Dalam
mengelola keuangan perusahaan, menyusun laporan arus kas menjadi langkah
penting untuk memahami aliran uang tunai dari berbagai aktivitas bisnis.
Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat laporan arus kas
dengan mudah:
1. Menentukan Saldo Awal dengan Presisi
Langkah
pertama dalam menyusun laporan arus kas adalah menetapkan saldo awal dengan
cermat. Proses ini membutuhkan ketelitian dalam memeriksa laporan laba rugi
periode sebelumnya. Saldo awal kas dan setara kas (cash equivalents) adalah
pijakan yang krusial untuk menilai kesehatan finansial perusahaan pada awal
periode laporan.
Dalam
menentukan saldo awal, pastikan untuk mencermati setiap transaksi yang
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan. Langkah ini menjadi lebih krusial
ketika Anda menerapkan metode tidak langsung dalam menyusun laporan arus kas,
karena saldo awal akan membantu menganalisa arus kas dari aktivitas
operasional.
Sumber
informasi yang paling andal adalah laporan laba rugi. Dengan memahami laporan
ini dengan seksama, Anda bisa memahami informasi yang berkaitan dengan saldo
awal. Pastikan bahwa setiap item tercatat dengan benar dan bahwa tidak ada
transaksi yang terlewat.
Penting juga
untuk mengingatkan bahwa jika Anda menggunakan metode langsung, informasi
tentang saldo awal mungkin tidak begitu diperlukan. Namun, kehati-hatian selalu
menjadi kunci untuk memastikan bahwa semua tahapan yang relevan tercakup dalam
laporan arus kas.
Sehingga,
dengan menentukan saldo awal dengan tepat, Anda telah menyusun laporan arus kas
yang akurat dan dapat diandalkan, yang pada akhirnya akan menjadi panduan
ketika mengelola keuangan perusahaan dengan efektif.
2. Menghitung Arus Kas dari Kegiatan Operasional
Setelah
menetapkan saldo awal, langkah berikutnya dalam menyusun laporan arus kas yang
bijak adalah menghitung arus kas dari kegiatan operasional. pada tahap ini
sangat penting karena memberikan gambaran seberapa besar uang tunai yang
dihasilkan atau digunakan oleh perusahaan melalui aktivitas bisnisnya. Dua
metode yang dapat diterapkan yaitu metode langsung dan tidak langsung,
menawarkan pemahaman yang berbeda namun sama-sama informatif.
Metode Langsung:
Pada
pendekatan ini, seluruh transaksi yang melibatkan uang tunai, baik yang dibayar
maupun diterima selama periode pelaporan, dicantumkan secara rinci. Hal ini
memberikan gambaran langsung tentang sumber dan penggunaan uang tunai dari
operasional perusahaan.
Metode Tidak Langsung:
Metode ini
memulai perhitungan dari laporan laba rugi dan laba bersih. Meskipun dapat
terasa lebih tidak langsung, metode ini menghasilkan angka yang sama dengan
metode langsung. Ini melibatkan penyesuaian pada laba bersih untuk mendapatkan
arus kas bersih dari operasional.
Untuk
memahami lebih baik, perhatikan contoh laporan arus kas aktivitas operasional
berikut ini:
Laporan Arus Kas (Metode Langsung):
Penerimaan
Kas dari Pengguna Produk: Rp9.000.000
Pembayaran
Kas ke Vendor: Rp3.000.000
Biaya
Operasional Perusahaan: Rp2.000.000
Total Arus
Kas dari Aktivitas Operasional: Rp4.000.000
Menghitung
arus kas dari operasional dengan seksama memberikan pemahaman lebih lanjut
tentang kinerja bisnis inti perusahaan. memahami seberapa efisien
dan berkelanjutan operasional perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif.
Dengan memperhatikan metode yang sesuai dengan konteks bisnis, Anda dapat
menilai dengan akurat kontribusi operasional terhadap kesehatan keuangan
perusahaan.
3. Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Langkah
ketiga dalam penyusunan laporan arus kas adalah menghitung arus kas yang
terkait dengan aktivitas investasi. Fokus utama pada tahap ini adalah merinci
pergerakan uang tunai yang dihasilkan atau digunakan oleh perusahaan melalui
pembelian dan penjualan aset jangka panjang, seperti fasilitas, peralatan, dan
properti.
laporan arus
kas aktivitas investasi hanya mencakup kegiatan investasi yang melibatkan uang
tunai, dan tidak mencakup transaksi yang melibatkan utang. Proses ini
memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana perusahaan mengelola
investasi dalam aset yang dapat berdampak jangka panjang.
