Bagaimana menurut pendapat moh ali tentang sejarah sebagai peristiwa

 

Bagaimana menurut pendapat moh ali tentang sejarah sebagai peristiwa

Salah satu tokoh yang memberikan sumbangan pemikiran penting dalam bidang sejarah di Indonesia adalah Mohammad Ali (Moh. Ali). Beliau dikenal sebagai sejarawan Indonesia yang memberikan pemahaman mengenai hakikat sejarah dari berbagai sudut pandang, salah satunya adalah sejarah sebagai peristiwa.

 

Konsep Sejarah Menurut Moh. Ali

Moh. Ali mengemukakan bahwa sejarah dapat dipahami dalam tiga pengertian utama, yaitu:

  • Sejarah sebagai peristiwa (event),
  • Sejarah sebagai kisah (story), dan
  • Sejarah sebagai ilmu (science).

 

Ketiga pengertian ini saling berhubungan dan membentuk suatu kesatuan dalam memahami hakikat sejarah secara utuh. Namun, di antara ketiganya, sejarah sebagai peristiwa menjadi landasan, sebab tanpa adanya peristiwa, sejarah tidak bisa menjadi objek kajian.

 

 

Sejarah sebagai Peristiwa yang Terjadi di Masa Lampau

Menurut Moh. Ali, sejarah sebagai peristiwa merupakan segala kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Setiap peristiwa sejarah memiliki tempat, waktu, dan pelaku yang jelas, serta meninggalkan dampak terhadap kehidupan manusia. 


Dengan demikian, sejarah sebagai peristiwa adalah sesuatu yang objektif dan empiris, karena benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan melalui berbagai sumber sejarah, seperti dokumen, artefak, maupun kesaksian.

 

Peristiwa sejarah tidak bersifat imajiner atau rekaan, melainkan kejadian faktual yang ada buktinya. Misalnya, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah peristiwa sejarah yang terjadi di tempat dan waktu tertentu, serta memberikan dampak besar bagi bangsa Indonesia. 


Demikian pula dengan peristiwa seperti Pertempuran Surabaya 10 November 1945 atau Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, yang menjadi bagian dari sejarah bangsa.

 

 

Karakteristik Sejarah sebagai Peristiwa

Dari pendapat Moh. Ali, terdapat beberapa ciri khas yang menandai sejarah sebagai peristiwa, yaitu:

Bersifat faktual

Artinya, peristiwa sejarah benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan melalui sumber-sumber sejarah yang autentik.

Bersifat unik

Setiap peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak akan pernah terulang. Misalnya, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hanya terjadi satu kali dalam sejarah bangsa Indonesia.

Bersifat empiris

Sejarah sebagai peristiwa didasarkan pada pengalaman manusia yang terekam dalam fakta-fakta sejarah, bukan mitos atau legenda.

Bersifat dinamis dan kausalitas

Setiap peristiwa sejarah ada sebab dan akibat. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah tidak tunggal, melainkan rangkaian kejadian yang saling berhubungan dalam konteks waktu dan ruang.

 

 

Hubungan Sejarah sebagai Peristiwa dengan Dua Aspek Lainnya

Moh. Ali tidak memisahkan antara sejarah sebagai peristiwa, kisah, dan ilmu, karena saling berkaitan. Sejarah sebagai peristiwa merupakan objek material dari kajian sejarah, sedangkan sejarah sebagai kisah adalah hasil interpretasi sejarawan terhadap peristiwa tersebut, dan sejarah sebagai ilmu adalah metode sistematis yang digunakan untuk meneliti dan menafsirkan fakta-fakta sejarah.

 

Tanpa adanya peristiwa, sejarawan tidak memiliki bahan untuk dikisahkan atau dianalisis. Sebaliknya, tanpa adanya kisah dan metode ilmiah, peristiwa sejarah tidak akan dapat dipahami.

 

 

Makna Sejarah dari Pendapat Moh. Ali

Pendapat Moh. Ali mengajarkan bahwa manusia perlu menyadari keberadaan masa lalu sebagai realitas yang membentuk masa kini dan masa depan. Dengan memahami sejarah sebagai peristiwa nyata, seseorang dapat:

  • Menghargai perjuangan dan pengalaman generasi sebelumnya.
  • Mengambil pelajaran dari keberhasilan dan kegagalan masa lalu.
  • Mengembangkan kesadaran historis (historical awareness) untuk membangun masa depan yang lebih baik.

 

Oleh karena itu, memahami sejarah bukan hanya berarti mengetahui apa yang telah terjadi, tetapi juga menyadari peristiwa sejarah bagi kehidupan manusia saat ini.

 

 

Secara keseluruhan, menurut Moh. Ali, sejarah sebagai peristiwa adalah segala kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Sejarah sebagai peristiwa bersifat faktual, unik, empiris, dan memiliki hubungan sebab-akibat. Pemahaman ini menjadi dasar penting bagi penulisan sejarah dan pengembangan ilmu sejarah.

 

Pandangan Moh. Ali menegaskan bahwa sejarah bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan peristiwa yang harus dikaji dengan kesadaran ilmiah. Dengan memahami sejarah sebagai peristiwa, kita dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai perjuangan dan kebangsaan dari peristiwa-peristiwa bersejarah di masa lampau.

LihatTutupKomentar