Menurut penuturan kebanyakan orang bila diawal masa
pernikahan katanya akan merasakan momen kebahagiaan bersama berdua diawal
masa-masa membangun mahligai rumah tangga, tapi setelah dijalani kok rasanya
goyang melulu, terkadang juga terjadi cek-cok ,"wajarlah saat
diawal-awal" . Hmm..Jangan-jangan ada yang salah ketika mengelola keuangan
rumah tangga.
Duit memang bukan segalanya tapi segalanya butuh uangkan
hehe. Orang bisa happy,bahagia,senang saat megang duit, karena kebutuhan
dasarnya terpenuhi dan ga stres mikir keuangan. Bisa juga sebaliknya.
Sekali saja menganggap remeh urusan duit, siap-siap mahligai
rumah tanggamu terombang-ambing kayak kapal diterpa badai. Iya kalau kemudian
bisa terselamatkan. Kalau akhirnya rumah tangga hancur?
Jangan sampailah, ya. Makanya, ada beberapa hal agar pengelolaan keuangan rumah tangga selalu sehat. Simak selengkapnya di bawah ini:
Sudahkah kita mengelola keuangan sendiri
Sebelum ikut mengelola keuangan rumah tangga, lihat dulu.
Bisa gak kita mengelola keuangan sendiri. Saat sudah berumah tangga, segala
urusan di dalamnya menjadi tanggung jawab bersama. Jadi, gak bisa misalnya
istri bertugas mengelola keuangan, suaminya cari duit. Mungkin istri memang
tugas utamanya mengelola keuangan. Tapi, suami tetap harus melakukan kontrol.
Begitu pula sebaliknya. Penghasilan suami-istri gede, tapi percuma kalau gak
ada manajemenkeuangan yang tepat, Karena itulah kita mesti memastikan bahwa
mengelola keuangan kita udah mumpuni. Gak lucu dong keuangan sendiri gak diatur
tapi mau mengelola keuangan rumah tanga, yang tentu tanggujawabnya juga lebih
banyak.
Buatlah catatan keuangan terperinci
Dalam sehari saja, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
sehari-hari pastinya akan mengeluarkan uang, baik saat berbelanja ,membayar air
atau listri juga pulsa dan lain sebagainya, nominal uang yang dikeluarkan memang tidak terlalu
besar. Jumlah uang yang kecil ini sering kali lupa tidak tercatat. Padahal,
berapa pun jumlahnya harus wajib dicatat agar bisa memantau keluar masuknya
uang sehari-hari. Untuk memudahkan pencatatan untuk mengelola uang rumah tangga
sehari-hari bisa memakai aplikasi seperti bukukas atau moka.
Pisahkan rekening terpisah antara tabungan dan pengeluaran
Ketika mengelola keuangan rumah tangga yang satu ini wajib
untuk diterapkan. Jangan sampai menggunakan uang yang disimpan dalam rekening
tabungan dan pisahkan sejumlah untuk untuk rekening pengeluaran rumah tangga
Anda. Memisahkan Rekening tabungan dengan pengeluaran akan membantu Anda lebih
disiplin ketika menyimpan atau akan menggunakan uang.
Maukah pasangan sama-sama terbuka
Mau nikah, artinya mau sama-sama terbuka. Termasuk ketika
mengelola keuangan. Berapa gajinya, punya utang gak. Mantan pacarnya berapa,
eh, ini gak perlu. Suami-istri mestinya susah-senang ditanggung bersama. Kalau
ada utang, ya diceritakan saja. Terus cari solusi bersama biar sama-sama enak.
Bukan malah ditutup-tutupi. Sikap baru terbuka begitu ada debt collector datang
menagih bawa pentungan. Telat deh. Daripada pakai satu kepala, kan lebih baik
berpikir dengan dua kepala. Siapa tahu mentok di satu kepala, kepala yang lain
memberikan solusi. Asal jangan gontok-gontokan saja. Sikap terbuka ini mesti
dibarengi dengan sikap mau mengalah. Makanya, komunikasi mesti dijalankan
dengan baik agar gak timbul salah paham. Saatnya mikirin investasi masa depan
juga dong
Punya rencana investasi masa depan
Saat memadu kasih, kecenderungannya adalah duit habis karena
dipakai buat beli ini-itu buat memenuhi kebutuhan rumah tangga tentunya. Coba
deh bertindak out of the box. Ketika pacaran, ngirit sengirit-ngiritnya! Nanti,
duitnya bisa dipakai bersama saat berumah tangga. Termasuk buat biaya nikah,
yang saat ini wow banget apalagi di kota besar. Itulah salah satu bentuk
investasi buat rumah tangga. Selain itu, susun rencana mau investasi apa saja
ketika berumah tangga. Tabungan saja gak cukup. Coba investasi reksa dana, atau
emas yang paling simpel, bisa juga kalo punya tabungan lebih ga salah buat
mencoba investasi property. Itu kalau situ serius nikah, ya.