Mari lihat
contoh laporan arus kas aktivitas investasi berikut:
Laporan Arus Kas Aktivitas Investasi:
Kas dari
Penjualan Aktiva Tetap: Rp5.000.000
Kas untuk
Pembelian Aktiva Tetap: -
Total Arus
Kas dari Aktivitas Investasi: Rp5.000.000
Dalam contoh
ini, perusahaan telah menerima Rp5.000.000 dari penjualan aset tetapnya. Tidak
ada pengeluaran untuk pembelian aset baru pada periode pelaporan tersebut.
Melalui
perincian ini, perusahaan dapat menilai keberhasilan dan strategi investasi.
Apakah penjualan aset menghasilkan aliran kas positif ataukah pembelian aset
baru menjadi investasi yang menguntungkan?
Dengan
merinci aktivitas investasi dengan hati-hati, perusahaan bisa membuat keputusan
yang lebih informatif mengenai alokasi sumber daya dan mengoptimalkan
portofolio investasinya. juga menjadi dasar untuk memahami dampak
jangka panjang dari keputusan investasi terhadap posisi keuangan perusahaan
secara keseluruhan.
4. Menghitung Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Langkah
keempat dalam menyusun laporan arus kas adalah menghitung arus kas yang terkait
dengan aktivitas pembiayaan. Fokus pada tahap ini adalah melihat secara detail
arus kas yang masuk dan keluar yang berkaitan dengan pendanaan perusahaan.
termasuk arus kas dari utang, pembiayaan ekuitas, serta pembayaran kembali
utang kepada kreditur atau investor.
Mari simak
contoh laporan arus kas aktivitas pembiayaan:
Laporan Arus Kas Aktivitas Pembiayaan:
Kas dari
Penjualan Saham: Rp4.000.000
Kas dari
Penjualan Investasi: -
Pengurangan
Kas Dividen: Rp1.000.000
Total Arus
Kas Pendanaan: Rp3.000.000
Dalam contoh
diatas, perusahaan berhasil mendapatkan Rp4.000.000 dari penjualan sahamnya.
Sebaliknya, mereka mengalami pengurangan kas sebesar Rp1.000.000 untuk membayar
dividen. Tidak ada kas yang diperoleh atau dihabiskan melalui penjualan
investasi.
Dengan
merinci aktivitas pembiayaan, perusahaan dapat mengevaluasi sejauh mana mereka
memanfaatkan sumber dana dari luar dan bagaimana perusahaan mengelola kebutuhan
pendanaan. Pertimbangan seperti peningkatan modal melalui penjualan saham,
pembayaran dividen, atau penggalangan dana melalui pilihan pendanaan lainnya
menjadi fokus dalam analisis laporan arus kas.
5. Menentukan Saldo Akhir
Langkah
terakhir dalam menyusun laporan arus kas adalah menentukan saldo akhir, sebuah
langkah kritis yang memberikan gambaran keseluruhan tentang posisi keuangan
perusahaan pada akhir periode pelaporan. Pada titik ini, kita menggabungkan
semua informasi yang terkandung dalam laporan arus kas untuk mencapai pemahaman
yang lengkap dan menyeluruh.
Saldo akhir
kas dan setara kas adalah hasil akhir akumulasi arus kas dari aktivitas
operasional, investasi, dan pembiayaan. Informasi ini memberikan pemahaman
tentang seberapa baik perusahaan mengelola uang tunai dan sejauh mana posisi
keuangannya kuat atau memerlukan penyesuaian.
Mari simak
proses penentuan saldo akhir dalam konteks laporan arus kas:
Contoh Penentuan Saldo Akhir:
Setelah
menghitung arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan, kita
dapat menentukan saldo akhir sebagai hasil dari penjumlahan arus kas bersih
dari ketiga aktivitas tersebut.
Contoh:
Arus Kas
Bersih dari Operasional: Rp4.000.000 (Contoh Metode Langsung)
Arus Kas
Bersih dari Investasi: Rp5.000.000
Arus Kas
Bersih dari Pembiayaan: Rp3.000.000
Total Arus
Kas Bersih: Rp12.000.000
sejauh mana
perusahaan berhasil mengelola sumber daya finansialnya. Apakah ada kelebihan
uang tunai yang dapat diinvestasikan, atau apakah perusahaan menghadapi
kebutuhan pendanaan tambahan?
Dengan memahami posisi keuangan akhir ini, perusahaan dapat merencanakan strategi keuangan jangka panjang, menganalisa peluang investasi, atau membuat keputusan tentang alokasi sumber daya.

