Selamat dulu deh buat kalian yang barusan jadi pengantin baru. Seru kan? Sekarang udah ada yang nemenin , suap-suapan pas makan, saling ngasih perhatian serta saling melengkapi satu sama lain.
Eh tapiiii, masa-masa indah itu paling biasanya cuma sampe masa tiga bulan awal. Setelah itu mesti sadar masih hidup di dunia nyata. Mumpung masih baru suasana bulan madu-nya, buru-buru deh bahas keuangan pengantin baru.
Maklum deh, masalah uang bisa jadi pemicu konflik sama pasangan. Makanya perlu dibahas. Enaknya bahas sambil diskudi berdua sama pasangan. Kan asyik tuh!
Kenapa masalah uang wajib dibahas pengantin baru? Ya pastinya setelah status berubah jadi bapak dan ibu rumah tangga, otomatis bakal ada perubahan kebiasaan mengatur uang sendiri-sendiri jadi keroyokan bareng pasangan.
Ketika sudah menikah, diwajibkan untuk bersikap terbuka soal uang dengan pasangan. Semua mesti dibahas dengan rinci termasuk pemasukan atau pengeluaran baik kebutuhan pribadi maupun bersama. utamanya diawali dengan kondisi keuangan masing-masing. Berapa gaji, utang, tabungan, atau aset yang dimiliki.
Enggak perlu kikuk bahas beginian. Istilah tiada dusta di antara kita wajib diterapkan di sini. Lagi pula keterbukaan soal keuangan kepada pasangan adalah indikator kualitas hubungan yang sehat.
Yang tak kalah penting, setelah menikah maka secara otomatis
masa depan menjadi milik bersama. Termasuk juga mengambil keputusan keuangan
pun dilakukan bersama-sama. Entah itu beli rumah, kendaraan, biaya merawat
anak, asuransi keluarga, sampai berinvestasi.
Biar ngobrol sama pasangan enak dan smooth, silakan ikuti petunjuk di bawah ini.
Mau ngopi ada yang bikinin, mau makan ada yang masakin. Duh,
berasa jadi raja dan ratu ya hehe
1. Masalah Hutang
‘Uang mu adalah uang ku’. Itu hukum tak tertulis pasangan yang menikah. Tapi jangan lupakan juga hukum ‘Utang mu adalah utang ku.’ Itu baru adil namanya.
Artinya, terus terang soal utang bisa jadi topik pertama yang dibahas. Meski utang itu terjadi sebelum menikah, tapi tetap saja menjadi beban berdua ketika sudah berkeluarga.
Pembahasan utang menjadi penting mengingat bakal berdampak pada keuangan keluarga. Jauhi niat untuk menyembunyikan karena ada kemungkinan bakal bermasalah di kemudian hari.
Utang di sini bisa bermacam-macam. Mulai dari kartu kredit,
KTA (kredit tanpa agunan), sampai iuran arisan bulanan. Kemudian buatlah
konsensus bersama untuk menyelesaikan utang tersebut.
2. Rencana Beli rumah
Seorang istri tentunya ingin menjadi ratu di rumahnya sendiri. Tentu ini jadi menjadi kebutuhan utama jika pasangan memutuskan ingin tinggal di rumah orangtua sementara waktu.
Alhasil, penting sejak awal untuk membahasnya. Pikirkan juga kemampuan keuangan ketika memutuskan beli rumah baik secara kredit maupun tunai.
Jangan lupa masukkan kemungkinan kehadiran buah hati. Dikalkulasi sejauh mana dampak kehadiran buah hati terhadap kemampuan keuangan.
Mau punya momongan berapa? Satu? Dua? Tiga? Rencanakan
dengan matang ya!
3. Rencanakan jumlah buah hati
Program Keluarga Berencana (KB) esensinya bukan membatasi jumlah anak, tapi lebih pada tujuan agar kesejahteraan tercapai. Silakan saja punya anak banyak sepanjang ditopang dengan kemampuan finansial.
Sayangnya, tujuan finansial tak hanya berurusan dengan anak.
Masih ada tujuan lain yang hendak dicapai yang menuntut uang dalam jumlah
besar. Menentukan jumlah anak sejak dini pasti berpengaruh dengan tujuan
finansial yang lain.
4. Berinvestasi
Ini bisa jadi topik yang paling panjang bahasnya. Bisa jadi berhari-hari atau berminggu-minggu. Wajarlah mengingat pandangan cowok sama cewek beda soal investasi.
Kalau cewek rata-rata sih yang rada aman-aman saja. Misalnya beli emas, aset, atau investasi yang pasti-pasti tanpa risiko tinggi. Beda sama cowok yang mungkin suka dekat dengan risiko.
Jadi tinggal cari kesepakatan bersama saja soal ini. Ambil keputusan yang win-win solution. Toh hasil dan risiko dari investasi itu dinikmati dan ditanggung bersama.
Di samping itu, investasi juga bisa dimaksudkan sebagai
modal menikmati hari tua nanti bersama pasangan. Ya enggak!
5. Siapa yang bekerja
Hidup di kota besar kaya Jakarta, mau enggak mau mesti ditopang ‘dua gardan.’ Maksudnya suami dan istri mesti sama-sama kerja kalau ingin hidup makmur.
Laki-laki jangan merasa tersaingi ya kalau sang Istri juga bekerja, Topik ini juga bisa panjang bahasnya. Urusannya bukan sekadar berapa duit yang bisa dibawa pulang sehingga memudahkan tercapainya tujuan keuangan, tapi juga menyangkut hak dan kewajiban di rumah.
Kebanyakan sih istri yang mengalah. Berhenti dari pekerjaan
dan jadi stay at home. Cuma tuntutan kebutuhan akan kehidupan bersama bisa
diakali dengan menjadi mompreneur. Bekerja di rumah juga bisa menghasilkan duit
kok, bisa menjadi reseler serta dropshipper di toko online, mengikuti survei
online kaya YouGov dan Toluna, bisa juga mencari pekerjaan freelance disitus
kaya UpWork maupun Freelancer.
6. Pensiun
Setiap pasangan pasti ingin hidup bersama sampai kakek-nenek. Till dead do us apart, begitu kata judul lagu White Lion. Jadi, pasangan yang cerdas sejak awal sudah bahas ini.
Dari mana sumber dana untuk living cost ketika anak-anak sudah mandiri, apa saja yang ingin dilakukan di hari tua, dan lain sebagainya. Semuanya itu tentu menjadi tujuan finansial yang mesti dibahas sejak dini.
Kira-kira itu topik yang mesti diobrolkan dengan pasangan.
Jangan anggap ini obrolan berat. Santai dan tetap cair saja ketika berdiskusi.
Ketika ada perdebatan wajar. Toh ini sama saja menyatukan dua kepala yang
berbeda. Demikian artikel dari kami dengan judul diskusi keuangan buat pasangan
baru menikah dan terimakasih telah berkunjung dibloh kami.