“Kerja kok pindah-pindah terus, rugi,” begitu nasihat mama
ketika tahu anaknya, mau pindah kerja lagi. Sejak lulus kuliah 4 tahun lalu,
sudah 3 Perusahaan yang ia masuki.
Sebagai fresh graduate, dia diterima kerja di suatu
perusahaan media. Tapi dia gak betah. Lalu dia melamar ke perusahaan otomotif,
dan diterima. Namun sama seperti pekerjaan sebelumnya, hanya setahun dia
bertahan.
Pekerjaan terakhir ia jalani di suatu badan usaha milik
negara. Ajaibnya, pekerjaan yang didambakan semua orang ini pun ditinggalkan
setelah 2 tahun masa kerja.
Pantas saja ibunya ngedumel gak keruan. Tapi Tomi punya
alasan tersendiri kenapa susah menemukan karier yang tepat. Alasan itu tentu
dia sendiri yang tahu, karena dialah yang menjalani pekerjaan tersebut.
Berikut ini ada beberapa alasan yang membenarkan kenapa kita
susah menemukan karier yang tepat. Bisa jadi alasan Tomi ada di dalam daftar
ini:
Cari tahu dulu kenapa bos bisa marah-marah terus. memang
karena kinerja kita yang kurang maksimal atau karena wataknya si Bos saja?
1. Bos mempunyai sifat tempramen
Tahu dong VOC, perusahaan dagang milik Belanda yang memulai
menjajag ke Indonesia ratusan tahun lalu. Pemimpin VOC saat itu terkenal galak.
Yang menjadi tujuannya hanya gimana caranya mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya.
Gak peduli meski dengan cara lewat kerja paksa para bawahan,
termasuk rakyat jelata. Ini bisa juga terjadi di lingkungan kerja masa kini.
Bos yang lebih mirip dengan majikan ,bersikap seenaknya sendiri sama karyawan.
Para karyawan disuruh kerja macam-macam, bahkan melebihi jam
kerja dan jobdesk pekerjaan. Tapi, hasilnya dia klaim. Kinerja karyawannya gak
sedikit pun diapresiasi.
2. Beda pendapat
Mungkin pada suatu pekerjaan gajinya lumayan. tempatnya pun
dekat dengan rumah. Tapi, prinsip perusahaan yang berbeda dengan karyawan bisa
menjadi penghalang.
Ketika perusahaan meminta kita melakukan sesuatu yang
melanggar prinsip pribadi, sudah. pasti susah untuk membangun karier selamanya
di tempat kerja seperti itu.
3. Sakit-sakitan
Gak peduli seberapa besar gajinya, kalau pekerjaan malah
bikin kita jadi sakit, bahkan stres, ya wasalam. Walau perusahaan memberikan
jaminan kesehatan, tetap saja kesehatan itu mahal harganya.
Biaya perawatan boleh diganti. Tapi waktu yang hilang untuk
berobat? Siapa yang mau ganti?
Karena gak nyaman jadi sering sakit-sakitan deh. Atau emang
cuma alasan buat bolos aja? Hehehe
4. Gak tahan dengan rekan kerja
ketika sedang bekerja tentunya membutuhkan kerjasama team.
Tapi bila rekan kerja itu tidak cocok dengan kita, apa mau buat? Apalagi jika
dia lebih senior.
Yang menjadi pilihan tentunya menerima kenyataan dan
bertahan atau keluar dan bebas dari penderitaan. Bisa jadi milih bertahan, tapi
mau sampai kapan?
5. Galau
Ada lho, orang yang udah kerja berbulan-bulan tapi masih
bingung dengan kerjaannya. Bukan gak ngerti, melainkan galau menetapkan apakah
pekerjaan itu betul sesuai dengan keinginannya.sesuai kah dengan passionnya,
Passion memang kadang susah didapatkan. Meski sebenarnya
passion bisa ditemukan di mana saja, termasuk di tempat kerja yang baru
dijalani.
6. Keterampilan yang belum berguna
Orang punya skill public speaking, tapi disuruh kerja entry
data. Ya, tersiksa. Pekerjaan itu dirasa gak tepat karena kemampuannya seperti
gak diakui.
Jadi, gak ada salahnya pilih tempat kerja lain yang cocok.
Tempat kerja yang bisa mengakomodasi keterampilannya.
7. Gaji Sedikit
Gaji yang sedikit bisa membuat kita berencana mau keluar.
Kenapa dulu nerima kerjaan itu tapi, ya? Mungkin memang gajinya besar menurut
kita.
Tapi, bila dibandingkan dengan gaji rata-rata profesi di
luar sana, ternyata kecil gajinya. Jadinya nyesel, pengin keluar.
8. Berubah pikiran
Awalnya bersemangat berangkat kerja. Tapi saat sudah
berjalan sebulan-dua bulan, ada yang terasa kurang pas. Akhirnya merasa
pekerjaan itu gak tepat, entah apa alasannya.
Kalau sudah begitu, yang jadi pilihan hanya keluar. Meski
sebetulnya masih bisa dikoreksi dulu apa yang salah.
Sebenarnya, gak ada salahnya pindah-pindah tempat kerja.
Tapi, seperti kata ibunya Tomi, kita bisa rugi sendiri. Sebab, masa kerja akan
mempengaruhi besaran duit pensiun dari kantor.
Selain itu, kita harus terus-menerus beradaptasi dengan
lingkungan baru. Tahu-tahu usia sudah kepala 4 saja. Namun posisi masih staf.
Kalau bisa lama bertahan di satu tempat kerja, bukan
mustahil kita sudah naik jabatan. Meski bisa juga malah karier stagnan lantaran
kerja gak sepenuh hati.