Resign dari pekerjaan adalah keputusan besar yang gak bisa
diambil sembarangan. Keputusan ini sangat menentukan masa depan, terutama dari
sudut pandang finansial.
Keputusan ini mungkin tak terhindarkan ketika memang ada
sesuatu yang membuat kita merasa gak nyaman lagi bekerja. Tapi perasaan ini
terkadang menipu.
Jangan-jangan itu memang hanya perasaan alias masalah
kenyamanan itu dibuat-buat. Toh, bekerja menuntut kemampuan beradaptasi dan
berkompromi.
Jika belum berusaha lalu sudah bilang mau resign lantaran
gak nyaman, hati-hati. Keputusan  itu bisa mendatangkan risiko yang gak
main-main.
Berikut ini risiko resign yang mesti diketahui sebelum
mengambil keputusan tersebut:
1. Pendapatan hilang
Gak mau dong pendapatan hilang, hidup butuh uang bro!
Jika resign sebelum mendapatkan pekerjaan baru, artinya siap
hidup prihatin. Sebab, tak ada lagi pemasukan rutin berupa gaji seperti sedia
kala.
Itu artinya, rencana anggaran bulanan mesti diubah. Yang tak
punya rencana, lebih gawat. Mending bikin rencana finansial dari sekarang jika
serius mau memperhatikan masa depan.
2. Kantor baru mungkin gak lebih baik
Niatnya pengin cari tempat kerja dengan kondisi lebih baik,
eh, malah mendapat sial. Karena dikejar keinginan untuk mendapat pemasukan,
bisa-bisa kita malah asal milih tawaran pekerjaan.
Mungkin gaji di tempat baru lebih tinggi. Tapi suasana
kerjanya ternyata sangat gak kondusif, misalnya ada gap antara senior dan
junior.
Kalau kantor baru enak sih asyik ya, kalau gak enak?
Atau tempat yang baru lebih jauh dari hunian, sehingga
ongkos dan waktu yang dihabiskan lebih banyak. Ini juga mesti diperhitungkan
ketika hendak memutuskan resign dan cari kerjaan baru.
3. Luntang-lantung
Disarankan untuk berburu lowongan sebelum memutuskan resign.
Sebab, jika resign tanpa punya rencana untuk mendapat penghasilan baru, itu
adalah tindakan nekad.
Bisa dibayangkan betapa menyiksanya menunggu waktu panggilan
wawancara setelah memasukkan lamaran. Belum lagi harus menunggu proses
rekrutmen yang bisa makan waktu sampai sebulan lamanya.
Bila resign untuk beriwirausaha, harus sudah ada rancangan
usaha yang akan dijalankan, misalnya lokasi, bujet, dan program promosi.
Syukur-syukur usaha udah jalan sebelum resign.
Reisgn lalu buka usaha boleh kok, sekecil apapun hehehe
seperti misal buka usaha makanan kecil-kecilan.
Atau kalo engga bisa mencari penghasilan tambahan lewat
plathform online atau istilah sekarang dikenal sebagai pekerjaan remotejob.
4. Kehilangan peluang
Ini terutama berlaku buat mereka yang udah kerja lama lalu
memutuskan resign begitu saja. Pekerja yang telah lama dijalani dan
berprestasi, tentunya peluang untuk naik jabatan lebih besar.
Misalnya sudah bekerja lebih dari 10 tahun. Seharusnya
hal-hal yang dipandang sebagai batu ganjalan dalam karier bisa diatasi demi
kelanjutan karier. Namun bukan berarti yang udah lama kerja gak boleh resign.
Jika sudah memikirkan matang-matang, keputusan itu tentu
bisa diambil. Hanya, ingat juga soal uang pensiun. Perusahaan umumnya
memberlakukan pemberian dana pensiun dari masa kerja.
Jika sudah berusia 40 tahun lalu pindah kerja, berarti masa
kerjanya hingga pensiun pada umur 60 tahun tinggal 20 tahun. Jadi, uang pensiun
yang diberikan hanya senilai dengan 20 tahun masa kerja itu.
Yang namanya peluang jangan sampai dilewatkan kalau gak mau
menyesal
Ini uang pensiun dari kantor sendiri, ya. Bukan dari iuran
wajib pemerintah seperti BPJS Ketenagakerjaan.
Empat poin di atas merupakan risiko resign yang banyak
dialami orang-orang. Meski begitu, gak lantas resign itu hanya mendatangkan
risiko.
Dengan resign dan memulai karier baru, mungkin saja peluang
maju lebih besar.Zona nyaman memang kadang perlu ditinggalkan untuk mengejar
peluang.
Karena itulah keputusan resign memerlukan alasan dan rencana
ke depan yang matang. Tanpa kedua hal itu, risiko resign sudah siap menanti di
depan mata.