pemikiran kritis dan mendorong siswa untuk belajar dari satu sama lain.
Ajukan pertanyaan yang terbuka dan menarik untuk mengawali diskusi kelas. Hindari pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak". Ajukan pertanyaan yang memicu siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, dan mengevaluasi.
Gunakan berbagai teknik untuk mendorong partisipasi aktif dari semua siswa. Hindari hanya fokus pada beberapa siswa yang aktif. Gunakan teknik seperti:
- Meminta siswa untuk mengangkat tangan sebelum menjawab pertanyaan.
- Memberikan waktu tunggu yang cukup bagi siswa untuk berpikir sebelum menjawab.
- Menggunakan alat bantu untuk memilih siswa secara acak agar menjawab pertanyaan.
- Membagi siswa menjadi kelompok kecil agar berdiskusi dan kemudian membagikan hasil diskusi mereka kepada teman kelas.
9. Penilaian Diri dan Teman Sebaya:
Mintalah siswa untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sebayanya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Penilaian ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengembangkan kemampuan siswa agar memberikan penilaian yang tepat.
Dengan melibatkan siswa dalam proses penilaian, guru dapat meningkatkan keterlibatan siswa selama pembelajaran, mengembangkan keterampilan meta-kognitif, dan mendorong siswa untuk mengambil alih tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Gunakan hasil penilaian diri dan penilaian teman sebaya setiap siswa untuk memandu pembelajaran Anda.
Bekerjasama dengan siswa untuk mengembangkan rencana
pembelajaran setiap siswa yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.
10. Tes Formatif Berkala:
Lakukan tes formatif secara berkala untuk mengukur kemajuan belajar siswa secara keseluruhan. Tes ini dapat mencakup berbagai format seperti pilihan ganda, jawaban singkat, esai, atau proyek.
Hasil tes ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menyesuaikan strategi pembelajaran.
Dengan menerapkan tes secara berkala, guru dapat
mengukur kemampuan belajar setiap siswa secara keseluruhan, mengetahui area
yang perlu diperbaiki, dan menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih efektif.
Asesmen formatif bukan hanya tentang memberikan nilai, tetapi lebih dari itu tentang memberikan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dengan menerapkan contoh-contoh asesmen formatif yang menarik dan efektif, guru dapat membantu siswa untuk mencapai potensi mereka dan mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.