Menjadi seorang pengajar bagi seorang guru mengajar membutuhkan kreativitas dan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang beragam dapat membuat siswa tidak bosan dan proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
Mari simak macam-macam model pembelajaran yang bisa Bapak
maupun Ibu Guru terapkan di kelas:
Model Pembelajaran Berpusat pada Siswa
Model pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered
learning) menempatkan siswa sebagai fokus utama dalam proses belajar
mengajar. Berbeda dengan model
tradisional yang berpusat pada guru, model ini menekankan pada keaktifan dan
partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
Tujuan Model Pembelajaran Berpusat pada Siswa:
- Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif
- Meningkatkan tanggung jawab dan kemandirian siswa
- Membantu siswa belajar secara aktif agar semangat saat mengikuti pelajaran di kelas.
Karakteristik Model Pembelajaran Berpusat pada Siswa:
- Siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran: Siswa buka hanya menerima materi pelajaran dari guru, tetapi juga mencari informasi, memecahkan masalah, dan membangun pengetahuan siswa sendiri.
- Guru bertindak sebagai pengajar: Guru membantu siswa dalam proses belajar, tetapi tidak memberikan semua jawaban.
- Pembelajaran berpusat pada kebutuhan dan minat siswa: Guru menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa.
- Penggunaan berbagai metode dan strategi pembelajaran: Guru menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran untuk menarik dari berbagai gaya belajar siswa.
Beberapa contoh model pembelajaran berpusat pada siswa:
- Pembelajaran Inquiry (Discovery Learning): Siswa secara aktif mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui proses membaca materi dengan buku dan pemecahan masalah.
- Pembelajaran Problem Based Learning (PBL): Model ini menggunakan permasalahan nyata sebagai titik awal pembelajaran. Siswa bekerja mandiri atau kelompok untuk mencari solusi.
- Project Based Learning (PjBL): Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar dalam jangka waktu tertentu. Model ini melatih keterampilan manajemen waktu, kerjasama, dan pemecahan masalah.
Manfaat Model Pembelajaran Berpusat pada Siswa:
- Meningkatkan hasil belajar siswa
- Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif
- Meningkatkan tanggung jawab dan kemandirian siswa
- Membantu siswa belajar secara aktif dengan saling berdiskusi
Model pembelajaran berpusat pada siswa adalah model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
mengembangkan berbagai keterampilan penting.
Namun, model ini membutuhkan waktu, persiapan, dan keterampilan khusus
dari guru dan siswa.
Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran
yang menekankan pada kerjasama dan saling berdiskusi antar siswa. Dalam model ini, siswa bekerja sama dalam
kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Melalui kerja sama ini, diharapkan siswa
dapat saling membantu dan belajar dari satu sama lain.
Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif:
- Ketergantungan Positif : Setiap sisea saling membutuhkan untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan seorang siswa bergantung pada keberhasilan kelompok.
- Tanggung Jawab Perseorangan : Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan pembelajaran anggota kelompok lainnya.
- Tatap Muka : Siswa dalam kelompok harus saling berinteraksi secara langsung untuk berdiskusi, berbagi informasi materi pelajaran, dan menyelesaikan tugas.
- Keterampilan Sosial : Siswa belajar dan mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi, kepemimpinan, dan negosiasi melalui kerja sama dalam kelompok.
- Evaluasi Kelompok : Kelompok secara berkala melakukan evaluasi terhadap proses belajar yang telah diterapkan sebelumnya.
Beberapa contoh model pembelajaran kooperatif:
- Student Teams Achievement Divisions (STAD): Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari berbagai kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Penilaian dilakukan setiap siswa, namun juga ada penghargaan untuk pencapaian kelompok.
- Teams Games Tournaments (TGT): Model ini menggunakan kompetisi antar tim untuk memotivasi siswa belajar. Siswa dalam tim saling membantu untuk mempelajari materi. Anggota tim kemudian diacak dan bertanding untuk mendapatkan skor. Penilaian didasarkan pada skor pertandingan dan pencapaian siswa.
- Think-Pair-Share (TPS): Siswa terlebih dahulu diberi pertanyaan satu per satu untuk dipikirkan. Kemudian, setiap siswa saling berdiskusi untuk menemukan jawaban. Terakhir, hasil diskusi tersebut dibagikan di depan kelas.
- Jigsaw: Model ini membagikan materi pembelajaran menjadi beberapa bagian. Setiap anggota kelompok kelas akan menguasai pada bagian tertentu. Kemudian, setiap siswa berbagi pengetahuan dengan teman kelompok yang mempelajari materi berbeda.
Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif:
- Meningkatkan hasil belajar siswa
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis ketika akan menyelesaikan masalah
- Meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi
- Meningkatkan motivasi dan sikap positif terhadap belajar
- Menumbuhkan rasa toleransi dan menghargai perbedaan
Tantangan Model Pembelajaran Kooperatif:
- Membutuhkan waktu dan persiapan yang dibanding jenis model belajar lainnya
- Memerlukan keterampilan khusus dari guru untuk memfasilitasi kerja kelompok
- Kemampuan siswa dalam kelompok bisa beragam sehingga perlu penyesuaian
- Dinamika kelompok terkadang bisa mengganggu jalannya pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang bisa
diterapkan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kerjasama siswa. Selain itu, model ini juga dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
Model Pembelajaran Lainnya
Selain model pembelajaran berpusat pada siswa dan
kooperatif, ada beberapa model pembelajaran lain yang bisa diterapkan oleh
Bapak maupun Ibu guru agar menciptakan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
menarik dan efektif. Berikut beberapa di antaranya:
1. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning - CTL):
- Konsep: Model ini menghubungkan konsep yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata siswa. Sehingga siswa dapat memahami manfaat dan pentingnya materi yang dipelajari.
- Kegiatan: Guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan nyata, seperti simulasi, studi kasus, dan project based learning. Siswa didorong untuk menerapkan pengetahuan masing-masing siswa untuk memecahkan masalah nyata.
- Manfaat: Siswa menjadi lebih memahami materi pelajaran, lebih termotivasi untuk belajar, dan dapat menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pembelajaran Ekspositori (Expository Learning):
- Konsep: Guru menyampaikan materi secara langsung melalui penjelasan, penyampaian materi, atau pemberian tugas. Model ini cocok untuk menyampaikan konsep dasar, informasi penting, atau langkah-langkah dalam suatu proses.
- Kegiatan: Guru menggunakan berbagai media pembelajaran seperti papan tulis, Slide powerpoint, video, dan lain-lain untuk membuat penyampaian materi menjadi lebih menarik. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat poin-poin penting.
- Manfaat: Model ini efektif untuk menyampaikan informasi dalam waktu yang singkat dan efisien. Cocok untuk mengenalkan konsep baru atau merangkum materi pelajaran. Namun sebaiknya dikombinasikan dengan model pembelajaran lain yang lebih aktif agar siswa tidak bosan.
3. Pembelajaran Kooperatif vs Kolaboratif:
- Persamaan: Kedua model ini sama-sama menekankan pentingnya kerja sama antar siswa dalam proses belajar mengajar.
Dengan memilih dan mengkombinasikan berbagai model
pembelajaran yang tepat, Bapak Ibu guru dapat menciptakan suasana belajar yang
menarik, efektif, dan menyenangkan bagi siswa.