Jangan sampai hutang
Saat mengelola keuangan rumah tangga, yang paling tepat
sebenarnya yaitu jangan sampai mengambil hutang. Sebab, tagihan serta wajib
membayar hutang bisa menjadi beban yang membuat keuangan rumah tangga
bermasalah. Namun, ada beberapa faktor yang mau tidak mau untuk mengambil
hutang. Untuk solusinya, jika kepepet mengambil hutang, dipakai untuk kebutuhan
pokok sehari-hari namun tidak bisa dipenuhi dalam waktu singkat. misalnya,
kredit motor atau mobil. selain itu, jangan sampai mengambil hutang. Setelah itu, yang bisa Anda lakukan agar mengelola
keuangan dengan baik yaitu menjaga rasio utang Anda. kewajiban Anda untuk membayar hutang jangan sampai melebihi 30 persen dari
pendapatan gaji Anda perbulan. jika lebih dari itu, keuangan rumah tangga bisa
bermasalah.
Mau mengambil keputusan bersama
Hal-hal yang menyangkut rumah tangga mesti diputuskan
bersama. Bukan sepihak oleh kita, apa pun alasannya. Diskusi soal keuangan
diperlukan agar kelak langkah yang diambil bisa dipertanggungjawabkan bersama
pula. Gak mau dong, misalnya, istri marah-marah gara-gara suami beli gadget
baru gak omong-omong.
contoh simpelnya. Yang lebih parah, suami pinjam duit gak
pakai diskusi. Duitnya lenyap, gak bisa bayar. Istri bisa-bisa minggat.
Cara Mengatasi Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga
Kesalahan atau belum bijak ketika mengelola uang adalah hal yang tidak terhindarkan. Apalagi dalam rumah tangga.
Daripada fokus sama masalah, lebih baik lakuin hal-hal
dibawah ini. Biar ke depannya tidak mengulang kesalahan yang sama dan keutuhan
rumah tangga tidak terganggu karena mempunyai masalah soal uang.
1. Diskusi Bareng
Saat ada masalah keuangan, masing-masing jangan malah kabur-kaburan tidak jelas. Duduk bareng, ambil momen yang pas untuk bicara serius empat mata bareng pasangan. Menenangkan pikiran satu sama lain, tidak saling menyalahkan atau ngelakuin hal-hal lain yang cuma bakal bikin keadaan makin buruk.
Jangan malas dan sok sibuk, diskusi empat mata juga penting
,Telusuri sumber yang menjadi perrmasalahan lalu mulai mencari beberapa solusi
– bersama.
2. Cek Kondisi Keuangan
Langkah selanjutnya sudah pasti cek kondisi keuangan. Berapa tabungan yang tersisa atau ada dana lain. Transparan satu sama lain, sudah bukan masanya main rahasia-rahasiaan soal keuangan masing-masing.
Coba cek lagi mungkin ada aset yang masih berharga untuk ditukar dengan uang, seperti emas atau elektronik baru. Tapi, jangan gelap mata dan menjual semua lalu perabotan rumah jadi kosong melompong.
Jangan semua barang rumah dijual ya ,Kalau emang
memungkinkan, cari jalan untuk menambah sumber penghasilan. Suami misalnya bisa
mengambil kerjaan transportasi online atau istri selain kerja kantoran bisa
jualan online. Apa saja deh yang penting halal.
3. Membuat Komitmen
Tinjau catatan yang sudah dibuat di atas, saling berdiskusi dan buat komitmen bersama. Termasuk salah satunya melakukan penghematan alias menekan ego masing-masing.
Contohnya, tidak usah pakai asisten rumah tangga, menghemat
penggunaan listrik rumah tangga hingga ngurangin frekuensi jalan-jalan.
4. Praktekan
Semua rencana dan komitmen di atas bakal cuma jadi wacana belaka dan tidak akan menyelesaikan masalah jika tidak dieksekusi.
Emang sih praktek sering tidak seindah teori. Usaha dulu
sebelum bilang tidak mungkin. Jangan pesimis dan kalah sebelum berperang.
5. Saling Mengingatkan
Sudah jadi kewajiban untuk pasangan agar saling mengingatkan ketika salah satu mulai melanggar komitmen yang sudah disepakati. Gak boleh ada yang bawa perasaan alias baper. Harus menerima demi kepentingan bersama dan keutuhan rumah tangga.
Pas mau belanja kebutuhan dapur dilarang sama suami tidak boleh, cemberut bahkan sampai ngambek pulang ke rumah orangtua.
Wajar dan mendasar banget kok kalau dalam pernikahan itu wajib punya komunikasi dua arah dan keterbukaan. Kedewasaan berpikir, berkata-kata dan bertindak pastinya tidak boleh ketinggalan.
Gak sedikit permasalahan uang dalam rumah tangga berujung
perpisahan dan kehancuran. Duh, jangan sampai deh kita mengalaminya. Jaga dan
sayangi keluargamu. Masalah itu harus dihadapi, bukan dihindari.
Itulah cara mengelola keuangan rumah tangga. semoga jangan
sampai menyepelekan tips diatas agar tidak menanggung risikonya.
Dasar rumah tangga gak hanya cinta kasih. Lebih dari itu,
mengelola keuangan rumah tangga yang baik dan benar dibutuhkan agar
keharmonisan rumah tangga bisa terjaga.
Toh, banyak suami-istri yang bisa hidup bersama hingga maut
memisahkan walau serba terbatas. Jadi, ingat, banyaknya duit bukanlah ukuran
langgeng-tidaknya pernikahan.
Mengelola keuangan, itu jauh lebih penting. Coba tanyakan ke
orang tua bagaimana mereka mengarungi masa-masa pernikahan hingga serenta itu.
Mungkin ada ide yang bisa kita gali dan terapkan untuk rumah tangga kita
sendiri.