Busana yang digunakan dalam tari akan selalu mengacu pada ....
a. Keinginan
penonton
b. Keinginan
penari
c. Bentuk
dan tema tari
d.
Kemungkinan pesan yang disampaikan
Jawaban: c. Bentuk dan tema tari
Busana tari
telah mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
budaya, nilai, dan tujuan pertunjukan tari. Namun, di antara semua aspek yang
mempengaruhi pemilihan busana tari, faktor yang paling utama adalah bentuk dan
tema tari.
Mengapa Bentuk dan Tema Tari Menjadi Acuan ?
Setiap tari memiliki struktur dan tema yang menjadi dasar dalam perancangan. Bentuk tari merujuk pada struktur gerak yang dilakukan oleh penari, sementara tema tari berkaitan dengan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton.
Busana harus
selaras dengan kedua aspek tersebut agar tidak hanya mendukung keindahan
tarian, tetapi juga memperkuat pola gerak dan makna yang ingin disampaikan.
Sebagai contoh, dalam tari klasik seperti Tari Bedhaya dari Keraton Yogyakarta, busana yang digunakan adalah kebaya panjang dengan kain batik yang anggun. Busana tari tidak hanya mencerminkan nilai tradisional tetapi juga menyesuaikan dengan gerakan tari yang lembut dan berkesan sakral.
Sebaliknya, dalam tari
kontemporer yang lebih eksperimental, busana bisa lebih fleksibel, menggunakan
bahan yang memungkinkan kebebasan gerak lebih luas.
Selain itu,
warna, motif, dan bentuk busana juga dipilih berdasarkan makna simbolis yang
melekat pada tarian. Dalam Tari Barong dari Bali, misalnya, busana yang
menyerupai singa dengan bulu panjang melambangkan keberanian dan kekuatan.
Tanpa busana ini, makna dan esensi dari tarian akan sulit tersampaikan.
Membandingkan dengan Pilihan Jawaban Lain
Jika kita
mempertimbangkan jawaban lain yang mungkin, ada beberapa alasan mengapa kurang
tepat dibandingkan dengan bentuk dan tema tari:
Keinginan Penonton (a)
Meskipun selera penonton bisa menjadi pertimbangan dalam beberapa kasus, hal ini bukan faktor utama dalam pemilihan busana tari. Sebuah tarian diciptakan dengan konsep yang jelas dan matang, dan busana dipilih untuk mendukung konsep tersebut,
bukan untuk menyesuaikan dengan selera subjektif penonton. Jika
busana hanya didasarkan pada preferensi penonton, maka bisa terjadi pergeseran
makna dan hilangnya nilai artistik yang ada pada tarian.
Keinginan Penari (b)
Seorang penari tentu memiliki preferensi pribadi dalam hal kenyamanan dan estetika, tetapi keputusan akhir terkait busana tari tidak hanya berdasarkan keinginan penari. Busana tari dirancang oleh koreografer dan perancang busana untuk mendukung bentuk dan tema tari secara keseluruhan.
Misalnya, dalam tari klasik
seperti Tari Legong, penari mungkin lebih nyaman dengan pakaian modern yang
ringan, tetapi tetap harus mengenakan kemben dan kain songket Bali agar tetap
selaras dengan pakem tradisional.
Kemungkinan Pesan yang Disampaikan (d)
Memang benar bahwa pesan yang ingin disampaikan dalam tari menjadi faktor penting dalam pertunjukan, tetapi pesan bisa disampaikan melalui kombinasi antara gerakan, ekspresi wajah, musik, dan juga busana. Namun, pesan dalam tari tidak bisa tanpa mempertimbangkan bentuk dan tema tarian.
Sebagai contoh, dalam Tari
Saman, busana yang dikenakan adalah baju adat khas Aceh, bukan hanya untuk
menyampaikan pesan budaya tetapi juga menyesuaikan dengan bentuk tari yang
banyak mengandalkan gerakan tangan yang seragam dan cepat.
Busana bukan hanya sekadar dekorasi, tetapi merupakan bagian dari keseluruhan pertunjukan. Pemilihan busana yang tepat memastikan bahwa gerakan tari dapat dilakukan dengan optimal dan makna yang ingin disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh penonton.
Oleh karena itu, busana tari akan selalu mengacu pada bentuk dan
tema tari, bukan semata-mata berdasarkan keinginan penonton, penari, atau pesan
yang ingin disampaikan tanpa mempertimbangkan struktur tari.